Sepanjang jalan Taeyong tak henti-hentinya mengomel mengenai helm dan jaket yang ia pakai.
"Kamu jangan ngomel terus, ini rumah kamu dimana?" Tanya Jaehyun yang bingung harus menjalankan motornya kearah mana.
"Oh iya lupa." Taeyong menyengir malu akan kebodohannya.
"Ayo cepet kasih tahu." Ujar Jaehyun tidak sabar.
Bukannya Jaehyun tidak ingin berlama-lama dengan Taeyong malah ia sangat ingin, hanya saja jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ia tidak ingin dituduh sembarangan membawa anak orang apalagi mendengar cerita Taeyong yang katanya tidak pernah keluar rumah diatas jam 7 malam.
"Rumah aku di Cibaduyut kak."
"Huh dimana?"
"Cibaduyut."
"Gak kedengaran Tae."
Taeyong pun mencondongkan badannya agar Jaehyun bisa mendengarnya dengan baik. Namun sepertinya itu tidak berdampak baik bagi jantung Jaehyun karena demi apapun badan Taeyong menempel di punggungnya.
"Rumah aku di Cibaduyut kak." Ulang Taeyong.
"Oke." Akhirnya Jaehyun membelokkan motornya ke kanan menuju daerah Leuwipanjang.
Jaehyun menepikan motornya didekat pasar Leuwipanjang. Tentu itu membuat orang yang di boncengnya mengerutkan dahinya bingung.
"Kok berhenti sih kak? Rumah aku bukan disini."
"Kita beli itu dulu buat orangtua kamu." Jaehyun menunjuk tukang martabat dipinggir jalan.
"Gak usah ih ngerepotin kakak." Taeyong berkata seperti itu namun dirinya juga turun dari motor Jaehyun.
"Percaya deh martabaknya enak aku suka beli disini kalau mau kerumah temen." Jaehyun berjalan mendekati si penjual martabak.
"Mang Asep martabak kejunya satu bungkus!"
"Siap! duduk dulu." Mang Asep segera menyediakan tempat duduk untuk Jaehyun dan Taeyong.
Tak lama pesanan Jaehyun selesai. Dengan segera Jaehyun membayarnya agar ia bisa cepat mengantar Taeyong pulang.
"Kamu yakin rumah kamu kesini?" Tanya Jaehyun ragu saat motornya memasuki perumahan yang bahkan Jaehyun sering sekali kesini.
"Iyalah dari aku lahir rumahku disini gak pernah pindah kemana-mana." Jawab Taeyong lalu menyuruh Jaehyun untuk belok kiri.
"Anjir ini sih bener jalannya." Batin Jaehyun yang melihat sekeliling perumahan ini.
"Emangnya kenapa sih kak?" Kali ini Taeyong yang bertanya dengan heran.
"Rumah temenku daerah sini juga," Jawab Jaehyun "Ah ini rumahnya." Jaehyun berhenti didepan sebuah rumah tingkat dua.
"Loh ini kan rumah bang Yuta."
Jaehyun menoleh kebelakang dengan kaget.
"Kamu kenal Yuta?"
"Pastilah kenal. Itu rumah aku." Taeyong menunjuk rumah bercat biru langit disamping rumah Yuta.
Sumpah Jaehyun sangat sangat sering kerumah Yuta tapi ia tidak pernah melihat Taeyong barang sekali padahal rumah mereka bersebelahan?!
Jaehyun pun kembali melajukan motornya dan berhenti didepan gerbang rumah Taeyong yang ternyata ada dua pria dewasa yang berdiri disana dengan tangan dilipat di dada.
"Papa sama Abang kenapa diem disini?" Tanya Taeyong setelah turun dari motor.
Mendengar itu Jaehyun segera menstandar motornya dan turun untuk menghampiri dua orang tersebut.
"Malam om malam bang." Jaehyun salim pada ayah serta kakak Taeyong.
"Udah darimana kamu bawa anak saya?" Tanya ayah Taeyong dingin dan itu sukses membuat nyali Jaehyun menciut.
"I-itu anu om."
"Anu apa? Anu kamu mau saya potong?" Kali ini kakak Taeyonglah yang bersuara
"I-itu sa-saya."
Sial mulut Jaehyun kenapa gelagapan seperti ini!
"Papa sama Abang jangan galak-galak ih! Kak Jaehyun udah baik mau nganterin adek." Taeyong kesal akan kelakuan ayah serta kakaknya.
"Baik apanya nganterin anak papa malem-malem begini, gak liat jam berapa sekarang?"
"Jam setengah 10 pa." Jawab Taeyong cemberut.
"Nah itu kamu tahu."
"Tapi kan kak Jaehyun udah baik nganterin adek pas adek gak bisa pulang! Mama sama Abang gak bisa jemput terus hp adek mati abis batre untung ada kak Jaehyun tadi." Jelas Taeyong masih dengan nada kesal.
"Terus kenapa adek pulangnya bisa semalem ini?" Kakak Taeyong bertanya dengan lembut tidak seperti ayahnya tegas.
"Maaf tadi saya minta Taeyong anter beli printer dulu di BEC." Jaehyun yang menjawab pertanyaan dari kakak Taeyong.
"Alah alesan kamu, ngomong aja pengen lama-lama sama adikku kan?" Tuduhnya.
Jaehyun hanya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal karena memang tidak salah.
"Adek udah izin sama mama tadi terus diizinin juga."
"Tapi mama kamu gak bilang apa-apa sama papa."
"Ya gak tahu tanya aja sama mama."
"Oh iya ini kak Jaehyun beliin martabak." Taeyong mengangkat kresek putih berisi martabak yang mereka beli tadi.
"Ya udah adek masuk kedalem sama Abang terus kamu cepet sana pulang!"
"Papa ih bukannya makasih kenapa malah ngusir!" Kali ini Taeyong benar-benar kesal pada sang ayah.
"Papa bukan ngusir sayang tapi ini udah malem gak baik nerima tamu semalem ini."
"Ya udah saya pamit om,bang." Jaehyun salim pada ayah serta kakak Taeyong.
"Makasih ya kak!" Seru Taeyong tersenyum
Senyuman yang lagi-lagi membuat jantung Jaehyun berpacu.
TBC
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.