Alfredo

6 1 0
                                    

Hari ini aku tidak masuk kantor seperti biasanya, aku sempatkan membenahi rumah bersama Adel. Anakku yang bungsu sudah siap dengan baju jumpsuitnya dengan atasan kaos tangan panjang, dia masih menggeluti program yayasan valentino milik mendiang kakeknya. Sejak sepeninggal beliau, Cat yang menjadi penerus yayasan sosial kami karena kedua kakaknya lebih berminat didunia hiburan dan model. Aku berharap pada Cat untuk melanjutkan kuliah namun sampai saat ini dia masih menolaknya dengan alasan membantu sesama itu lebih mulia dari gelar apapun. Entahlah apa yang ada dipikirannya, dia sama sekali tidak mau meneruskan karirku sebagai pengacara atau menjadi pebisnis seperti papanya, padahal kesempatan itu selalu ada untuknya. Begitupun anakku yang pertama dan kedua, mereka lebih memilih tinggal di negeri paman Sam, meniti karir di dunia hiburan dan mendalami akting dan model.

Aku berharap diusiaku yang menginjak kepala lima, aku ingin berkumpul bersama anak-anakku sambil menunggu masa pensiunku yang tinggal beberapa tahun lagi. Aku berharap sangat pada Anna agar segera mendapatkan jodohnya dan Matt memperkenalkan pacarnya, tapi harapanku entah kapan akan terlaksana mengingat kondisi Anna yang saat ini sedang labil, namun watak keras kepalanya masih saja ada.

Terdengar suara bel pintu berkali-kali namun tidak ada yang membukanya, aku melangkahkan kaki menuju pintu utama, perlahan kubuka pintu, betapa kaget dan bahagianya aku melihat sosok dibalik pintu, seseorang yang telah lama tidak kulihat. Aku memberikan senyuman dan memperhatikan dia dari atas sampai bawah, dia masih seperti dulu hanya saja rambut gondrongnya dipotong sehingga dia terlihat sangat dewasa.

"Alfredo..." aku menyapanya.

"Tante." Dia langsung memelukku.

Kami bercengkrama cukup lama karena dia sudah sangat lama sekali tidak mengunjungi rumah ini sejak break dengan Anna.

Alfredo menceritakan kehidupannya sejak dia ditinggal pergi oleh istrinya, dia benar-benar jatuh dan mengawalinya lagi dari nol. Kedua orangtuanya yang tinggal di Milan sudah tiada, dia berdua bersama adiknya merintis usaha fashion dan kuliner. Aku terharu mendengar kegigihan Alfredo yang berjuang dari keterpurukan sampai dia bisa mandiri.

"Maaf tante, aku terlalu banyak bercerita." Dia menatapku. Aku langsung menyeka butiran bening yang ada dimata.

"Aku bangga padamu Alfredo."

"Oya, kudengar katanya Anna tinggal disini?"

"Oh ya, satu bulan kemarin dia ada di Venice dan Milan, lalu dia pergi lagi ke NY."

"Aku turut berduka atas kepergian kakek Valentino."

"Thanks."

"Lalu bagaimana dengan kehidupanmu sekarang?"

"Aku masih trauma dengan wanita yang baru kukenal."

"Semoga kau mendapatkan wanita yang mencintaimu dengan sepenuh hati."

"Tante, bisakah Anna memaafkan kesalahanku tempo dulu?"

"Apa maksudmu?" Alfredo tersipu malu. Dia rupanya ingin kembali meniti hubungannya yang dahulu pernah ada dan membuka kembali lembaran baru bersama Anna. Namun Cristhine tidak yakin bisa membantu Alfredo karena kondisi Anna yang sekarang sedikit tertutup untuk hal pasangan.

Tbc
----

The Curse Of LoveOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz