Z2

114 7 0
                                    

Aku ingin membahas sedikit tentang kesehatanku, memang dokter sudah menyatakan aku sudah sembuh total. Namun dikarenakan paru-paruku sudah pernah mengalami cedera, kondisinya tak lagi sama seperti dulu. Sekarang jika aku menarik nafas dalam-dalam, rusukku seolah tertahan pada batas tertentu sehingga aku tidak bisa menarik nafas panjang. 

Kesehatanku sudah hampir tidak ada masalah, karena aku sudah jarang sekali drop. Tetapi aku harus sangat menjaga diriku sendiri sehingga banyak hal yang tidak bisa kulakukan, banyak pantangan yang harus kuikuti, serta banyak makanan dan minuman yang harus kuhindari. Aku tidak boleh lagi menikmati penyegar jiwa seperti es krim, teh manis dingin, minuman bersoda yang sudah lama kurindukan. Aku sudah bertahan selama satu tahun lebih dan untungnya aku adalah manusia yang bisa menahan godaan.

Terkadang aku merasa seperti anak mami ataupun seseorang yang sangat lemah dikarenakan hal-hal tadi. Teman-teman yang baru mengenalku mungkin akan berpikir betapa banyaknya pantangan yang ada di diriku yang membuatku terlihat berbeda dan aneh. Tetapi aku harus mengikutinya jika aku ingin berumur panjang. Maafkan diriku yang terlalu banyak tidak boleh-nya.

Berbagai drama telah berlalu. Drama tentang sekolah, tahun terakhir, pertemanan, serta romansa di masa sekolah akan segera dimulai.

Aku akan mulai dengan hari pertama sekolah.

Bak anak umur lima tahun yang akan mengikuti hari pertamanya di sekolah, jantungku berdegup cepat seolah akan melompat keluar dari dadaku. Rasa senang ingin kembali bersekolah dan menikmati tahun terakhirku yang sempat terhenti menyelimuti seluruh badanku, namun ada juga rasa takut tidak bisa bergaul atau beradaptasi dengan baik di lingkungan pertemanan yang baru seolah menggerogoti jiwaku.

Pertama kali menginjakkan kaki di depan kelas itu, perasaanku campur aduk. Begitu mendebarkan. Aku bisa merasakan rasa malu yang menggebu-gebu ingin keluar dari tubuhku, aku juga bisa merasakan betapa tebalnya wajahku menahan rasa malu itu ketika melangkah masuk ke dalam kelas, aku tidak akan pernah melupakan momen ini. Mereka menyambutku dengan baik, ada yang memulai pertemanan dengan senyuman hangat, jabatan tangan, dan candaan yang receh. 

Aku sangat bersyukur mereka mau menyambutku dengan baik. Ada beberapa teman yang memang sudah kukenal sejak dulu, namun sebagian besarnya masih sangat asing. Mungkin bisa dibilang jodoh atau rencana Tuhan, dulu aku sudah pernah ujian di kelas yang sama dengan sebagian dari mereka walau tidak benar-benar mengenal ataupun hanya sekedar tahu.

Beberapa hari pertama, segalanya masih terasa sangat canggung sehingga rasanya aku ingin menggali lubang dan bersembunyi di sana. Namun, bisa kukatakan jika kelas ini adalah tipe kelas yang mau merangkul orang asing menjadi bagian dari mereka. Hal ini membuatku semakin bersyukur kepada Tuhan. 

Mereka yang mengajakku berkenalan duluan, lalu mengajak teman-teman mereka lainnya untuk berkenalan. Walau ada satu atau dua orang yang lebih pemalu sehingga tidak terlalu banyak berinteraksi atau berkenalan denganku. Tapi jika dilihat dari keseluruhannya, mereka semua anak-anak yang baik dan mempunyai karakter yang berbeda tiap orangnya. Aku melihat banyak hal baru, serta semakin banyak belajar dari mereka.

Saat membahas tentang logo kelas ataupun sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan tahun terakhir, mereka tak pernah meninggalkanku. Mereka bahkan mengajakku berdiskusi bersama mereka, aku sangat berterimakasih kepada mereka yang mau mengingatku. Beberapa dari mereka pernah mengatakan bahwa aku cukup cepat dekat dengan mereka, namun aku merasa belum cukup mengenal mereka.

Beberapa kali aku mengalami kesalahpahaman secara tidak langsung, atau mungkin bisa dibilang akulah yang terlalu baperan karena belum mengenal sifat mereka secara jelas. Namun, teman-teman lainnya yang berbicara denganku, mencoba memberitahuku sehingga pada akhirnya aku mengerti dengan sifat mereka dan belajar bersikap toleransi. Tuhan baik, Tuhan mengajarkanku bersikap sabar dan pengertian. Terlebih lagi usiaku yang satu tahun lebih tua dari mereka, aku tidak boleh bersikap kekanak-kanakan atau tidak bisa berpikir dewasa.

Rasa sulit untuk beradaptasi pasti menghampiri di selang-selang waktu tertentu, disertai dengan air mata beserta ingus yang tak berhenti mengalir. Terkadang perasaan seperti orang asing yang tiba-tiba masuk ke suatu golongan yang sudah lama terbentuk menghantuiku. Aku merasa seperti aku sudah berhasil berbaur dengan mereka tetapi masih di luar lingkaran pertemanan mereka, mungkin aku terlihat serakah dan tidak tahu bersyukur, tapi perasaan itu tidak bisa kucegah dan malah muncul menghancurkanku.

Terkadang juga aku merasa seperti diasingkan padahal sebenarnya tidak, merasa bodoh ketika mereka bercerita tentang masa lalu mereka karena aku tidak pernah mengetahuinya, aku lebih banyak memilih diam dan mendengarkan, mencoba lebih mengenal mereka lewat cerita mereka. Mencoba lebih mengerti dengan tingkah mereka.

Pelan tapi pasti, aku sudah mulai dapat mengontrol perasaan itu. Aku tidak lagi ingin merasa sedih ketika perasaan itu datang. Setiap orang punya kenangan mereka masing-masing, jika mereka punya kenangan masa lalu maka aku juga punya dan kita semua berhak mengenang masa lalu, bukan?

Jujur saja, aku sangat bersyukur dapat menjadi bagian dari kelas ini. Jika bukan di kelas ini, aku tidak yakin jika di kelas lain aku dapat bergaul dengan baik. Walaupun karakter mereka berbeda-beda, aku tetap menyayangi mereka semua bagai keluargaku sendiri. Mereka telah menjadi bagian dari hidupku.

Tuhan sangat baik padaku, di tahun terakhir ini, Ia banyak menyiapkan hal-hal baik untukku. Salah satunya dalam hal pelajaran, nilaiku lumayan meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Mungkin karena pelajarannya sudah pernah kupelajari sedikit tahun lalu, jadi aku hanya mengulang kembali.

Selain itu, aku juga ditawari menjadi anggota panitia tamatan, hal yang sudah kuidam-idamkan sejak kelas enam. Ketika aku bercerita kepada teman-teman lamaku, mereka juga turut bergembira untukku. Dulu aku sering meyakinkan diriku sendiri, Tuhan punya rencana indah untukku, Tuhan sedang menyiapkan tahun terakhir yang luar biasa bagiku. Dan benar saja, Tuhan membawa pelangi yang indah untukku setelah badai yang besar.

Tidak semuanya selalu berjalan mulus untukku, jujur saja aku harus kembali beradaptasi pada teman-teman baru di panitia tamatan. Aku yang lebih besar satu tahun dari mereka terkadang merasa canggung untuk masuk ke dalam obrolan mereka. Aku tidak tahu siapa yang mereka bicarakan dan topik apa itu, aku tidak mungkin sok kenal sok dekat dan masuk ke dalam obrolan mereka dan gibahin orang yang bahkan tidak kukenal.

Walau pada akhirnya akubisa berbaur dengan mereka, namun tak bisa kupungkiri jika ada saat di mana akuhanya diam dan tertawa kecil mendengar guyonan mereka karena masih asing. Akusangat berharap jika ke depannya aku dapat mengenal lebih dekat setiap darimereka sebagaimana aku yang sudah semakin mengenal anak kelasku.

Tuhan Tahu Yasmine Kuat 2Where stories live. Discover now