- PART 30 | Lugenia

Mulai dari awal
                                    

Evgenia menggeleng. "Jangan egois!"

Alceo menghela nafas berat, lagi-lagi ia ditolak. Zilya Hemsey, wanita berusia 30 tahun yang bekerja sebagai pengawal pribadi Evgenia menghampiri mereka. Di tangannya ia membawa cup coffee. Penampilannya sekarang berbeda, rambutnya berwarna hitam dan pendek.

"Mau apa kau kemari, Tn. Englberht?" Nada suara Zilya terdengar sarkas.

"Buat dia pergi, Zilya. Aku mau masuk, tapi ia membuat pintunya terkunci," kata Evgenia.

"Pergilah! Aku tidak mau kantor ini terjadi kekacauan," ucap Zilya.

Alceo melirik pistol yang berada di belakang tubuh Zilya, pria itu sesaat tersenyum miring lalu menggerakan tangannya sedikit ke atas dan pintunya terbuka begitu saja. Tanpa mengatakan apa-apa, Alceo melenggang pergi.

Tiba-tiba saja jendela-jendela berukuran besar yang berada di lorong pecah ketika Alceo melewatinya. Evgenia sampai menutup wajahnya dan Zilya bergerak melindungi Evgenia. Suara pecahan kaca membuat Alec keluar, begitupun Annita juga Niki yang menggendong Matvey.

"Oh, shit!" kata Alec.

Annita mengerutkan kening. "Apa yang telah terjadi? Bukankah aku tadi ada di bawah?"

"Alceo menghipnotismu," kata Evgenia.

"What you say?" Annita terkejut.

Evgenia mengarahkan pandangannya ke pecahan-pecahan kaca, ia tahu itu ulah sihirnya Alceo. Dugaan Lucas sebelumnya benar, Alceo menghilang tahun lalu karena diam-diam belajar sihir di Romania dengan bantuan Petre. Ia menggunakan suatu mantra yang membuat Lucas tidak tahu dimana ia berada saat itu. Gualtier sempat marah besar pada Alceo dan Petre, karena tanpa izin Petre mengajari Alceo soal sihir.

In the evening...

Lama waktu berlalu, Evgenia kembali mempijakan kaki di rumah sakit yang menjadi tempat Andreas bekerja sekaligus tempat nyawa Andreas terenggut. Sore ini ia pergi ke sana bersama Matvey dan Zilya untuk menjenguk temannya yang sakit.

Di teras rumah sakit, Evgenia sejenak melihat jalan di depannya. Bayangan ketika ia dan Andreas tertimpa reruntuhan bangunan melintas di benaknya. Evgenia segera masuk ke dalam. Bayangan bencana gempa bumi tahun lalu mengusik dirinya. Zilya yang menggendong Matvey memperhatikannya dan menahan Evgenia.

"Are you sure, Ev?" tanya Zilya. "Kalau tidak kuat, jangan dipaksakan."

Evgenia menghela nafas. "Nah, i'm fine."

Zilya mengikuti Evgenia. Mereka masuk ke dalam lift menuju lantai duabelas. Duapuluh lima menit kemudian mereka kembali ke lantai satu.

"Mommy, Matvey mau ice cream!" pinta Matvey.

"Nanti kita mampir ke mall ya," kata Evgenia melihat putranya yang di gandeng Zilya.

Matvey cemberut. "Matvey tidak mau pergi dari sini! Matvey mau ice cream!"

Evgenia menuruti kemauan putra kecilnya. Ia pergi ke cafe yang ada di lantai satu rumah sakit. Setelah memesan satu ice cream, mereka duduk. Membiarkan Matvey menikmati ice cream-nya sampai habis.

The Darkest ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang