Taeyong terbangun tepat pukul 5 pagi. Ini sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil, ia akan bangun subuh meskipun tidur larut malam.
Melirik sebentar pada Wonwoo yang masih terlelap di sebelahnya, ia memutuskan keluar kamar untuk membuat minuman panas karena demi apapun suhu disini sangatlah dingin.
Taeyong menggelengkan kepalanya saat melewati ruang tengah. Di sana ada Mingyu dan juga Jaehyun yang tidur masih dengan memegang stick PS.
"Kebo dasar." Dirinya mendumel namun tetap menyelimuti keduanya.
Setelah membuat satu gelas coklat panas, Taeyong keluar dan duduk di kursi depan villa. Dengan badan yang terbungkus selimut kecil Taeyong menyeruput coklat panasnya perlahan.
"Ngapain kamu disini?" Taeyong tersentak kaget dengan kedatangan Lino yang tiba-tiba yang badannya terbungkus sarung.
"Kayak yang ngeliat setan aja." Lino tertawa melihat ekspresi kaget Taeyong.
"Ngagetin!" Cerca Taeyong kesal sedangkan sang empu hanya menyengir tak berdosa.
"Darimana subuh gini?" Tanya Taeyong setelah Lino duduk di kursi samping kanannya yang hanya terhalang oleh meja kecil.
"Dari mesjid abis sholat subuh." Jawab Lino sembari membuka kopiah yang ia pakai dan menyimpannya di atas meja.
Taeyong hanya mengangguk menanggapinya. Kadang Taeyong minder, orang sebobrok Lino saja tak pernah melewatkan ibadah apalah dirinya yang hanya seminggu sekali ke gereja saja suka malas.
"Btw pertanyaan tadi belum di jawab tuh." Ujar Lino.
"Huh?"
"Ngapain disini?" Lino mengulang pertanyaannya.
"Gabut, yang lain belum pada bangun." Jawab Taeyong.
"Hari libur mereka bakal bangun siang apalagi si Mingyu beuh bisa sampe sore tuh orang."
Taeyong terkekeh mendengar penuturan Lino yang ada benarnya. Jika hari libur Jaehyun selalu membalas pesannya siang sekali.
"No boleh nanya gak?" Lino yang sibuk dengan ponselnya menoleh pada Taeyong dan memperlihatkan wajah keruh pemuda itu.
"Eh tuh muka kenapa?" Ia ingin tertawa melihat wajah temannya ini.
"Biasa, tupai Bandung lagi ngambek chat gak di bales dari kemaren." Curhatnya.
"Kok bisa?"
"Gak ngasih tahu mau kesini jadi gitu."
"Yeu salah sendiri!" Taeyong memutar bola matanya malas.
"Mau nanya apa tadi?" Lino bertanya setelah memasukkan ponselnya ke dalam saku boxer yang ia pakai.
"Gak jadi deh." Taeyong menggeleng.
"Chaeyeon ya?" Lino sebenarnya asal menebak tapi melihat Taeyong yang melotot sepertinya benar.
"Kamu dukun ya?! Ih sieun." Ucapnya heboh.
"Udah ke baca pengen nanya itu dari jaman jahiliyah." Ujar Lino santai.
"Jadi?" Taeyong membalikkan kursinya menghadap Lino.
"Dia cuma mantan." Ucapan Lino tak cukup membuat Taeyong puas.
"Ih itu mah tahu atuh!" Ujarnya kesal. "Kak Jae gak tahu kalian mantanan?"
Lino mengangguk sebagai jawaban. "Dia gak tahu sama sekali."
"Kok gitu?"
"Ribet pokoknya mah."
YOU ARE READING
Kamu Dan Bandung (Jaeyong)
Fanfiction[COMPLETE] WARN BOYXBOY YAOI Bandung, kota yang menyimpan cerita tentang tawa, tangis bahkan penghianatan dari dua orang yang saling mencintai.
