Gadis itu sedari tidur semenjak dapat kabar kalau 3 jam berikutnya kelas mereka akan ada jam kosong, matanya memang sudah tertutup, namun jangan pikir telinganya tidak dapat mendengar apa yang sahabatnya bahas dari tadi, toh nyatanya suara mereka berdua kayak toa sekolah.

"ZE Lo nggak tidur semalam ya?" tanya Vivian menyentuh pundak zea.

" Iya, perut gue sakit banget semalam, gara-gara datang tamu bulanan, jadinya gue susah tidur," jawab zea tanpa membuka matanya.

"Gue kira Lo nangisin kak bian, makanya nggak bisa tidur," ujar Valen dengan nada bercanda.

"Uhhh, ini ngga ada sangkut pautnya sama kak bian, perut gue emang sakit," jawab zea membuka matanya dan mencoba duduk seperti biasanya.

" Lo kok pucat amat," ujar Valen khawatir begitu pun dengan Vivian melihat wajah dan bibir zea yang sangat pucat.

" Yaudah yuk kita ke UKS, jangan pingsan dulu ya ze, sampe di UKS aja baru Lo pingsan, soalnya kalau Lo disini ngga mungkin kan sibatu es itu mau ngangkat lo," ujar Vivian berdiri ia dan Valen memapah zea yang sepertinya sudah sangat lemah.

Mereka bertiga keluar dari kelas menuju ruang UKS yang berada di ujung kelas 12 A, tak sengaja langkah zea terhenti melihat seseorang sedang bersenda gurau dengan seorang perempuan, begitu jelas nampak kebahagiaan terpancar jelas di wajah laki-laki itu, ya laki-laki itu adalah Bintang Albiantara Wijaya, lain halnya jika laki-laki itu sedang bersamanya hanya tatapan tak suka yang ia terima dari dulu.

" Nggak usah lihat, percuma hanya nambah sakit hati aja," ucap Valen menyadari apa yang di lihat zea.

"Iya ze, tunangan macam apa kayak gitu, ngga perhatian ngga peka, dan Lo masih betah aja naruh perasaan sama si es batu, gue salut sama pertahanan anti badai Lo itu," tambah Vivian.

"Kalian mau ngeledek gue?" Ujar zea melirik temannya dengan mata yang sangat sayu.

" Kita bukannya ngeledek Lo, cuma sudahlah, buat apa ngebahas tu es batu, yuk kita ke UKS aja, sekalian gue juga numpang tidur lumayan sampe pulang," cengir Valen pada zea dan Vivian.
.
.
.
.
Zea terbangun dari tidurnya, karena di bangunkan oleh Valen dan Vivian yang duduk di sampingnya.

"Ze, ini udah waktunya pulang, gue panggilan kak bian dulu ya ke kelasnya," ujar Valen.

"Nggak usah val, gue pulang sendiri aja, soalnya tadi kak bian bilang dia ada urusan," ucap zea sambil menahan tangan Valen.

"Tapi kan Lo lagi sakit, lagian ini tanggung jawabnya kak bian, Lo kan tunangannya, masa iya tunangannya lagi sakit malah pulang sendiri dan milih urusan lain, kan nggak lucu," ujar Vivian tambah tak suka.

"Nggak pa pa kok, Lo Lo pada tenang aja, gue bisa pulang naik taksi," jawab zea sambil tersenyum.

" Mana bisa kayak gitu, Lo nggak usah naik taksi, Lo pulang sama gue aja, gue bawa mobil kok," ujar Vivian.

"Ya udah deh, gue pulang sama Lo aja, itung-itung gratis," cengir zea.

"Mana ada gratis, Lo musti bayar, ayok," ujar vivian.

Kondisi zea tak sepucat seperti tadi, kini mereka bertiga kembali ke kelas untuk mengambil tas, setelah itu mereka bertiga berjalan menuju parkiran.

Valen terpaksa pergi terlebih dahulu, karena jemputannya sudah datang, dan kini tinggal Vivian dan zea.

"Zea itu bukanya kak bian sama sila ya?" tunjuk Vivian ke arah mobil bian dimana zea melihat kalau sila dan bian tersenyum bahagia masuk ke mobil dan meninggalkan kawasan SMA Gautama.

Zea hanya tersenyum kecup, melihat fenomena seperti ini, sering sudah Pasti, tapi mau gimana lagi, ia takut bian malah semakin membencinya, memang status mereka adalah tunangan, tapi itu tak lepas dari sebuah hubungan sebelah pihak saja.

"Gue udah bilangin ke bian kalau Lo sakit dan di UKS, tapi tu anak bertingkah masa bodoh aja." Sebuah suara laki-laki datang secara tiba-tiba di belakang mereka.

"Kak varel tau dari mana?" tanya zea.

"Yang bertugas jaga di UKS hari ini anak kelas gue, tapi Lo udah baikan kan ze?" tanya varel.

Zea tersenyum dan mengangguk.

"Ya udah gue cabut dulu ya," ujar varel pergi menuju ke motor ninjanya.

"Gila kak varel kalau dilihat dari dekat bikin mata gue buta Ze," ujar Vivian masih memperhatikan kepergian varel yang sudah keluar gerbang.

"Lebay Lo," ucap zea.

"Gue serius, soalnya ketampanannya itu langsung ngehujam ruang di mata gue, emang sih kak bian lebih tampan, tapi teman-temannya boleh juga tuh."

"Dasar!" Ujar zea sambil menggeleng pelan.

"Eh Lo kan dekat tuh sama teman-temannya kak bian, tolongin gue dong biar bisa kenalan dikit Ama mereka, kalau nggak dapat kak Alan, kak varel pun gue sikat," cerocos Vivian semangat.

"Mimpi Lo," ujar zea membuka pintu mobilnya Vivian.

"Gue serius, seribu rius malahan," cengir Vivian ikut masuk ke mobilnya.
.
.
.
.
.
"Makasih ya bian, udah nganterin aku," ucap seorang gadis yang tak lain adalah sila.

"Iya sama-sama," jawab bian sambil tersenyum.

"Tapi beneran nggak pa pa kamu antarin aku? Zea gimana? kan biasanya dia pulang bareng kamu?" tanya sila.

"Aku udah bilang sama dia kok, kamu nggak usah khawatir," jawab bian.

"Ta, tapi_"

"Jangan di bahas lagi, mending kamu masuk, entar lagi udah mau malam," potong bian.

"Hmhm, tapi makasih ya buat traktiran tadi siang, makannya enak aku suka, kapan-kapan boleh nggak kita makan disana lagi?" tanya sila.

"Tentu saja, asal kamu suka aku ngikut aja, dan jika kamu ada waktu, soalnya kamu nolak ajakan aku terus," ucap bian nampak kesal.

"Kamu lupa status kamu itu udah tunangan orang? nanti orang-orang bilangin aku apa, aku kan nggak suka di tuduh ngerusak hubungan kamu dengan zea," ucap sila dengan wajah yang nampak sedih.

Bian mengacak rambut sila.

" Udahlah sil, jangan bahas itu lagi, kamu kan tau aku udah berusaha buat batalin pertunangan aku sama dia, cuma kan orang tua aku selalu nolak," kata bian.

Sila hanya diam, akhirnya ia baru berkata, " yaudah aku masuk dulu, kamu pulangnya hati-hati jangan ngebut, nanti kalau terjadi apa-apa zea sedih Lo," canda sila sukses membuat bian melihatkan tampang tidak sukanya jika berkaitan dengan zea.

Akhirnya sila masuk kerumahnya, yang terbilang sederhana. Sedangkan bian sudah pulang menuju rumahnya karena sebentar lagi udah malam.
.
.
.
.
.
" mama mana bi?" tanya bian pada pembantunya.

"Belum pulang tuan muda," jawab bi Surti.

" Oo oh."

Bian langsung menaiki tangganya menuju ke kamarnya, baru saja membuka pintunya ia sudah di kejutkan dengan keberadaan seseorang disana yang terlihat sedang memegang figura foto milik bian.

"Lo ngapain ke kamar gue?" Suara bian langsung menghentikan aktivitas orang yang ada di kamarnya.

📙

Masih sepi gak pa2😉😉

Tapi kalau ada yang singgah tanpa sengaja, aku harap kalian bisa berjodoh dengan cerita ini heheh😂😂 dengan memberikan vote serta komentar tentunya

Sekedar informasi, cerita ini akan slow update, karena responnya masih minim, bisa jadi aku akan update dalam kurun waktu yang cukup lama,

Namun jika cerita ini responnya cukup baik, aku akan usahin biar updatenya lebih cepat dan sering tentunya, terimakasih.

ANOTHER SIDE (COMPLETE) Where stories live. Discover now