"I have never think that's become our last day in my life. Besoknya dia sudah tidak ada. Paman Malik kehilangan kendali karena mobilnya dikejar oleh paparazzi. Rem mobilnya blong. Mobilnya terbakar setelah menabrak tiang dan ibuku terbakar hidup—Sialan!" Pangeran Silas mengumpat kasar, membanting setir ke kiri, meninggalkan bunyi decitan keras ban bersamaan dengan teriakan Putri Harmony.

Ia nyaris melewati lampu merah di jalanan yang sepi dan menabrak truk yang lewat dari arah kiri jika ia tidak membanting setir.

Seketika ia menoleh panik pada Putri Harmony yang terbentur ke depan.

"Sweetheart." Pangeran Silas membuka seatbelt-nya buru-buru, menyentuh pelan bahu Putri Harmony, membantunya untuk tegak. "Sial, kau berdarah! Sial, Harmony, aku—" Pangeran Silas kehabisan kata-kata. "Kita ke rumah sakit sekarang," tegasnya.

"Silas, aku baik-baik saja." Putri Harmony mengigit bibir bawahnya. Sebenarnya tidak—ia bisa merasakan rasa sakit di hidungnya akibat terbentur dashboard. Akan tetapi, ia tidak mau membuat Pangeran Silas cemas sebab ia bisa merasakan getaran tangan Pangeran Silas di bahunya. Pangeran itu bergetar.

"Apa kau bilang? Sialan, kau tidak baik-baik saja. Kau berdarah. Bagaimana dengan anak—" Pangeran Silas tampak kacau, mengusap-usap wajahnya kasar. "Harmony, aku membuat kau dan anak kita terluka. Aku hampir membahayakan nyawa—" Pangeran Silas menghentikan kalimatnya, membuka pintu Ferrari-nya kasar.

Dia tidak pernah kehilangan kontrol seperti ini. Tidak ketika ia mengemudi di jalanan bebas dengan kecepatan cukup tinggi.

"Yang Mulia." Dua pengawal kerajaan menghampiri Pangeran Silas dengan khawatir. Mereka memang dikawal oleh dua puluh petugas keamanan yang mengikuti mereka dari belakang menggunakan lima mobil. "Apakah Anda baik-baik saja?" tanya Karan—kepala koordinator pasukan keamanan Pangeran Silas.

"Istriku berdarah. Perintahkan anak buahmu untuk mengurus mobilku. Antarkan aku dan istriku ke rumah sakit," perintah Pangeran Silas dingin.

Secepat kilat Karan melaksanakan tugasnya sesuai intruksi pangeran mudanya sementara Pangeran Silas membuka pintu mobil di sisi Putri Harmony.

"Kita akan menumpang mobil Karan ke rumah sakit, memastikan kondisimu dan anak kita baik-baik saja. Aku tidak bisa mengemudi lagi, tidak untuk membawamu saat ini.  Tolong jangan mendebat. Aku terlalu lelah, Harmony," jelas Pangeran Silas, menampilkan ekspresi kalut, frustasi dan memohon untuk tidak dibantah secara bersamaan.

Putri Harmony memilih mengalah, mengikuti Pangeran Silas yang menggendongnya. Ada banyak kata di dalam kepalanya yang ingin dikeluarkannya, namun ia tahan melihat ekspresi gusar Pangeran Silas.

 Ada banyak kata di dalam kepalanya yang ingin dikeluarkannya, namun ia tahan melihat ekspresi gusar Pangeran Silas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini semua cetakan newspaper dua belas tahun lalu sesuai permintaanmu. Victoria Times, Lorechester Telegraph, The Wealthbridge, Daily News, Lorechester Mail—kelima agensi ini yang paling akurat." Inspektur Phill menegakkan tubuhnya di sofa dalam ruangan kerja Pangeran Magnus.

The Secrets of Prince Silas (WealthBridge Kingdom Series #1) Where stories live. Discover now