Part 2 (Something Silly)

15 2 0
                                    


Anna Pov

Setengah jam yang lalu Anna sudah sampai di apartemennya. maklum dia tinggal sendiri, kedua orangtuanya tinggal di Italia, Ayahnya bernama Richard seorang pengusaha di bidang otomotif, sedangkan ibunya Crishtine adalah lawyer. Anna mempunyai dua adik bernama Matthew dan Catharine yang biasa di panggil Cat. Sebagai anak sulung, Anna tidak terpaku keuangan pada orangtuanya, karena memang dari kecil dia sudah di biasakan mandiri.

"Today is bad day." Aku menggerutu sendiri. Aku masih jengkel atas kejadian di lokasi syuting. Ku ambil segelas air putih kemudian aku rebahkan tubuhku di atas kasur.

Jam weker berdering berarti waktu menunjukkan pukul 08.00 am. Aku terbangun mengerjap-ngerjapkan mata, ku kuncir rambutku dan tak lupa kuminum air putih kemudian melakukan morning yoga seperti biasanya. Aku tidak pernah absen untuk melakukan olahraga itu,aku sudah sangat jatuh cinta padanya, karena menurutku selain bisa membuat tubuh tetap bugar,yoga juga dapatmembuat pikiranku tenang . Selesai yoga aku bergegas mandi, sambil bersiap untuk ke loksyut, kuminum secangkir teh hijau pahit dan semangkuk oatmeal bertabur buah berry dan apel. Tiba-tiba ponselku berdering...

"Hallo sayang, apakah kamu sudah siap?" Tanya seseorang di telpon.

"Hampir mau berangkat." Sambil ku seruput teh hijau.

"Ok, i'm waiting you." Jawabnya.

Aku langsung pergi menuju loksyut yang lumayan agak jauh dari apartemenku. Ku pacu Pajero sport putihku agak cepat, supaya cepat sampai ke loksyut. Di dalam mobil aku masih sempat membuka naskah yang akan harus ku baca, karena aku nggak mau kesalahanku sampai terulang lagi, apalagi ini janjiku sama om Fred.

***

"Hai sayang, sorry ya aku nggak bisa jemput kamu ke rumah, coz you know i'm tired." Managerku bernama Gwenn memelukku.

Sebenarnya namanya Glenn berhubung dia agak sedikit kemayu, dia merubah sendiri namanya menjadi Gwenn, dia terlihat nyaman dengan nama barunya. Entah apa yang ada di benaknya sampai bangga dengan nama barunya. Bagiku nama pemberian dari orangtua itu lebih berarti dan bermakna, karena mereka memberiku nama pasti ada terselip sebuah do'a baik untukku. Meski begitu Gwenn adalah cowok yang baik yang aku kenal, meskipun terkadang sikapnya membuatku agak sedikit risih.

"Kalau kamu lelah kenapa kamu ke sini?" Aku melepaskan pelukannya.

"Kamu nggak suka bertemu denganku Anna?"

Matanya membulat, kedua tangannya memegang wajahku. Terlihat ada sedikit genangan air di kedua bola matanya. Kulepaskan kedua tangannya yang masih memegang wajahku, ku tatap dia dan aku tersenyum.

"Gwenn aku sayang kamu dan aku senang kamu ada di sini."

"Ooh.. thanks baby,I love you." Dia kembali memelukku.

Aku hanya hanya tersenyum manis sambil membalas pelukan Gwenn.

Di seberang sana Logie tampak memperhatikan perangai Anna dan Gwenn. Sambil menyipitkan matanya dia seperti menyimpan sesuatu di hatinya.

***

Sutradara berkata "Oke semuanya sudah siap? Percy, Annabeth, Grover kalian sekarang take."

"Jadi menurutmu apa arti dari mimpiku itu?" Tanya Percy sambil menatap tajam Annabeth, "Apakah itu sebuah misi lagi?"

"Aku berpikiran sepertinya akan ada demigod yang mati sebelum usianya enam belas tahun." Jawab Annabeth.

"Lantas siapa?" Percy terlihat penasaran.

"Sebaiknya kita tanya pada Chiron, mungkin dia bisa memberi petunjuk tentang ramalan dari Rachel Dare, dan kita cari tahu kelemahan kronos." sahut Annabeth.

The Curse Of LoveWhere stories live. Discover now