Part 16: Mama and Kids Time

3.2K 251 14
                                    

Setelah keputusan yang dikatakan oleh Yusuf pria itu tak langsung memberi tahu Zara. Namun justru dia pulang lebih awal untuk langsung mengatakan semua yang telah terjadi padanya.

Bagi Yusuf dia berpikir bahwa Zara akan menerima semua hal tentang dirinya. Dia terus berpikir bahwa Zara tidak akan bisa meninggalkannya.

Walau dia sendiri tahu seperti apa hubungan pernikahan mereka, tapi dia terus meyakinkan diri bahwa Zara tidak bisa meninggalkanya. Kalaupun wanita itu marah besar padanya dia yakin dia bisa membujuk wanita itu agar kembali seperti biasa.

Seperti yang dia lakukan, dia sendiri bahkan selama 8 tahun ini belum benar-benar melihat bagaimana sssok Zara saat wanita itu benar-benar marah ataupun kecewa.

Di rumah keluarga Khaidar.

Zara pagi ini kembali menjadi ibu rumah tangga dan menyediakan semua keperluan putrinya. Hari ini sedang weekend membuat Zara dan Anaya memilik menghabiskan waktu bersama dirumah.

Dia bersama Anaya saat ini sedang bergulat di dapur dengan segala macam bahan untuk membuat kue coklat, "Mama, mama Anaya mau makan banyak-banyak kue coklat,"pekik putrinya itu girang.

"Eh, seberapa banyak?"beo Zara

"Sebanayak mungkin....."ucapnya sambil merentangkan kedua tangganya lebar.

"Awas nanti giginya bisa ompong loh,"

Anaya mengerutkan dahinya, kesal, "Kok bisa ompong? Ompong itu cuman buat nenek dan kakek-kakek, Ma! Anyaa kan masih muda, masih baby-baby gemusss..."

Zara mengerjapkan matanya, "Hey, sejak kapan bahasamu begitu sayang, siapa yang mengajarkannya?"

Anaya mengajwab sambil memanyunkan bibirnya, "Adaaaaa deh pokoknya!"jawabnya sambil mengedipkan mata.

"Main rahasia-rahasiaan sama mama ya?"

"Enggak ya! Anaya kan dah besar, katanya orang besar itu punya banyaakkkk rahasia yang gak boleh orang tahu,"

"Benarkah?"tanya Zara sambil terus mengaduk adonan kuenya.

"Iya-iya! Kata ibu guru begitu! Mama juga pasti punya banyak rahasia kan? Kasih tahu Anaya dong mama punya rahasia apa?"

"Zara tersenyum padanya, "Mana boleh, kan katanya rahasia kallau dikasih tahu ya bukan rahasia lagi lah!"

"Heuhhh, pelit!"dia memalingkan wajah sambil mendengus kesal. "Wajahnya kenapa gitu sayang? Gemeus mama mau mama belepotin pakek adonan kue gak!"kekeh Zara.

"Gak ihh! Nanti jadi jelek kalau di bedakin sama adonan kue, mama aja sini Anaya makeupil...,"

"Makeupil? Ahhaahah...make up sayang, make up bukan makeupil!"

"Ihhhhh mama! Iya itu maksudnya, lidah Anaya kan masih kecil ya maaapin aja kalau masih suka khilap!"

"Khilaf sayang, bukan khilap!"

"Ishh, protes mulu sih mama!"dengsunya dengan pipi menggembungnya yang merah membuat Zara tak tahan untuk mencuri cium pipi putrinya itu.

"Nih, bedaknya!"

"Mamama!" teriak Anaya kesal ketika sebuah adonan kue bertengger di hidung mungilnya.

"Kamu cantik sayang! Jadi pengen peluk!"kata Zara sambil merentangkan kedua tangannya ingin memeluk Zara.

Namun Anaya malah menatap horor sang mama, lebih tepatnya tangan sang mama yang dipenuhi adonan terlihat menyeramkan jika itu sampai menyetuhnya.

Anaya turun dari kursinya dan berlari sekencang mungkin sambil berteriak., 

" HUAAA, MAMA NYEBELIN! TAPI ANAYA SAYANG!"

#Bersambung 

I'M SORRY MAMA! (New Version)Where stories live. Discover now