18. AURORABOREALIS • PERTOLONGAN ANGEL ALGER

Start from the beginning
                                    

"Oh gitu, terus apa! Inget! Lo lagi nggak bareng sama Bos lo yang tolol itu," ledek Theodoric diiringi tawa meremehkan.

"Terus kenapa?! Lo pikir gue takut!"

"Oh lo nantangin! Lo nggak takut bakal pulang nama aja?"

"Jangan pernah anggap gue sesepele itu Theodoric Nakamaru!"

Bugh!

Satu tinjuan dari Ganendra mengenai rahang Theodoric. Membuatnya tersungkur ke jalan.

"BANGSAT LO!" geram Leon sambil mengayunkan tendangan pada dada Ganendra.

"Jangan anggap sepele Dalton! Sangat begitu mudah Dalton menghancurkan Kingston, apalagi manusia tulang belulang kayak lo!" hardik Leon

Seketika Ganendra dikeroyok oleh 12 anggota Dalton yang secara tiba-tiba turun dari motornya.

Segala tinjuan. Tendangan dan umpatan di keluarkan oleh anggota Dalton.

"Cih! Nggak usah sok berani nantangin Dalton! BANCI!" ucap Theodoric seraya memukul wajah Ganendra.

Srett!

Kriett!

Terdengar decitan antara ban dan aspal dihadapan ke 14 motor Dalton, membuat perkelahian itu terhenti.

"BANCI!"

Kata itu keluar dari seorang perempuan yang mengendarai motor besar hitam biru itu. Berpakaian serba hitam, tak lupa masker hitam menghiasi wajahnya.

Dia Angel Alger.

"Angel Alger," gumam anggota Dalton.

"Kalian bilang dia banci! Terus apa kabar kalian yang main keroyokan! Banci bukan!" ucapnya dingin namun menusuk.

"Mau apa lo kesini? Angel Alger?" tantang Theodoric.

"Wah Bos gila! Dia nggak tau apa gimana bahayanya berurusan sama Angel Alger," bisik anggota Dalton.

"Iya tuh kalo nanti Alaska tiba-tiba muncul gimana?"

"Gue belum mau mati, apalagi ada Elang! Gangster itu kan bahaya dia psycho."

"Duh gila tuh Theodoric."

Perempuan itu melepas helm fullfacenya, menampilkan rambut biru gelapnya yang menawan.

"Udah berapa kali Dalton dapat peringatan dari Alger," sarkasnya.

"Dalton nggak takut sama peringatan bodoh itu! Lo pikir Alger apa Ha! Sebuah geng yang perlu dihormati gitu!"

"Alger nggak pernah minta untuk dihormati! Tapi Alger cuma minta supaya Dalton memahami peringatan Alger! Ini demi kebaikan semua"

"Kebaikan apa! Sejak kapan Alger baik! Bahkan anggotanya semua psychopath!"

Bugh!

Satu tinjuan mengenai rahang Theodoric.

"Jaga mulut lo bangsat!" geram perempuan itu.

Theodoric tersenyum miring. "Nggak nyangka ternyata Angel Alger sangat agresif."

"Gue nggak akan menjadi agresif kalo ngga ada yang mengusik orang-orang terdekat gue!"

"But remember darling, lo itu cewek! Ingat batasan sebelum nanti lo ditumbangkan!"

"Benar-benar pemikiran yang tolol!"

Terjadi perkelahian antara keduanya. Tidak ada yang berani memisahkan. Mereka takut terkena masalah dengan Alger.

"You look terrible!" sarkas perempuan itu.

Menekan kaki kanannya keras-keras di dada Theodoric—cowok itu terlentang—terkapar di jalan dengan banyak luka ditubuhnya.

"Bit-bitch," rintih Theodoric.

Perempuan itu semakin menekan pijakan kakinya.

"Don't talk to much Theodoric Nakamaru! Inget! Lo diambang kehancuran!"

Setelah itu dia memapah tubuh Ganendra dan membawanya ke motor besar hitam birunya, khas anak Alger.

Motor besar itu membelah jalan raya menuju sebuah klinik tak jauh dari tempat perkelahian bersama Dalton.

"Sebaiknya lo obati dulu luka lo disini! Urusan motor, lo punya temen kan? Suruh dia ambil motor lo," ucap perempuan itu.

"Thanks."

"Ya."

Seketika juga perempuan itu melesat pergi.

🌈🌠

"Lo serius Angel Alger yang nolongin lo?" tanya George.

Inti Kingston sekarang tengah berada di rumah Ganendra. Setelah mengobati lukanya dia memang langsung menghubungi George. Dan disinilah mereka sekarang, bersama inti Kingston lainnya.

"Iya. Nggak nyangka bakal ditolong sama orang misterius kayak dia" jawab Ganendra, "tapi kok gue merasa dia itu beda, nggak kayak Seina ya?"

"Beda gimana maksud lo?" tanya Alister.

"Dia kayak bukan Seina. Cewek feminim macam Seina masa bisa numbangin Theodoric."

"Jangan memandang orang hanya dari yang tampak dari luarnya aja," sahut Sean.

"Ya enggak gitu Sean. Beneran beda sumpahlah. Sayangnya dia pakai masker sih."

"Gue juga masih memikir dua kali kalo Angel Alger itu beneran Seina apa bukan. Rasanya nggak mungkinlah," sahut George.

"Apa dia beneran tulus nolongin lo?" pertanyaan Borealis sukses membuat keempatnya menoleh.

"Maksud lo Bos?" bingung Alister.

"Apa kalian nggak mikir. Kenapa tiba-tiba dia nolongin Ganendra? Sebelum ini dia nggak pernah muncul secara tiba-tiba kalo ada insiden kayak gini," jelas Borealis.

"Kok lo mikirnya negatif terus sih Bos? Emang menurut lo ada orang yang ngga tulus nolongin, tapi dia dengan baik nganterin ke klinik," sewot George.

"Gue heran aja sama orang itu."

Sean menepuk bahu Borealis, "harusnya lo nggak mikir kayak gitu, harusnya lo berpikir bagaimana cara berterimakasih sama dia karena udah nyelamatin Ganendra."

"Bener tuh Bos," setuju Ganendra.

"Gimanapun juga kita berhutang budi sama dia," timpal Alister.

Borealis terdiam.

"Apa kita datengin markas Alger? Sekalian memastikan kalo Angel Alger itu Seina apa bukan?" saran Ganendra.

"Lo gila! Bahkan masalah kita sama Alaska belum kelar," sahut Alister.

"Terus gimana dong? Gue kan mau balas budi sama dia, misalnya aja makan gitu, holiday gitu."

George langsung menoyor kepala Ganendra. "Itu sih modusnya lo!"

"Hehehe, ya nggak apalah. Lagian gue rasa dia cantik deh. Auranya udah kepancar"

"Aura apaan?"

"Aura aura calon jodoh abang Ganendra Putra."

"BACOT!"

AURORA BOREALIS [ ✓ ]Where stories live. Discover now