Selama diperjalanan tidak ada perbincangan, mereka sama sama terdiam.

"Makasih." ucap Sasa lalu turun dari motor Reyhan dan pergi masuk kedalam rumah.

"Baru pulang bagus! abang nungguin kamu sampe sore kamu malah main. Dari mana kamu?" tanya Diko dingin saat sasa memasuki ruang tamu.

Sasa terkejut, "Ma--maaf abang.. Sasa sekolah, tadi abis pulang sekolah Sasa pergi ke mall sama temen temen Sasa." ucap Sasa menunduk takut.

"Kenapa gak kabarin abang?" tanya Diko datar.

"Kata Rey, Rey udah ngabarin abang.." cicit Sasa pelan, Diko hanya diam lalu berjalan memasuki kamarnya.

Brak!
Pintu kamar ditutup dengan kasar.

"Sasa kalo pergi bilang dulu, kasian abang nungguin Sasa sampai sore di sekolah." ucap Imel lembut.

"Maaf mama." ucap Sasa menunduk.

"Udah udah masuk kamar langsung mandi." ucap Fernan.

"Iya papa." ucap Sasa lalu memasuki kamarnya.

Sasa masuk kedalam kamar dan meletakan makanan di meja belajar nya lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri sesudah mandi Sasa menuju kamar Diko.

Tok tok tok

"Abang buka, ini Sasa." Sasa mengetuk pintu kamar Diko.

"Abang, Sasa masuk ya? iya." ucap Sasa bertanya lalu menjawab sendiri.

Sasa membuka pintu kamar Diko terlihat Diko sedang menyumput dibalik selimut.

"Abang!"

"Abang.." rengek Sasa.

"Abang ih, Sasa nangis nih hiks.. hiks.." ucap Sasa menangis membuat Diko menghela nafas lalu membuka selimutnya.

"Maaf in Sasa, Sasa janji Sasa gak gitu lagi.." ucap Sasa, Diko menatap Sasa lalu membawa Sasa kepelukan nya.

"Jangan kayak gitu lagi abang khawatir." Diko mengelus kepala Sasa membuat Sasa mengangguk nurut.

"Sasa tadi kemana?" tanya Diko.

"Sasa ke mall, Sasa nonton bioskop terus Sasa potong rambut sama perawatan." ucap Sasa menjelaskan.

"Sama siapa?"

"Sama Nita, Luna, Rey, Bagas, Perong." ucap Sasa polos menguraikan pelukannya.

"Perong?" tanya Diko bingung Sasa mengangguk.

"Temennya Rey." ucap Sasa membuat Diko menggangguk mengerti.

"Abang, Sasa beli makanan untuk abang!"

"Untuk abang?" tanya Diko dengan mata berbinar binar.

"Iya." Sasa mengangguk polos.

"Makasi, tau aja abang lagi laper." Diko memeluk Sasa, Sasa hanya tertawa.

"Burger 1 buat sasa, 1 buat abang." Sasa membagikan makanan nya.

"Katanya buat abang." Diko mendengus.

"Ya enggak lah! 1 ayam buat mama, 1 ayam buat papa, 2 ayam buat abang, 1 ayam buat Sasa." ucap Sasa cengengesan.

"Kentang?" tanya Diko.

"Buat abang." ucap Sasa lalu berlari turun kebawah menuju ruang tamu.

"Mama, papa!" teriak Sasa membuat orang tuanya terlonjak kaget.

"Astaga!" ucap Imel terkejut.

"Ini ayam 1 buat mama, 1 buat papa, oke?" ucap Sasa menyerahkan ayam yang ia pegang lalu berlari masuk ke kamar Diko membuat orang tuanya melongo.

"Ajaib anak gue!" Fernan menggeleng sedangkan Imel hanya tertawa pelan.

"Ayo nonton dikamar Sasa!" ucap Sasa menarik tangan Diko, Diko hanya menurut.

Mereka menonton dikamar Sasa, Sasa menonton sambil memakan kentang Diko membuat Diko mendengus.

"Katanya buat abang tapi malah kamu makan." ucap Diko kesal membuat Sasa menoleh dengan wajah polos.

"Oh iya! Sasa lupa hehe." ucap sasa lalu menyerahkan kentang goreng yg ia pegang ke Diko membuat Diko menggeleng.

"Suapin!" ucap Diko membuka mulutnya seperti anak kecil membuat Sasa tertawa.

"Abang, besok Sasa mau kepantai boleh gak?" tanya Sasa.

"Ikut!"

"Gak boleh ini untuk anak muda bukan anak tua, wlee." Sasa memeletkan lidahnya.

"Abang gak tua, tau!" Diko tak terima membuat Sasa tertawa.

"Boleh ya abang!"

"Iya iyaaa."

"Yeay, sayang abang!" Sasa memeluk Diko.

"Udah ah tidur udah malem."

"Abang bobo sini aja sama Sasa ya?" Sasa merengek.

"Emang." ucap Diko menyelimuti Sasa.

"Good night princess abang," ucap Diko mengecup kening Sasa.

"Good night abang Sasa!" ucap Sasa memeluk Diko.

"Good night abang Sasa!" ucap Sasa memeluk Diko

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
My Prince Boy [TERBIT]Where stories live. Discover now