Bagian 26 : Nahas

44 5 2
                                    

Arzun melangkah mendekati pekarangan gedung. Ia lalu menoleh pada Noya yang tengah bersembunyi di balik pepohonan.

Ia terus berjalan menuju gedung hotel.

Noya–yang menyadari keberadaan Arzun–memperhatikan pria itu.

Siapa dia? Tanyanya dalam hati.

Arzun bergegas memasuki gedung. Ia melihat beberapa karyawan dan petugas keamanan hotel terkapar tak sadarkan diri di lantai.

Ia bergegas masuk lift dan menekan tombol lantai teratas.

Begitu tiba di lantai teratas, ia termangu sejenak saat melihat beberapa orang terkapar di sepanjang lorong. Ia berlari menyusuri tiap ruangan.

Ketika keluar dari salah satu ruangan, ia tercekat menatap Evner yang tengah menggendong Delya yang tengah tak sadarkan diri.

"Lepaskan dia!" Serunya.

Evner menyipitkan mata. "Siapa kau?"

"Aku manusia, hei kau, jelmaan genderuwo!" Seru Arzun. "Lepaskan dia atau kau akan ku kirim kembali ke asalmu!"

Evner tersenyum sinis. Ia merebahkan Delya di ujung lantai lalu menhadapi Arzun.

"Kau tak tahu tengah berhadapan dengan siapa?" Tanya Evner.

Arzun memasang kuda-kuda. "Aku tahu."

Evner tersenyum. Ia melangkah mendekati Arzun.

Arzun maju.

Perkelahian tak terelakan. Mereka saling melancarkan serangan.

Evner begitu cepat, namun Arzun justru tak kalah cepat.

Pukulan Evner mengenai pipi kanan Arzun, dan seketika siku Arzun mengahantan pipi kiri Evner.

Mereka mundur beberapa langkah ke belakang.

Dengan nafas memburu, mereka saling menatap tajam.

"Apa yang mau kau lakukan pada gadis sebelia ini!?" Hardik Arzun.

Evner mengerutkan dahi. "Apa maksudmu? "

"Jangan pura-pura kau Genderuwo! Aku tahu apa yang dilakukan jenismu pada gadis itu!"

Evner melotot. Kedua matanya memerah. "Lalu jika yang melakukannya jenismu bagaimana?"

Arzun tersenyum sinis. "Kembali lagi ke jenis manusia apa. Jika manusia binatang mungkin saja, tapi bukan aku."

"Kembali lagi ke jenis genderuwo apa. Jika genderuwo binatang mungkin saja, tapi bukan aku," timpal Evner.

Arzun mengernyit. "Pandai berdebat juga kau ini. Cepat katakan bagaimana kau mendapatkan gadis itu!"

Evner menghela nafas. Ia memberi isyarat dengan kepalanya agar Arzun mengikuti langkahnya.

Arzun mengikuti Evner mendekati Delya. Betapa terkejutnya ia melihat Delya terbaring tak sadarkan diri dengan diselimutkan jaket di dadanya.

Gadis belia nan cantik itu memejamkan matanya. Wajahnya pucat pasi.

Arzun bersimpuh di sebelah Delya lalu menyentuh nadi lehernya. Ia terhenyak. Denyut nadi gadis itu melemah.

"A-apa yang terjadi padanya ...?" Tanya Arzun terbata-bata.

"Manusia sejenismu. Aku tak berhasil membunuhnya, tapi aku membunuh ajudannya," jawab Evner seraya menunjuk dua orang pria berjas dan berkacamata hitam yang tergeletak di ujung ruangan.

Arzun mematung. Kedua matanya berkaca-kaca. "Tidak ..." Rintihnya. Ia lalu memeluk Delya seraya menangis.

***

KEMBANG DARAH (MLG 3)Where stories live. Discover now