19 - A Little Happiness

3.3K 481 68
                                    

Hari ini sepertinya Taehyung terlihat lebih ceria. Yoongi menyadarinya. Apalagi pemuda itu terus tersenyum seperti orang gila ketika membantu Yoongi mencuci piring.

"Kau sudah tak waras?" tanya Yoongi memicing heran.

Taehyung yang ditanyai seperti itu tentu saja mendengus kesal.

"Tak bisakah kau bersikap lebih lembut padaku? Kupikir baru semalam kita berbaikan, tapi mulutmu itu memang tak ada bedanya."

"Jangan membahasnya lagi. Itu sangat menggelikan bagiku," sahut Yoongi cuek, kembali melanjutkan pekerjaannya yang sedang memotong sayuran.

"Besok Eomma akan pindah ke sini," suara Yoongi memecah keheningan yang sempat tercipta.

Taehyung menghela napas kasar, "Itu artinya aku harus segera pergi dari sini," sahutnya lesu.

"Kenapa?"

"Kau yang memintaku pergi ketika ibumu kembali."

"Kapan?"

"Kau mengatakannya waktu itu. Tak ingat? Atau pura-pura tak ingat?" sahut Taehyung mulai kesal.

Entah mengapa mengobrol dengan Yoongi selalu membuatnya naik darah. Entah itu ketika hubungan mereka tak baik atapun ketika sekarang hubungan mereka sudah membaik.

"Saat itu aku hanya bertanya, bukannya mengusirmu. Lagi pula kau yang menjawab akan pergi," sahut Yoongi tak merasa bersalah.

"Benar, tapi kau menyetujui perkataaanku yang akan pergi. Kau bahkan berkata jika aku lebih baik pergi secepatnya," balas Taehyung tak terima.

Yoongi mengedikkan bahunya, "Aku 'kan tak berhak melarangmu pergi," sahutnya santai.

"Dasar tak punya hati!" gerutu Taehyung sengaja meletakkan piring dan mangkuk dengan kasar.

"Salahmu sendiri yang asal bicara. Kalau tak ingin pergi, maka jangan pergi! Dasar tukang drama," balas Yoongi tak kalah kesal.

Taehyung sejenak terdiam di tempatnya, berusaha mencerna perkataan Yoongi. Apakah itu artinya Yoongi tak ingin dia pergi? Dia bisa tetap tinggal di rumah itu bersama mereka?

"Hyung,"

Panggilan Taehyung membuat Yoongi menatapnya penuh tanya. Masih ada rasa canggung dan tak nyaman ketika mendengar panggilan itu. Namun dia mencoba membiasakan diri. 

Tanpa aba-aba Taehyung justru memeluk Yoongi erat. Yoongi yang masih memotong sayuran tak bisa berkutik karena terlalu terkejut.

"Terima kasih, Hyung. Aku sudah membuat keluarga ini kacau, tapi kau masih mau menerimaku. Maaf," lirih Taehyung terdengar parau.

Yoongi membeku di tempatnya, sebelum akhirnya menarik napas dalam, sekedar menetralkan perasaannya. 

"Aku yang harusnya berterima kasih karena kau telah membawa Eomma kembali. Aku juga yang harusnya minta maaf karena membencimu tanpa alasan, padahal kehadiranmu yang membuat Eomma tetap aman. Dan ibumu justru menderita karena telah menolong Eomma," sahutnya sedikit tercekat.

Tak ada sahutan. Yoongi justru merasa tubuh Taehyung sedikit bergetar.

"Kau menangis?" tanyanya terkejut.

"Ya! Jangan menangis, bodoh! Kucincang kau dengan pisau ini jika membuat bajuku basah."

Taehyung terkekeh dan melepaskan pelukannya. Mengusap matanya yang sudah basah. Entah mengapa dia begitu terharu dan bahagia bisa merasakan kehangatan pelukan Yoongi. Pelukan seorang kakak yang begitu ia dambakan.

Without Me ✔Where stories live. Discover now