Langit sudah mulai gelap tanda hari sudah mulai malam tapi Taeyong masih diam didepan tempat lesnya dengan gelisah. Ia melihat jam yang melingkar ditangannya menunjukkan pukul 7 malam.
"Gimana ini." Gumamnya resah.
Taeyong bingung harus berbuat apa, ia tidak bisa pulang karena ibunya tidak bisa menjemput lalu ponselnya mati hingga ia tidak bisa memesan ojeg online dan sialnya ia tidak pernah naik angkot.
Ia menyesal menolak teman-temannya yang mengajak pulang bersama. Taeyong pikir baterai ponselnya masih aman untuk memesan ojeg, namun nasib sial sedang menimpanya saat ia mengetik alamat rumahnya ponselnya tiba-tiba mati karena kehabisan baterai.
"Mama adek harus gimana." Bagi orang yang melihatnya mungkin mereka akan menyangka ia tengah kehilangan orang tuanya ditempat ramai.
"Punteun."
Taeyong merinding saat ada yang mencolek bahunya. Rasanya ia ingin menangis saat merasakan colekan tersebut untuk kedua kalinya.
"Kamu temennya Jaehyun?"
Kali ini Taeyong berbalik mendengar nama yang ia kenal. Dihadapannya ada seorang pemuda sekitar umur 20 tahunan.
"Ah bener ternyata." Orang tersebut tersenyum.
"Jangan takut saya bukan orang jahat kebetulan saya kerja ditempat les kamu."
"Oh ya." Hanya dua kata itu yang dapat Taeyong keluarkan.
"Kenapa masih disini? Udah malem loh." mendengar pertanyaan tersebut Taeyong kembali ingin menangis.
"Gak bisa pulang." Jawab Taeyong seadanya.
Taeyong adalah tipikal orang yang kaku saat bertemu orang baru. Jadinya ia akan berbicara seadanya dan terkesan ketus.
Setelah mendengar jawaban Taeyong orang tersebut kembali kedalam gedung.
"Kirain mau bantuin eh cuma nanya doang anjir." Gerutu Taeyong dalam hati.
Tak lama orang tersebut kembali menghampirinya.
"Kamu tunggu bentar ya, Jaehyun lagi kesini kebetulan dia lagi di BEC." Ujarnya menunjuk gedung besar seberang tempat lesnya.
Tak sampai 10 menit Jaehyun datang dengan berjalan kaki menghampiri keduanya.
"Jae ini degemnya teu bisa balik kasian." Ucap orang tersebut.
"Makasih Hyuk infonya." Minhyuk; orang tersebut memberikan gestur oke memakai jarinya.
"Yaudah aku duluan." Minhyuk pun pamit dan langsung pergi menggunakan motor Beatnya.
"Ayo." Taeyong hanya pasrah saat tangannya ditarik oleh Jaehyun ke gedung seberang tempat lesnya.
"Temenin beli printer dulu gapapa?" Tanya Jaehyun saat mereka sudah masuk kedalam mall. Taeyong mengangguk sebagai jawaban.
Hey! Taeyong bisa apa selain setuju? Sudah syukur dia bisa selamat.
"Maaf ngerepotin kakak." Ujar Taeyong pelan
"Gak ngerasa di repotin kok." Jaehyun tersenyum pada Taeyong.
"Jadi kenapa gak bisa pulang? Udah malem loh nanti orang tua kamu nyariin."
Mendengar itu Taeyong baru ingat jika ia belum menghubungi ibunya! Astaga ia harus bagaimana lagi ini.
"Kak." Mengabaikan pertanyaan Jaehyun, Taeyong mencolek lengan orang yang berjalan disampingnya.
Jaehyun menoleh mendengar Taeyong memanggilnya.
"Boleh pinjem hp kakak gak? Mau ngehubungin mama." Ujar Taeyong ragu.
"Tentu." Dengan segera Jaehyun merogoh ponselnya didalam saku jaket yang ia kenakan dan menyerahkannya pada Taeyong.
Taeyong langsung mengambil ponsel tersebut dan mengirim pesan ke nomor yang sudah sangat ia hafal diluar kepala.
"Ini makasih kak." Taeyong mengembalikan ponsel tersebut pada Jaehyun sambil tersenyum manis hingga membuat Jaehyun terpana melihatnya.
"Y-ya sama-sama."
Sial kenapa Jaehyun gugup seperti ini!
"Oh masalah aku gak bisa pulang, mama gak bisa jemput terus hp aku mati gak bisa pesen ojol." Jelas Taeyong
"Kenapa gak naik angkot?" Tanya Jaehyun bingung
Ayolah angkot di kota Bandung sangatlah banyak.
"Gak pernah naik angkot." Cicit Taeyong. Astaga ia sangat malu di umurnya yang ke 17 ia sama sekali belum pernah naik angkot.
"Gapapa kan ada aku." Celetuk Jaehyun
"Apaan sih kak." Taeyong membalasnya dengan jutek.
Setelah selesai membeli printer Jaehyun langsung mengajak Taeyong pulang mengingat hari semakin malam.
"Aku cuma bawa satu helm ini pake aja." Jaehyun menyerahkan Helm bogo miliknya pada Taeyong.
"Gak usah kakak aja yang pake." Taeyong mendorong Helm tersebut.
"Udah diem daripada celaka." Tanpa persetujuan Taeyong, Jaehyun langsung memakaikannya di kepala si empu.
"Ini lagi kamu kenapa gak pake jaket."
"Ya kan gak tau bakal pulang semalem ini." Ujar Taeyong cemberut.
"Ini pake." Jaehyun melepaskan jaket yang ia pakai lalu segera memakaikannya ke tubuh Taeyong karena jika tidak seperti itu anak ini akan kembali menolaknya.
"Lucu." Gumam Jaehyun yang melihat Taeyong tenggelam karena jaketnya terlalu besar di tubuhnya.