Bagian 15 : Munculnya Rakhan (2)

3.2K 232 31
                                    

Noya bergegas melepaskan tasnya hingga ia terjatuh.

Ia mendarat dengan menumpukan telapak tangannya pada tanah, kemudian bangkit berdiri dan lari sekuat tenaga.

Mankar itu melempar tasnya lalu kembali mengejar.

Orang-orang di sekitar sana juga dikejar oleh para Mankar yang datang dari kegelapan.

Beberapa orang tertangkap, dan sisanya masih berlarian mencari tempat aman.

Noya tercekat begitu salah satu Mankar mencegatnya di depan.

Mankar tersebut tersenyum seraya berjalan ke arah Noya.

Noya menghentikan langkah kemudian menoleh pada Mankar yang tengah mengejarnya. Mankar itu mendarat lalu turut berjalan mendekat.

Noya bergegas berlari menuju arah lain.

Set! Salah satu Mankar melesat dan berhasil menangkap Noya.

Noya menjerit ketakutan.

Mankar itu menghadapkan tubuh Noya padanya, kemudian menganga hendak menggigit.

"Tidaaaaak ...!" Jerit Noya.

Buak! Sesuatu menghantam kepala sang Mankar dari belakang.

Mankar itu mengerang kesakitan dan melepaskan Noya.

Noya mundur cepat seraya memperhatikan sosok di belakang Mankar itu.

"Evner??" Tanya Noya terkejut. Ia heran kenapa perasaannya yang ketakutan setengah mati, tiba-tiba lega.

Mankar itu berbalik lalu hendak menyerang Evner.

Evner dengan sigap mencengkram leher sang Mankar, mengangkatnya lalu membantingkan tubuhnya ke tanah.

Mankar lainnya menyerang, terbang, meluncur kencang ke arah Evner.

Evner berlari kemudian melompat tinggi, dan buak! Menginjak kepala Mankar tersebut.

Sang Mankar terjatuh, terpelanting dan berguling-guling di tanah.

Mankar lainnya berdatangan dan menyerang Evner.

"Evner! Awaaaas ...!" Jerit Noya.

Evner melayani tiap serangan dengan teknik yang cepat dan kuat. Beberapa Mankar berpentalan kesana-kemari.

Noya termangu dengan apa yang ia lihat.

Belasan Mankar bergelimpangan di sekitar Evner.

Kedua mata Noya membelalak saat melihat rupa Evner yang sedikit berubah.

Mulai dari rambutnya yang semakin tebal dan gondrong, kedua matanya yang menyala berwarna merah, dan terdapat semacam mata pedang di tiap jari-jari tangan Evner.

Tiba-tiba, datang seorang pria berzirah merah dengan helm besi yang juga berwarna merah. Ia berjalan gagah ke arah Evner.

Evner memicingkan mata melihat sepasang mata di antara ukiran bagian mata helm besi merah itu.

"Rakhan ..." Desis Evner seraya menyeringai.

Mankar lainnya berdatangan. Ketika mereka hendak menyerang Evner, mereka berhenti saat Rakhan mengangkat sebelah tangannya.

"Telu Adiwijaya ... Ahli taktik dan penyergapan ... Evner Battara," ujar Rakhan seraya tersenyum sinis.

Evner mendengus. Ia mengangkat dagu seraya menatap dingin pada Rakhan.

Noya mengerutkan dahi penasaran siapa pria yang ada di balik helm besi itu.

Rakhan mencabut pedang dari sarungnya lalu menjatuhkannya ke tanah, kemudian melangkah mendekati Evner. 

KEMBANG DARAH (MLG 3)Where stories live. Discover now