"Tenkousei-chan!!! Hokke jahat!!!" Rengek subaru. Aku ketawa gugup dan mengelus kepalanya subaru.
Sebenarnya aku setengah mati malu, rasanya ku ingin pingsan lagi tapi kuberusaha tidak menjadi karakter lemah.
"Padahal hari pertama masuk, kau udah terlibat keributan ya. Ku dengar kau pingsan gara-gara ditabrak oleh koga." Jelas isara. Wajahku memerah mengingat kejadian di lapangan.
"Seharusnya tadi aku gak menarikmu untuk menonton penampilan mereka. Maafkan aku!" Hokuto menunduk meminta maaf itu membuatku tersentak. "Ho-hokuto-kun gak perlu minta maaf!! I-ini kesalahanku terlalu santai di situasi ribut begitu. Ja-jadi eto...a-a-ano...." ku bingung harus ngomong apa lagi.
Hokuto mengangkat kepalanya lalu tersenyum tipis.
"Kau memang baik hati ya, tenkousei" puji hokuto. "Eh?! Ga-gak juga kok..." kataku.
Aduh, kalau gini terus bisa gawat.
"Oh, udah bangun" tiba-tiba ada sagami-sensei yang baru masuk ke ruang uks. "Gimana? Udah ngerasa baikan?" Tanya sagami-sensei.
"Sedikit" jawabku. "Um, intinya kau udah sehat. Karena berhubung udah bel pulang. Gimana kalau kau mengantarkan ke rumahnya, isara. Hari ini lagi gak ada tugas osis kan?" Tanya sagami-sensei kepada isara.
"Ah, iya" jawab isara. "Yaudah, sana anterin dia. Ini tasnya udah sensei bawain." Sagami-sensei memberikan tasnya kepada isara.
Aku menghelan nafas lega, akhirnya pulang juga.
Pulang? Bentar...AKU GAK TAU RUMAHKU!!!!!
⭐🎶
"Tenkousei, kau yakin kau udah baikan? Kelihatannya... kau masih loyo begitu" kata isara yang melihatku jalan sempoyongan karena aku daritadi masih mikirin tentang rumahku.
Aduh, aku harus bilang gimana ke isara kalau aku gak tau rumahku sendiri? Kalau aku bilang, nanti isara menertawakanku dan mengira aku orang aneh.
"I-isara-kun..."panggilku, isara menoleh. "Sebenarnya aku.... tidak tau rumahku dimana" kataku pelan tapi kayanya isara mendengarnya.
"E--"
Aku mengangkat tanganku ke depan agar isara gak melanjutkan kalimatnya.
"Sepertinya akibat tertabrak oogami-kun... a-aku sedikit amnesia, du-dulu sejak kecil aku punya kelainan kaya gitu....jadi....aku lupa arah rumahku" jelasku bohong. Isara menatapku lama dan aku tidak berani melihat wajahnya.
"Oh, jadi begitu." Jawab isara. Aku menoleh,"eh?"
Isara mengeluarkan sesuatu di saku celananya dan terdapat secarik kertas dengan coretan berbentuk map.
"Ko-kok?" Tanyaku. "Waktu aku dengar kau pingsan, ku mengira kau udah dibawa pulang. Jadi aku cari datamu di ruang osis dan berencana mengunjungimu. Ku kira map ini gak bakal kepake, tapi kepake deh" jelas isara sambil tersenyum.
Aku terdiam dan ikut tersenyum juga.
"Yuk, kalau lama-lama diluar nanti bisa masuk angin loh" kata isara aku mengangguk dan mengikuti isara dari belakang.
Isara orangnya dewasa dibanding teman-temannya, baik, bekerja keras, penyabar dan kesibukkan apapun dia tidak pernah kenal lelah.
Aku tau apa alasannya ritsu dan trickstar menyayangi isara.
Di sepanjang jalan kami saling mengobrol dan ketawa. Gak sadar, udah sampe aja.
"I-i-ini...gedung apartemen!?!" Teriakku tidak percaya melihat gedung apartemen yang begitu mewah.
"Iya, karena kedua orang tuamu harus bekerja di luar negeri. Kau tinggal sendirian di apartemen, iya kan?" Tanya isara. "Eh?! I-iyaaa....?" Jawabku bohong lagi.
Isara menunjukkan wajah bingungnya saat mendengar jawabanku. Tapi dia memutuskan tidak bertanya.
"Baiklah, cukup sampai disini aku mengantarmu. Aku harus buru-buru balik lagi ke sekolah. Karena berhubung trickstar harus latihan" jelas isara sambil memberikanku tas yang daritadi sepanjang jalan dia bawa.
"Eh?! Ka-kalau gitu, kau gak perlu mengantarkanku..." kataku merasa bersalah udah ngerepotin isara.
Isara mengelus kepala puncakku.
"Gak apa-apa. Aku sama sekali gak keberatan! Lagian, sebagai teman sekelas aku ingin akrab denganmu, tenkousei" kata isara sambil tersenyum, pipiku sedikit menghangat dan lega.
Aku tersenyum balik, "terima kasih, isara-kun." Ucapku.
Isara terdiam lalu kembali tersenyum, "kalau begitu sampai ketemu besok!" Pamitnya lalu berlari meninggalkanku.
Aku melambai-lambai tanganku lalu memasuki apartemen.
⭐🎶
Ku tinggal di lantai 5, kamar no 15J. Ku ambil kunci yang ternyata tersimpan di tas dan kunci itu terikat oleh gantungan kunci bergambar maskot kelinci yang cukup besar.
Ku memasukkan kunci di lubang pintu, setelah berhasil terbuka aku menarik kunci itu lalu membuka pintunya.
Ku menyalakan lampu dan aku takjub dengan dalam kamar apartemenku.
Luas, lengkap, bagus.
Ruang tamu dan dapur digabung. Aku begitu terkagum dengan dapur yang begitu amat bersih. Meja putih panjang, bangku hijau, dan piring-piring berbagai macam warna.
Di ruang tamu, sofa hitam empuk dengan diisi bantal bermotif bintang dan boneka kepala kelinci.
Sekarang menuju arah ruang tempat tidur, untuk kamar mandi sama seperti dirumahku di dunia nyata tapi dengan shower dan bathtub.
Tempat tidurnya cukup sederhana mungkin aku tidak perlu menjelaskannya. Intinya kasur luar, dua bantal, dan dua guling.
Sepertinya meja belajar tadi kulihat di ruang tamu. Mungkin sengaja diletakkan diluar karena aku tinggal sendirian dan ukuran ruangan tempat tidurnya cukup kecil.
Sudah cukup dengan keliling, ku ingin membersihkan tubuh lalu makan.
Setelah selesai mandi dan makan, ku duduk di sofa sambil melihat biodataku di hp.
Ku menghelan nafas dan taroh hp ngasal di sofa. Lalu rebahan sambil meluk boneka kepala kelinci.
Ku masih kepikiran kejadian tadi sekolah.
Aturan dalam ceritanya, hokuto yang seharusnya menamai di sepatunya anzu, berubah menjadi hokuto menamai di sepatuku. Kejadian keributan di panggung, seharusnya oogami menabrak anzu, berubah menjadi oogami menabrak ku (itu kesalahanku sendiri karena ingin membuang sampah). Kata anzu, dia baru masuk beberapa hari di yumenosaki, pasti otomatis dia masih kategori murid baru dan mereka berempat memanggilnya tenkousei. Tapi... berubah menjadi aku yang terpanggil menjadi tenkousei.
Aku tau, aku juga murid baru. Tapi kan... alasan mereka memanggil anzu adalah 'tenkousei' karena mereka merasa tidak terbiasa memanggil nama depannya. Karena di game tidak diberitahukan nama marga si anzu.
Sedangkan aku punya, nama margaku adalah 'hoshino'. Pasti aku yakin, mereka bakal memanggilku 'hoshino' bukan 'tenkousei'
Haaaah~ membingungkan... aku gak paham dengan situasi ini.
Yaah, lagian ini baru hari pertama. Kuyakin besok bakal lebih baik tidak seperti hari ini batinku.
YOU ARE READING
Why I'm In the Game Of Ensemble Stars?! (Ensemble Stars x Oc)
Fanfictionmungkin para readers membaca judul ini mengira ku bisa berada di dunia game karena aku kecelakaan. oh, tentu saja tidak. aku tidak tau apa yang terjadi, disaat aku sedang iseng-iseng memainkan tab kakakku. tiba-tiba terdapat sebuah pesan dan ku lang...
Gak Paham
Start from the beginning
