SS - 1

7.9K 707 84
                                    

Kegiatannya ketika bagun tidur selalu diawali dengan membaca zodiak, mengetikkan website yang sudah dia hapal di luar kepala di aplikasi ponselnya lalu memilih bintangnya.

Gemini.

Sepertinya akan ada yang menguji kesabaranmu dan jangan lupa untuk menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk.

Shoot! Ramalan pagi ini tidak sesuai ekspektasinya, tadinya pagi ini dia bangun dengan perasaan sangat baik mengingat hari ini gajian dan dia bisa jajan lalu berbelanja sedikit. Dari sekian banyak hari hanya hari gajian yang dia tunggu-tunggu dan hanya untuk hari ini dia bekerja dan merelakan bokongnya untuk duduk di belakang meja dengan sukarela.

Dia mencoba membuka dari website lain dan haislnya tidak jauh berbeda. Sepertinya hari ini dia benar-benar harus belajar bersabar.

Menurutnya pekerjaan di belakang meja dan mengharuskan dia mengerjakan tumpukan dokumen itu sangat membosankan. Dia adalah si gemini yang cepat bosan dengan rutinitas, tapi bisa apa dia ketika dompet dan ATMnya kosong dan ancaman abangnya yang durhaka itu?

Narendra, abangnya, mengancam akan memutus aliran dana bulanan yang dia berikan jika Meera masih terus saja menganggur dan sibuk dengan ramalan bintangnya. Hell no! Dia harus menabung untuk membeli motor yang dia inginkan karena abangnya mulai pelit meminjaminya motor.

Dia juga bosan mendengar abangnya itu mewanti-wanti ini itu seperti pacar yang posesif pada motornya. Contohnya seperti sekarang, "Meera, jangan parkir sembarangan. Nanti lecet si Johnny!" Teriak Narendra dari balik pintu rumah. Omong-omong abangnya itu menamai motornya dengan nama Johnny, sinting kan?

Meera tanpa mau menjawab abangnya langsung menjalankan motor dan menggebernya sekali agar abangnya itu kesal. Dan memang pria itu kesal lalu menggelengkan kepala melihat kelakuan adiknya, tapi mau bagaimana lagi? Hanya ada mereka berdua di dunia ini sehingga mau marah pun dia tidak bisa lama-lama.

Meera menjalankan motornya dengan kencang tanpa memperdulikan umpatan orang yang dia salip hingga harus mengerem mendadak karena motor besarnya menghalangi jalanan mereka.

Begitu tiba di kantornya dia langsung memarkirkan motor di parkiran dan segera naik ke lantai tempatnya bekerja. Dia langsung mengembuskan napas dengan jengkel ketika melihat mejanya sudah oenuh dengan dokumen yang harus dia kerjakan.

"Shit! Banyak banget sih." Umpatnya dengan pelan.

"Iya emang lagi banyak banget kerjaan, Ra. Lagi banyak project jadi mesti hitung waktu kerja para ekspat itu juga di site. Jam kerja mereka yang dolar itu ngeri, jangan lupa samain jam kerjanya sama di pernjanjian awal ya, Ra." Sahut suara dari meja sebelahnya.

"Iya, gue denger juga mau ada tender baru lagi kan, Mbak?" Tanya Meera pada Dania.

"Iya, konsorsium sama Adhi Karyo."

"Siapa yang kebagian pegang?"

Wanita itu menggedikkan bahunya, "Belum tahu, tapi denger-denger sih Sintha yang pegang."

"Puji Tuhan. Kalau kebagian gue lagi, gue bikin tenda aja di kantor biar gak pulang-pulang."

"Lebay lo!" Dania tertawa ketika melihat wajah nelangsa Meera. "Sisiran, Meer. Rambut lo berantakan banget."

"Iya tadi pakai helem buru-buru soalnya si Naren bawel."

"Nih sisir, gue tahu lo gak bawa dan gak simpen sisir kan di sini." Ujar Dania sambil mengangsurkan sisirnya yang dijawab cengiran oleh Meera.

"Thank you, Mbak. Tapi itu lah gunanya rambut pendek gue ini, biar nyisirnya tinggal pakai jari aja." Meera langsung menyisir rambut berwarna abu-abunya dengan tangan, rambut pendeknya benar-benar praktis sehingga dia malas untuk memanjangkannya. Begitu menyentuh bahu maka dia akan langsung memangkasnya.

Dania hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan tetangganya ini, wajah tanpa make-up, pergi ke kantor dengan motor besar milik abangnya, pakaian serba hitam, putih atau abu-abu dan yang paling mencolok rambutnya yang berwarna abu-abu. Meskipun pendek, rambutnya yang berwarna terang itu selalu berhasil menarik perhatian.

"Untung kantor gak masalah ya, Ra, sama rambut lo yang kayak nenek-nenek itu."

Meera hanya bisa tertawa sebagai jawaban, dia tidak tahu harus bersyukur atau mengumpat atas hal itu. Satu sisi dia membutuhkan uang gajinya tapi sisi lain pekerjaan di belakang meja ini membunuhnya.

"Yak yak! Mulai kerja!" Teriaknya dengan semangat sambil menepukkan kedua tangannya. Biarpun dia membenci pekerjaannya ini, tapi dia tetap harus bertanggung jawab kan?

Dan sekali lagi, ramalan bintangnya benar. Banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dan dia harus bersabar.

##

Jangan lupa vote, komen dan follow akun WP ini + IG @akudadodado yaaw.
Thank you :)

Meet Meera, satu-satunya lautku yang perempuan diantara barisan lelaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meet Meera, satu-satunya lautku yang perempuan diantara barisan lelaki. Hahahaha
Aku suka karakter dia yang bebas dan aku juga suka fakta bahwa dia adiknya si raja mesum Naren 🤣

 HahahahaAku suka karakter dia yang bebas dan aku juga suka fakta bahwa dia adiknya si raja mesum Naren 🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STAR SIGNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang