SasuNaru

172 9 1
                                    

Baca aja kalau mau tau

Naruto sekarang tenggelam di kesepian yang damai dengan secangkir teh hijau yang masih beruap, sesekali dapat ia dengar suara derua angin yang menabraknya dari belakang dengan di sela - sela suara siulan burung kenari yang merdu. Perlahan tangan putihnya meraih secangkir teh hijau dan menyeruputnya tanpa suara lalu menaruhnya ke meja, kembali ia merenung dalam keheningan yang mendamai.

Mata biru indahnya memandang lurus ke depan, berusaha menerawang semua kejadian indah yang terjadi bertahun - tahun lalu, ketika sang pujaan hati menyatakan bahwa dia mencintai Naruto. Mengingat kenangan idah tersebut Naruto perlahan mengembangkan senyum tipis di wajah putih pucatnya. Baginya waktu itu adalah waktu yang paling indah di dalam hidupnya hinga pada suatu malam saat ulang tahunnya yang ke delapan belas sang kekasih mengajaknya bercumbu semalam suntuk dan bodohnya ia mengiyakannya, padahal ia tau bahwa dirinya adalah omega.

Tak selang waktu lama setelah ia dan kekasihnya bercumbu dirinya positif mengandung. Karena hal itu ia mau tak mau harus pergi dari kehidupan orang - orang yang ia cintai tanpa sepengathuan mereka semua, dan mulai waktu itu maka ia harus berusaha menghidupi dirinya dan bayinya sendirian.

Cukuplah Naruto mengingat masa lalunya yang kelam, kembali Naruto meraih cangkir berisi teh hijau di depannya dan menyeruputnya hingga habis lalu beranjak ke mesin pencuci piring untuk membersihkan cangkir yang ia pegang. Selepas membersihkan cangkirnya, Naruto segera beralih ke kulkas untuk mengambil beberapa bahan makanan.

Dengan lihai ia memotong wortel hingga membentuk potongan dadu, setelah selesai Naruto lalu memotong daging ayam dan menyiapkan bahan rempah, lalu menyalahakan kompor untuk memanaskan air yang akan dia gunakan untuk merebus semua bahan tersebut. Melihat beberapa gelembung sudah muncul di air rebusannya Naruto segera memasukkan satu per satu bahan makanan yang tadi sudah dia siapkan.

Selagi menunggu supnya matang Naruto kembali mempersiapkan bahan untuk masakan selanjutnya, kali ini dia ingin menggoreng udang kesukaan sang anak. Setelah semua masakan sudah matang Naruto segera menyajikannya di atas meja makan yang cukup untuk empat orang, tapi hanya ada dua bangku di sana. Bangku Naruto dan Menma, anaknya.

Sembari menunggu Menma pulang dari sekolah, Naruto memutuskan membaca buku di ruang tamu. Di tengah - tegah kegiatan membacanya Naruto kembali melamun, walau matanya tertuju pada barisan huruf di kertas usang tersebut tapi tidak dengan pikirannya. Senyum perlahan muncul ketika dia mengingat kelahiran sang buah hati yang menjadi titik balik dari kehidupannya, di mana Naruto kembali memiliki tujuan hidup, untuk Menma.

"Papa" Seru suara khas anak kecil dari arah pintu utam, Naruto menoleh dengan senyum menyapa Menma yang berjalan ke arahnya, satu kecupan di kempar Menma pada Naruto, "Sudah pulang, ayo makan dulu" Ajakan Naruto segera diiyakan oleh sang putra yang sudah berumur sepuluh tahun.

Suasana di meja makan penuh dengan canda tawa mereka berdua, entah apakah Menma yang menceritakan pengalaman lucunya yang ia alami di sekolah atau Naruto yang menyahutinya dengan menceritakan lelucoan untuk Menma sehingga mereka tertawa bersama.

"nanti temani Papa ke super market yah" Pintah Naruto pada Menma.

"Iya, Pa. Tapi aku mau mengganti pakaianku dulu" Jelas Menma sebelum bocah bersurai hitam itu naik ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya.

Di sepanjang jalan menuju supermarket mobil diisi oleh suara Menma yang tak habis - habisnya berceloteh dengan berbagai macam tema, Naruto hanya bisa menggeleng pelan seraya tersenyum ketika dia melirik Menma yang tak berhenti berbicara.

"Pa, tadi sekolah Menma diejek sama teman - teman Menma karena katanya Menma bukan anak Papa" Menma mengadu pada Naruto. Seketika Naruto menoleh dengan sesekali melirik ke depan untuk mengawasi apakah ada mobil atau tidak.

Tulisan GabutWhere stories live. Discover now