Pagi hari. Aku merasa tubuhku menggigil kedinginan. Tanpa ku sadari ternyata semalaman aku tidur tanpa dibalut pakaian satu helai pun. Pantas saja aku menggigil.
" Apa malam itu..? " Tanyaku dalam hati. Menarik selimut, lalu melirik ke samping. Melihat pria yang masih tertidur pulas juga tanpa mengenakan pakaian sehelai pun.
Entah apa yang harus ku lakukan sekarang. Membangunkannya atau tetap membiarkannya tertidur? Rasanya gugup sekali. Walaupun Ia adalah suamiku. Namun hati ini selalu tak karuan.
" Mmmmh...." Ia terusik, lalu terbangun. " Hah? Kenapa kamu tidak mengenakan pakaian? " Tanyanya terheran
Aku menggeleng pelan. Sepertinya aku akan mendapat omelan lagi darinya.
" Kamu mabuk semalaman, lalu.. kamu melakukannya semalam " Ucapku sedikit menundukan kepala
" Apa? Tidak mungkin! " Bantahnya cepat.
" Ini benar- benar terjadi! Aku sudah.." Aku menunjukan sesuatu dibalik selimut berwarna putih itu.
Terdapat bercakan darah disana. Malam itu benar-benar sudah merenggut milikku.
Joong ki beranjak, bergegas untuk membersihkan tubuhnya.
Aku mencoba beranjak. Rasanya sakit sekali. Perih itu.masih terasa. Aku menyiapkan pakaian untuk joong ki kenakan.
Rasanya mungkin akan berbeda jika dilakukannya dengan cinta.
***
Berada di RS membuat hatiku sedikit terobati. Aku tidak memikirkan hal yang selalu membuatku sakit. Dengan mengobati pasien itu adalah kebahagiaan ku yang tidak ternilai harganya. Karena aku melakukannya dengan cinta.
" Panggilan kepada dokter Song Hye kyo, ditunggu di Ruang Operasi Utara "
Speaker telah berbunyi menandakan aku akan kembali beraktifitas dengan normal. Tentunya melakukannya dengan hati.
" Apa yang terjadi dengan pasien ini? " Tanyaku pada beberapa suster.
" Dikabarkan pasien mengalami luka diseluruh tubuhnya karena terjatuh dari rooftop, untungnya ia terjatuh meniban beberapa tumpukan kardus. Semoga pasien dapat diselamatkan "
" Terjatuh? "
" Mencoba bunuh diri, dok " Jelasnya.
Aku terpelongo. Bagaimana bisa pria ini mencoba bunuh diri. Sedangkan penampilannya cukup rapi. Bukan seperti orang biasa.
" Bagaimana dok? Bisa kita lakukan sekarang? " Suster mebuyarkan lamunanku
" Oh ya tentu "
45 menit berlalu. Jantung pasien masih berdetak, namun belum melewati masa kritisnya hingga belum sadarka diri.
**
Setibanya aku dirumah, jam sudah menunjukan pukul 21.45. Aku menjatuhkan tubuhku diatas sofa ruang TV. Sungguh melelahkan hari ini. Menjadi dokter bedah rasanya berbeda dengan dokter lain pada umumnya. Puluhan nyawa harus ku selamatkan setiap harinya.
" Apa tidak kurang malam pulangnya? " Joong ki berdiri dihadapanku
" Banyak sekali pasien yang harus ku tangani hari ini " Jawabku
" Apa kamu tidak ingat bahwa kamu sudah menjadi istriku? Seorang aktor ternama. Bagaimana jika wartawan tahu bahwa istriku sering keluyuran dimalam hari?! " Ucapnya sinis
" Aku tidak keluyuran! Aku seharian hanya di RS dan tidak pernah aku pergi keluar selain pulang kerumah! " Jelasku sedikit kesal .. " bukankah ini untuk menaikan reputasi RS mu? Apakah yang kulakukan salah? " Tanyaku geram
" Mulai besok aku ingin kamu pulang lebih dulu " Sahutnya menegaskan
" Itu tidak mungkin! "
Ia berlalu tanpa mendengarkan pembelaanku. Menyebalkan. Kenapa semuanya harus terjadi padaku? Huft.
Selepas membasuh tubuh dengan air. Aku mengeringkan rambut dengan handuk sambil menatap cermin.
" Besok malam Kim Ji-won mengadakan pesta di apartment nya. Kita harus datang bersamaan. Banyak wartawan disana. Kita harus terlihat seperti pasangan paling romantis disana " ... " Pakai gaun yang sudah ku siapkan diatas meja " Ucapnya. Kemudian menarik selimut, lalu tertidur.
Aku membuka bingkisan itu. Sebuah gaun berwarna Peach terlihat begitu indah namun.. " What?! Hah? Seseksi ini?! " Aku terkaget ternyata gaun ini benar benar tidak bisa menutupi tubuhku dengan baik.
