Sexy Teacher -- 15

17K 200 5
                                    

Aku hanya tersenyum melihat tingkah Drew yang sedang jatuh cinta. Membuat kue berbentuk hati dan menghias dengan pondant berwarna merah jambu, ya Tuhan baru kemarin dia lulus dari high school dan sekarang Drew tertarik dengan kaum Adam.

Ya Drew masih berusia sembilan belas tahun. Ibunya merupakan teman dekat nenekku. Dan kami juga tetangga dekat. Awalnya Drew meminta menjadi pegawai paruh waktu, aku tidak tega karena usianya masih lima belas tahun. Dan menurut undang-undang Metroland. Anak dibawah umur tujuh belas tahun tidak diperkenankan untuk bekerja.

Yeah....aku hanya memperbantukan Drew sebagai asistenku. Tidak menggajinya hanya memberikan ia sekotak cupcake. Ia begitu senang dan segera menunjukkan pada ibunya saat wanita itu menjemputnya.

"Ada apa?", tanya Drew tiba-tiba. Aku tersentak dari lamunanku.

"Ah, hanya bingung apa yang akan aku pakai saat makan malam nanti dengan Danny", ujarku berbohong. Aku tidak mungkin menceritakan lamunanku tentang Drew, bisa-bisa ia malu dan tidak berbagi cerita tentang kekasihnya.

"Wow...kamu melakukan sesuatu yang istimewa!" teriak Drew. Aku mengulum senyum mendengar kesimpulan Drew.

"Tidak ada yang istimewa, Drew setiap hari yang kami lakukan selalu istimewa", jawabku seraya tersenyum.

"Maka jadikan malam ini menjadi yang spesial dan luar biasa!", seru Drew. Aku mengangguk setuju. Dan mulai memikirkan kira-kira apa yang akan aku lakukan untuk membuat Danny senang. Mungkin setelah makan malam kami akan bercinta didapur. Aku tersenyum geli saat membayangkan.

Pikiranku buyar karena suara nyaring dari ponselku. Ada sebuah pesan dari Danny dan aku sedikit kecewa ia membatalkan makan malam kami diluar. Danny memilih makan malam dirumah. Aku tersenyum tipis, baiklah tidak apa mungkin lebih romantis jika dilakukan dirumah.

Pesanan terakhir dari Nyonya Ahmed sudah aku buatkan dan Hasan anaknya sangat senang sekali. Sebuah kue tart berbentuk action figure dari salah satu tokoh Marvel. Aku tersenyum bahagia saat Nyonya Ahmed memberikan aku pujian.

Aku menghampiri Drew dan duduk bersebelahan dengannya. "Kau kenapa?", tanya Drew penasaran.

"Aku gagal makan malam diluar. Ia memintaku untuk makan dirumah saja", ujarku pelan. Drew menepuk pundak ku.

"Hei kau bisa berbelanja hari ini dan langsung memasak", sahut Drew seraya melihat jam tangan di lengan kirinya.

"Nanti saja masih tiga puluh menit lagi, kita bereskan toko dulu", ajakku. Drew mengacungkan ibu jarinya dan segera bergegas menuju dapur.

Aku menepuk kedua tanganku dan memberikan senyum pada Drew. Aku berbelanja lebih banyak dari biasa mengingat persediaan di kulkas hampir tidak ada.

Aku ingin memasak sesuatu yang tidak biasa, masakan Jepang mungkin. Aku berdecak apa Danny suka makanan mentah, batinku. Aku menggeleng dan mengembalikan ikan salmon ke tempatnya.

Kereta belanjaku menabrak seseorang dan membuatku mendongak ingin meminta maaf. Tapi yang kulihat membuatku menunda permintaan itu.

"Wah..wah...lihat siapa yang berbelanja disini", Ruby melihat-lihat barang-barang tanpa seijinku. Aku harus tenang.

"Halo", sapaku datar. Aku hanya melihat bagaimana jemarinya mengaduk barang-barang yang aku beli.

"Danny tidak suka ini, dia akan merasa gatal jika memakannya. Dan ini, ya ampun kau suka ini?. Kurasa Danny salah menyukai wanita", dengan kasar Ruby menjatuhkan belanjaanku.

Aku hampir menangis untung saja alam semesta mendukungku. Ruby mendapat panggilan dari entah siapa lewat ponselnya. Tidak berkata sampai jumpa atau apapun ia pergi begitu saja dan tiba-tiba saja menyenggol bahu kiriku dengan sengaja.

Sexy Teacher (Complete)Where stories live. Discover now