Bagian 2 : Kimyoo

10.8K 478 78
                                    

Seorang pria berkulit putih, berambut coklat dan mengenakan setelan berwarna hitam, berjalan keluar dari bandara. Ia menyelendangkan ransel besar di punggungnya dan menggeret koper dengan tangan kanannya.

Namanya Kim Yoo Jung. Lebih akrab dipanggil Yoo dan Kimyoo. Berparas rupawan, berambut coklat, memiliki wajah tampan natural, berkulit putih bersih, tinggi dan atletis. Pantas saja ia menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu-lalang di sekitarnya.

Di luar mulai turun hujan. Orang-orang terbirit-birit mencari tempat untuk berteduh. Tidak bagi Kimyoo. Ia memasang earphone pada kedua telinganya. Ia memutar lagu K-Pop kesukaannya, Huh Gak Featuring Zia - I Need U. Sambil mendengarkan lagu itu, ia mengambil payungnya dan membawanya ke luar.

Berdiri di bawah naungan payung yang melindunginya dari hujan deras, Kimyoo menikmati dan menghayati lagu yang berputar melalui earphone di telinganya sembari memperhatikan pemandangan hujan.

Lalu pandangannya tertuju pada seorang gadis berseragam SMA yang berjalan cuek di tengah hujan deras tanpa naungan. Hanya tasnya saja yang dilindungi kain parasit. Ia membiarkan tubuh, seragam dan sepatunya basah kuyup diterpa air hujan.

Kimyoo terkesima. Gadis itu tak tersenyum namun kedua matanya memperlihatkan sorot bahwa ia senang. Ia tak memperlihatkan mimik risih dan gelisah seperti orang-orang lainnya yang kehujanan. Wajahnya yang jelita tampak begitu indah. Rambut hitamnya yang diikat ke belakang memperlihatkan leher jenjangnya yang putih, mulus, licin dan basah memancarkan aura sensual.

Ia tak mampu lagi menahan diri. Ia tak peduli lagi soal gengsi. Ia menitipkan koper dan bawaannya di dekat pos satpam lalu melangkah cepat mendekati gadis itu.

Na honjaman mollae sangsangeul hago oh
Geudae gyeote jamdeun machi yeonin gateun
Geudaewa nae moseup baby i love you

"Anyeong-eh... Permisi..." Sapa Kimyoo seraya melepas sebelah earphone-nya.

Gadis itu menoleh.

Kimyoo merasa jantungnya berhenti berdetak.  Aiigooo... Yeppeuna...  (Ya ampun... Cantiknya), ucapnya dalam hati.

"Ada apa, Bang?"

Kimyoo tersadar dari tegunan. "Emm... Anu... Ooh kamu butuh... Pa-payung?"

Si gadis menggeleng. "Gak usah. Nanggung kehujanan. Thanks before," Ucapnya lalu melenggang pergi meninggalkan Kimyoo yang mematung sendirian memandanginya.

"Heeii!!" Panggil Kimyoo sambil berlari kecil mengejar gadis itu.

Si gadis membalikkan badan dan menatap Kimyoo yang sudah berada di dekatnya.

"Nama ... Nama kamu ... Siapa?" Tanya Kimyoo dengan nafas terengah-engah.

Si gadis mengkerutkan kening. "Buat apa nanya nama aku?"

Kimyoo mengulurkan tangan. "Buat kenalan."

Gadis itu tersenyum. "Kamu siapa?" Ia balik bertanya tanpa menyambut tangan Kimyoo.

"Namaku Kim Yoo Jung. Salam kenal."

"Ooh ..."

"Kalau kamu?" Tanya Kimyoo. Tangannya masih setia terulur meski pegal dan tanpa sambutan.

"Namaku ... Rahasia!" Cetus si gadis yang lalu berlari pergi meninggalkan Kimyoo.

"Aniyaaa! Hyaaaa.... Jahil sekali kamu!" Gerutu Kimyoo.

Gadis itu dalam sekejap sudah berlari cukup jauh.

"Kencang sekali larinya ..." Ungkap Kimyoo seraya memandangi gadis itu. Ia lalu kembali memasang sebelah earphone yang ia lepas. Kembali menghayati musik favoritnya.

I need you
Cham sunjinhaetdeon gobaek
Neodo jotamyeon
Gakkai dagawa
I need you

Lagu Huh Gak featuring Zia selesai. Berganti ke musik K-Pop lainnya.

Kimyoo tersenyum. "Suatu saat aku akan menemukanmu lagi! Kau takkan bisa lari lagi dariku!" Serunya lalu berjalan kembali ke bandara menghampiri koper dan bawaannya yang ia tinggal di dekat pos satpam.

***

Mobil taksi yang dinaiki Kimyoo merayap di antara antrian kendaraan. Menjelang sore, sudah biasa jalanan Kota Kembang macet. Orang-orang terlihat gelisah di atas kendaraannya masing-masing. Ada yang mendumel tak jelas, ada yang marah-marah seraya menekan klakson, ada yang berdebat dengan pengendara lain, dan sebagainya. Hanya Kimyoo yang tampak tenang memperhatikan pemandangan kota seraya mendengarkan musik dari earphonenya.

Pohon-pohon dan berbagai tanaman hias yang tertanam di sepanjang trotoar tampak menyejukkan suasana. Apalagi baru saja turun hujan. Dedaunan terlihat berkilau dibasahi air hujan.

Kimyoo memperhatikan map internet di ponselnya. "Hmm ..." Gumamnya seraya mencocokan posisi dirinya di map dan di jalanan yang tengah ia lalui.

"Nah! Hyung ... Eh... Mas ... nanti di perapatan di depan, belok kanan, lalu di situ ada semacam kafe kosong, berhenti di situ," Instruksi Kimyoo pada si supir taksi.

"Siap, Mas," Sahut si supir.

Mobil melaju menurut instruksi dari Kimyoo. Di perapatan, lampu merah menyala. Mobil berhenti sejenak hingga berganti ke lampu hijau yang menyala. Mobil kemudian belok ke kanan. Terdapat kafe kosong di sebelah kiri jalan. Taksi berhenti di depannya.

Si supir keluar dari mobil dan mengambilkan koper Kimyoo.

Kimyoo keluar lalu kembali menutup pintu. Ia memandangi kafe kosong yang masih terlihat layak. Sepertinya belum lama ditinggalkan pemilik sebelumnya.

Kimyoo membayar ongkos pada supir, kemudian membawa ransel dan kopernya menuju kafe.

Muncul seorang pria berkemeja merah menghampiri Kimyoo. "Tuan Kimyoo?" Tanyanya pada Kimyoo.

"Ya, benar."

Pria itu menyalami Kimyoo. "Perkenalkan, saya Radit. Saya bertugas menjaga kafe ini setelah dibeli oleh Anda. Ini kuncinya."

Kimyoo menerima kunci. "Terimakasih," Ucapnya kemudian menggunakan kunci tersebut untuk membuka pintu kafe.

Radit menemani Kimyoo melihat-lihat sekaligus menerangkan suasana di dalam dan di luar kafe.

"Kapan kafe ini akan Anda buka, Tuan?" Tanya Radit setelah menemani Kimyoo.

"Secepatnya. Pertama, saya akan merenovasi beberapa bagian bangunan kafe yang sedikit rusak, kemudian merubah desainnya menjadi ala Korea bercampur ala Indonesia, menambah dekorasinya, membeli peralatan baru dan merekrut karyawan," Terang Kimyoo.

Radit manggut-manggut. "Semoga kafe ini menjadi lebih baik di bawah kendali Anda, Tuan."

Kimyoo mengangguk. "Amiin. Terima kasih," ucapnya. Ia lalu melangkah mendekati jendela lebar. Ia memperhatikan pemandangan deretan tanaman-tanaman hias beserta dekorasi indah di pekarangan depan kafe. Namun bukan pemandangan itu yang ada di pikirannya.

Cantiknya gadis itu ... Suatu saat ... Aku akan mencari kamu dan mengetahui nama kamu ....

***

Bersambung

KEMBANG DARAH (MLG 3)Where stories live. Discover now