Part 4 (Our Time)

17 0 0
                                    


Logie Pov

Pukul 07.10 am aku keluar kamar dengan celana pendek diatas lutut dan kaos T-shirt sambil menenteng handuk menuju ruang olahraga. Aku memulai aktifitas pagi dengan peralatan fitnes yang tersedia. Di sana sudah ada Lucas yang memang dari tadi sedang ngegym.

"Hi Boy, are you okay?" Tanya Lucas yang sedang mengangkat barbel berukuran 5 kg.

Aku hanya melipatkan bibir bagian bawah menarik barbel yang lumayan berat.

"Bagaimana syutingmu hari ini?"

"Hari ini aku break." Jawabku santai.

"Sepertinya hari ini akan menjadi harimu bermalas-malasan boy." Lucas pergi menuju Mama yang dari tadi terlihat menyiapkan sarapan.

15 menit berlalu, aku masih di ruangan olahraga. Mama terdengar memanggil anak-anaknya untuk sarapan pagi. Hari ini Papa sedang keluar kota, beliau ada pertemuan dengan para dokter spesialis di Kanada.

"Sayang,,, ayo kita sarapan dulu." Mama memanggil anak-anaknya

"Iya ma..." teriak Lian. Aku yang sudah berdiri di ambang pintu melihat Lian bergegas turun dari lantai dua kamarnya, dia masih mengenakan baju tidurnya yang berwarna ungu bermotif bear dengan rambut pirangnya yang di ikat acak, terlihat jelas dia baru bangun tidur. Sementara Lucas terlihat asyik menyantap sarapannya.

"Sayang, kenapa kamu masih di situ? Ayo kita sarapan bersama." Mama memanggilku.

Aku berjalan mendekati meja makan. Ku tuang segelas air putih sambil ku perhatikan wajah Lian yang memang menurutku benar-benar aneh.

"Hey lihat, wajahmu gak jauh beda dengan panda di Zoo." Aku menyeringai.

"Hei boy,, tak bisakah pagi ini kamu bilang cantik padaku?." Nadanya terdengar ketus.

"Apa!...." Aku memuncratkan air yang sedang ku minum. "Kenyataannya kamu pagi ini mirip panda kok."

"You are a sucks!"

Aku hanya tertawa kecil sambil menghabiskan sisa minumku. Dia beranjak dari tempat duduknya. Dia terlihat mengerucutkan mulutnya dan menatap sinis ke arahku. Pagi ini aku sudah memulai keisenganku pada Lian, dan sukses membuat dia marah. Cukup lucu memang. Mama tidak tinggal diam, lalu dia menahan Lian yang hendak pergi.

"Sayang, kamu mau kemana? Sarapanmu belum habis."

"Males ngelanjutin Ma.." Matanya melirik ke arahku.

Mama membujuk Lian agar mau sarapan lagi, akhirnya dia luluh juga. Aku menatap Lian tersenyum tanpa celotehan yang menyinggungnya lagi.

"Logie, kamu jangan begitu pada kakakmu."

"Yes Mom..." Aku melirik ke arah Lian. Dia masih tetap cemberut. Aku berdiri mendekati kursi yang di duduki Lian dan ku cium pipinya, semoga dengan ini dia bisa berbaikan denganku.

"Maafkan aku kakakku yang cantik.."

Lian langsung mengusap bagian pipinya yang ku cium.

"Males aku pagi-pagi di cium kamu."

"Sudah-sudah jangan diperpanjang. Kalian ini seperti anak kecil saja." Mama menengahi.

"Kamu jangan marah-marah terus, nanti cepat tua lho." Aku tersenyum sambil berlalu.

Ku ceburkan diri ke kolam renang yang ada di samping ruang makan. Sepertinya tanpa menceburkan diri, otakku masih terasa penuh dengan rutinitas kemarin atau mimpi yang tidak jelas semalam.

"Hei Boy, ponselmu berdering.." Terlihat bayangan Lucas menghampiriku. Aku memunculkan kepalaku ke permukaan.

 Aku memunculkan kepalaku ke permukaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Curse Of LoveWhere stories live. Discover now