Bagian 10 : Dia datang

3.9K 307 36
                                    

Shane menggandeng tangan Noya memasuki gedung kosong itu. Ia menggunakan lampu ponselnya untuk penerangan.

Noya menatap lurus mengikuti cahaya lampu. Ia takut untuk melirik kiri-kanan yang gelap pekat.

Tangga-demi tangga mereka naiki. Hingga mereka tiba di atap gedung.

Noya membungkuk memegangi lututnya yang terasa sakit. "Aduh ... Capek banget, Shane!" Gerutunya.

Shane terkekeh.

Akhirnya mereka tiba di atap gedung.

Noya duduk seraya merentangkan kedua kakinya.

Shane duduk di sebelah Noya lalu menatap langit malam sembari tersenyum.

"Waaah ... Pemandangannya bagus juga yah?" Ungkap Noya seraya memandangi taburan bintang di atas sana.

Shane menengok lalu memandangi wajah Noya.

Sinar rembulan yang menerpa Noya menimbulkan efek berkilauan di kulitnya yang putih nan mulus.

Shane menelan ludah. Diam-diam, ia memandang dari atas hingga ke bawah pada bagian-bagian sensitif gadis itu.

Noya tak menyadarinya. Ia asyik menatap bintang-bintang seraya bertopang tangan ke ubin di belakangnya.

Shane memegang punggung tangan Noya.

Noya terkesiap lalu menoleh pada pemuda itu.

Shane tersenyum. "Noya ... Aku masih sayang sama kamu," ucapnya.

Noya menurunkan pandangannya.

Shane mengangkat dagu Noya hingga wajah gadis itu sejajar dengan wajahnya.

Noya menatap kedua manik mata Shane yang juga tengah menatapnya.

Wajah Shane sedikit-demi sedikit mendekat pada wajah Noya.

Untuk beberapa saat, Noya termangu dan hampir terlena.

Namun ia segera menarik wajahnya ke belakang.

Shane tercekat. Ia meraih kepala belakang Noya dan mendorongnya ke depan.

"Shane! Kamu ngapain!?" hardik Noya terkejut seraya menahan kepalanya dan mendorong dada Shane agar pemuda itu tak dapat menciumnya.

Namun Shane mengerahkan tenaganya menarik tubuh Noya agar dapat ia kecup.

"Shane! Aku gak nyangka kamu masih bersikap seperti ini!" cecar Noya seraya berusaha keras menahan tubuhnya dan mencoba melepaskan diri dari Shane.

"Aku frustasi, Noya! Kenapa kau tak juga memahami bahwa aku mencintaimu lebih dari siapapun!" seru Shane.

"Tapi gak begini caranya, Shane!" bentak Noya.

Shane terus berusaha mencium Noya. Sedikit-demi sedikit, wajahnya mulai dekat dengan wajah gadis itu.

Noya memejamkan mata sembari meneteskan air mata. Ia kehabisan tenaga.

Belum dapat menyentuh bibir Noya, tiba-tiba Shane terhenyak melihat sesuatu yang berdiri di belakang Noya. Kedua tangannya melemah seketika dan membuat Noya berhasil menjauh.

Noya mengerutkan dahi melihat ekspresi Shane. Ia menoleh pada sesuatu yang dipandangi oleh pemuda itu. Ia pun terkejut dan berlari menuju pintu tangga.

Begitu berlari menuruni tangga, Noya kehilangan kendali. Sebelah kakinya tak menepi dengan tepat pada anak tangga. Ia terjatuh menggelinding di tangga hingga tak sadarkan diri.

***

Evner membaringkan Noya di atas ranjang di kamar gadis itu.

Sejenak ia termenung menatap wajah Noya yang tak sadarkan diri, lalu pada kedua kakinya yang luka-luka.

KEMBANG DARAH (MLG 3)Where stories live. Discover now