20 - Goodbye

3.5K 478 147
                                    

Nam Bora, kau ingin kabur dariku? Pergilah sejauh yang kau bisa. Tapi jangan menyesal jika kau tak bisa bertemu dengan putramu lagi. Atau kembalilah sekarang sebelum terlambat untuk melihat pertunjukan yang menegangkan.

Taehyung kembali membaca pesan yang ada di ponsel sang ibu, entah yang ke berapa kali. Sejak dua jam yang lalu dia masih duduk di lantai yang dingin, bersandar pada dinding. Pakaian serba hitam masih melekat di tubuhnya kendati dia sudah pulang sejak sore tadi. Itupun karena paksaan dari Yoongi. Jika tidak, mungkin Taehyung akan tetap berada di pemakaman sampai besok pagi.

Hembusan napas kasar keluar dari bibir pucatnya. Kepalanya masih dililit perban dan lengan kirinya masih disangga, namun dia menolak untuk kembali ke rumah sakit.

Tak ada tangis sejak pagi. Hanya diam yang menyelimuti. Juga tatapan kosong seolah jiwanya telah mati.

Ibunya telah pergi. Pergi untuk selamanya. Tanpa pamit, tanpa kata.

Malam itu tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang ketika Taehyung hendak menyebrang. Dia pikir malam itu adalah malam terakhir dirinya bisa bernapas. Namun sepertinya Tuhan belum mengijinkannya untuk pergi.

Ibunya tiba-tiba memeluk Taehyung, entah datang dari mana dia juga tak tahu. Rasa sakit yang sudah Taehyung bayangkan ternyata tak ia rasakan, tergantikan oleh hangatnya pelukan sang ibu. Semuanya terjadi begitu cepat. 

Yang dia ingat, tubuhnya dan tubuh sang ibu terpental setelah dihantam oleh sebuah mobil. Sang ibu yang memeluknya mengalami luka yang sangat parah karena terhantam oleh mobil sangat keras dan menghantam aspal. Sedangkan Taehyung hanya mengalami patah tulang ringan di lengan kirinya, juga sebuah luka di kepala yang kata dokter tak terlalu berbahaya.

Begitu sampai di rumah sakit, sang ibu tak dapat tertolong karena benturan di kepala yang sangat keras. Saat itu Taehyung masih dirawat dan sempat tak sadarkan diri karena syok setelah mengalami benturan. Dua jam setelahnya pemuda itu baru sadar dan kembali terguncang karena menerima kabar kepergian sang ibu. Bahkan dia tak sempat merasakan napas terakhir ibunya. Yang dia temukan hanya tubuh kaku sang ibu yang penuh dengan luka.

Pagi tadi Taehyung menerima ponsel milik sang ibu dari Minhyuk yang katanya tertinggal di taksi. Pria itu menunjukkan pesan yang diterima Bora hingga wanita itu rela kembali dan membatalkan keberangkatannya. Padahal jika sang ibu tetap pergi, semuanya tak akan seperti ini. Jika sang ibu tak pernah kembali, maka dia akan tetap hidup di dunia ini.

Taehyung menggenggam ponsel itu erat, seolah ingin meremukkannya. Tatapannya kosong, juga lelah. Ketika dia kira hidupnya akan membaik, masalah dalam hidupnya justru semakin bertambah. Membuatnya semakin menderita.

Kepalanya ia tundukkan pada lipatan lutut ketika air mata sudah tak dapat ia bendung. Isakan kembali terdengar setelah seharian susah payah ia tahan. Tubuhnya bergetar, menunjukkan betapa rapuh dan terlukanya dia. 

Taehyung hancur, untuk kesekian kali. 

.

.

.

"Hyung mau kemana?"

Pertanyaan Jungkook yang terdengar dingin menghentikan pergerakan Yoongi yang sedang memasukkan makanan ke dalam sebuah paper bag.

"Menemui Taehyung," jawabnya tenang, kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Sedangkan sang ibu baru kembali dari dapur setelah memasak sarapan untuk kedua putranya, juga untuk Taehyung yang sedang berada di flat milik ibunya.

Sejak pulang dari pemakaman, Taehyung menolak siapapun untuk menemaninya. Beralasan butuh waktu untuk sendiri. Jadi Yoongi maupun Yeri menurut saja, namun masih memantau keadaan pemuda itu. 

Without Me ✔Where stories live. Discover now