💞 She's gone 💞

Start from the beginning
                                    

Seokjin tak sanggup, namun Irene harus tahu yang sebenarnya jika ingin wanita itu mengerti akan keadaanya.

Sedangkan wanita cantik di hadapannya merespon dengan memusatkan atensi sepenuhnya pada lawan bicara, menumpu kedua tangan diatas meja, menunggu dengan sabar apa yang akan di ucapkan Pria tampan dengan setelan kelewat biasa jika dibandingkan dengan dirinya yang sengaja berdandan secantik dan sebaik mungkin.

"Maaf, tapi gue gak bisa."

Irene bukanlah wanita cantik yang menggunakan kecantikannya untuk jual mahal pada setiap Pria yang mendekatinya.

Tidak pernah sekalipun wanita itu menggunakan paras indah yang mematikan itu untuk mempermainkan para pria tampan yang akan dengan mudah takluk di bawah kakinya.

Irene tidak begitu, dan tak akan pernah begitu.

Namun bukan berarti wanita cantik dengan bibir merah menyala itu akan dengan mudah menerima penolakan tanpa penjelasan. Irene jelas tidak terima jika ditolak untuk yang kedua kalinya.

Jika yang pertama ia menerima dengan senang hati, dan haram hukumnya bagi wanita itu untuk mengemis cinta dari seorang pria. Di tambah lagi hubungan mereka memang belum seserius itu. Memilih mengesampingkan gengsi, Irene tetap bersikap layaknya wanita dewasa, menerima dengan lapang dada, tapi tidak kali ini.

Binaran yang hilang berubah kelam, wanita itu merasa di permainkan, dan ia tidak suka.

"Maksud lo apa?" Nada bicara nya tak seramah tadi ketika ia menceritakan kekaguman perihal Seokjin.

"Gue minta maaf-"

"Gue gak butuh maaf, gue butuh penjelasan."

"Ren-"

"Lo sadar gak sih udah mempermainkan gue?"

"Ren, gue minta maaf, gue beneran gak bisa Ren."

"Ck, awalnya gue percaya sama omongan nyokap lo, tapi gue gak nyangka anaknya sebrengsek ini, seharusnya dari awal gue tahu kalau lo cuma main-main dan menjadikan cinta akan pekerjaan sebuah alibi."

Irene marah, tapi tidak meninggikan suaranya, wanita itu harus tetap menjaga etika, apalagi ini ditempat umum.

Bisa wanita itu lihat, pria tampan dihadapannya ini benar-benar kehilangan kata-kata dengan wajah penyesalan yang jelas. Namun Irene terlanjur kecewa dan tak mau peduli. Rasanya ingin langsung melangkah pergi, namun Nyonya Kim belum kembali, bisa di cap wanita tidak punya tata krama dirinya.

"Gue gak tahu ada apa antara lo sama Nyokap lo sampai gue bingung perkataan siapa yang harus di percaya, tapi melihat ketulusan Nyokap lo, gue yakin permasalahannya ada di elo."

"Ada orang lain Ren."

Pernyataan Seokjin berhasil membuat kedua mata Irene membola.

"Ada yang lain?" tanya nya tak percaya, yang langsung dapat anggukan kepala Seokjin.

Irene berdecak tak percaya, tangannya bersidekap di dada sambil membawa punggungnya bersandar di badan kursi.

"Kalau emang ada yang lain kenapa ngaku sama nyokap kalau lo merasa gue terlalu sempurna buat lo? Atau itu cuma sarkastik doang yang gak dipahami dengan baik sama nyokap lo?" tanya Irene tak habis pikir.

My Pedopil Teacher ✔Where stories live. Discover now