11. Perhatian Gentala

704 41 11
                                    

Hi!👋
Call me Pink, Please. Salam kenal🤙🏻
Vote, Komen, Follow, and Share ya guys.
Love you<3.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


🦋🦋🦋

Gentala menurunkan Ellena dari mobilnya, ia menggendong Ellena ala bridal style. Ellena mulai terkulai lemas, tubuhnya menjadi sedikit demam.

"Nurse, help me!" Teriak Gentala membuat atensi yang sedang berada di IGD tersebut mengalihkan pandangannya.

Perawat yang berada di IGD itu bergegas menyiapkan Brankar dan mengambil alih Ellena.

"Anda bisa tunggu di luar selagi pasien masih kami tangani." Gentala mengangguk, ia mengusap wajahnya dengan gusar.

Gentala beralih ke tempat duduk yang sudah di sediakan, ia mendudukan dirinya dan menyender di dinding dengan wajah gusarnya.

Ada trauma tersendiri ketika melihat seorang perempuan yang terbaring lemah di rumah sakit. 
Ia mengingat kejadian yang menimpa gadisnya dulu.

Sekarang Gentala bingung, ia harus mengabari siapa? Sedangkan ia tak mempunyai nomor orang tua Ellena. Ingin mengabari Seina, tapi Gentala takut Seina gegabah dengan Andrian yang nantinya ia akan bernasib sama seperti Ellena.

Gentala menenangkan dirinya, selang beberapa menit Dokter keluar dan menghampirinya.

"Anda pacarnya?" Tanya Dokter yang bernama Reksa.

Gentala reflek mengangguk "Bagaimana keadaanya?"

"Ia tidak apa-apa, beruntung kakinya tidak ada patah tulang atau keretakan. Hanya saja ada cidera yang memang akan membuat pasien agak sulit berjalan." Gentala menghela nafasnya, sedikit lega mendengar tutur kata Dokter Reksa.

"Thank you so much" Dokter itu mengangguk dan pergi meninggalkan Gentala.

Gentala memasuki IGD, menghampiri Brankar yang ditiduri Ellena.

Terlihat ada selang oksigen yang menyatu di hidung gadis itu. Gentala menatapnya dengan nanar, ia sangat tidak tega melihat seorang gadis yang menahan sakitnya.

"Hei Na?.. are you okay?" Ellena mengalihkan eksistensinya, ia menatap Gentala dengan mata yang sedikit terpejam.

"I'm okay, Thank you Gentala.." Lirih Ellena, Gentala mengusap puncak kepala Ellena dengan lembut.

"Gentala, maaf gue ngerepotin lo terus." Gentala menggeleng, ia sama sekali tidak merasa di repoti oleh Ellena.

"Na, jangan pernah ngehadirin rasa sakit untuk lo sendiri, gue gak suka." Ellena tersenyum dan mengangguk.

Aku Langit, Kamu Pelangi (On Going)Where stories live. Discover now