XXXII: Broken Rose

829 94 3
                                    

"Youn." Panggil Seungwoo.

"Hm?" Seungyoun yang saat itu sedang berada di kamarnya hanya menoleh sekilas kemudian kembali beralih ke laptop di pangkuannya.

"What if... I have a baby?"

"Good. We'll be a dad tho."

"I mean, now. This time."

Seungyoun mengangguk-angguk. "Nice. But w-what?" Seungyoun segera meletakkan laptop di meja dan menggeser kursi dengan kakinya, mendekat ke tempat Seungwoo berbaring.

"You did?" Tanyanya memekik.

Seungwoo mengangguk, "we did."

Seungyoun meletakkan kedua tangannya di kepala, seperti frustasi. "Terrible, hyung."

"What should I do?" Tanya Seungwoo pasrah. Wajahnya masih membengkak karena semalaman menangis.

Seungyoun terdiam sejenak. Sejujurnya tak tahu apa yang hendak ia katakan.

"What's your plan?"

"I don't know, yet."

Seungyoun menghembuskan nafas lesu. "Hyung kau harus punya rencana, at least."

"If I have, I wouldn't ask you."

"Do you even think about marriage?" Tanya Seungyoun hati-hati.

"Of course, it's on my mind. But," Seungwoo tak dapat menyelesaikan kata-katanya sehingga ruangan menjadi sunyi. Seungyoun pun diam, menunggu Seungwoo meneruskan ucapannya. Tapi ia juga tahu, itu tidak akan mudah. Hati Seungwoo sedang kalut.

"Hyung." Seungyoun mulai bersuara. "You know, hyung adalah orang yang kami percaya untuk mengambil setiap keputusan. Dan aku yakin, hyung juga bisa mengambil keputusan untuk masalah ini. Desicion for your own life."

Seungyoun menepuk pundak Seungwoo sebagai dukungan kecil untuk dirinya sebelum keluar dari kamar Seungwoo, membiarkannya sendiri untuk berpikir.

Seharian itu Seungwoo terus bergulat dengan pikiran dan perasaannya. Tentang apa yang akan ia lakukan ke depannya. Apa yang terbaik untuk dirinya, apa yang terbaik untuk Sindara, dan tentunya anak mereka.

Sebagai lelaki, tentu ia harus bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. Having a baby, bukanlah suatu perkara yang mudah.  Harus butuh komitmen antara mereka untuk membangun keluarga kecilnya. Terlebih kondisi Sindara yang seperti ini.

¤¤¤

Seungwoo memasuki sebuah toko perhiasan. Ia disambut ramah oleh pegawai toko. Dengan sedikit canggung ia melihat beberapa cincin yang terpajang di etalase. Senyum terangkat di bibirnya, begitu matanya menangkap sepasang cincin berwarna emas.

Ia menunjuknya dan pegawai toko lekas mengambilkannya. Pegawai itu menjelaskan tentang cincin tersebut dan setelah berdiskusi dengan pegawainya, dan menebak-nebak ukuran jari Sindara, akhirnya Seungwoo memutuskan untuk memilih cincin itu.

Ia keluar dari toko dengan perasaan yang ringan, senyum yang terus menggantung dibalik maskernya dan jantungnya yang tiba-tiba berdegub kencang menyadari dirinya akan melamar. Sesuatu yang belum pernah ia bayangkan sebelumnya.

Langkahnya terhenti begitu ia melewati toko bunga. Senyum semakin lebar di wajahnya hingga terlihat matanya yang segaris di atas masker. Ia memasuki toko itu and got a bouquet flower for Sindara. Seungwoo tersenyum puas.

Seungwoo pulang terlebih dahulu ke dorm. Berganti pakaian terbaiknya yang juga membuatnya bimbang.

"Pakai jas terlalu berlebihan. Pakai setelan ini, terlalu formal." Ia menyeleksi satu per satu pakaiannya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memakai baju sweater, terlihat kasual untuk sekedar berkunjung ke rumah Sindara. Ia tidak mau berlebihan menunjukkan dirinya di saat kondisi Sindara yang seperti ini.

Secrets: Love between Us | Han Seungwoo X OC  ✔️Where stories live. Discover now