Sexy Teacher -- 2

92.3K 593 3
                                    

Aku memasuki rumah dengan jantung masih berdegup. Ah..kenapa tadi aku menolaknya, karena sekarang aku benar-benar terpesona dengan senyumannya.

Tak terdengar suara televisi, biasanya di jam-jam sekarang Jason sudah terdiam melihat drama ataupun siaran ulang olah raga. Aku mengangkat bahu dan menaiki tangga dengan pelan.

Aku mendesah kurasakan lelah yang luar biasa hari ini. Bertemu tidak sengaja dengan Adrian sampai tahu kalau dia akan segera menikah membuatku sedikit menyesal karena menolaknya.

Tapi mau bagaimana lagi orangtuanya tidak merestui kami. Aku hanya wanita biasa dengan kepintaran standar juga wajah terlampau biasa. Lagipula Aku juga bukan seorang sarjana.

Aku merenung di depan wastafel.
Kulirik jam dinding pukul 10.30 malam. Mataku mengantuk sebaiknya aku tidur.

Aku bangun lebih dulu ketimbang dua laki-laki pemalas itu. Segera kukeluarkan bahan-bahan di kulkas dan memasak. Hanya toast dan telur mata sapi serta sosis panggang. Kulihat Jason bangun dengan mata masih memerah dan kantung hitam. Ia bergerak menuju dapur untuk mengambil kopi.

"Kopi buatanmu selalu enak, Sasa", Jason mencium pipiku. Aku tahu itu adalah pujian yang ketujuh belas, memang begitu supaya aku betah tinggal disini.

Alex turun dengan seragam di tubuhnya. Tampaknya ia sudah mulai lebih baik ketimbang kemarin. Wajahnya juga juga terlihat sumringah.

"Aku akan mengantar Alex hari ini, Jas. Aku ada keperluan di sekolahnya", jelasku. Jason memicingkan matanya seakan tak percaya. "Mungkin lebih baik kalau kau bisa mengantar setiap hari", kekehnya. Aku tersenyum masam dan melanjutkan sarapan.

Alex turun dan mencium kedua pipiku. Kebiasaan yang diciptakan ibunya, menyayangi semua keluarganya. Bukan hanya denganku tetapi dengan orang tua Amanda juga begitu.

"Bibi...akan menjemputku pulang?", tanya Alex ragu.

Kurasa dia masih sama belum berubah, tetap dengan sifat manjanya.

"Kenapa? Kau mau Bibi menjemputmu?". Alex mengangguk dengan mata berbinar. Ya Tuhan kenapa sih anak Jason ini. Tapi aku tak mampu menolak kuanggukkan kepala saja.

Aku melangkahkan kaki menuju ruang guru. Kulihat Alex berbicara dengan Sarah. Baguslah, memang dia perlu teman. Kutemui Ibu Andrews kata Adrian beliau bagian gizi di sekolah ini.

Aku melempar senyum pada wanita berbaju pink pucat dan celana bahan berwarna abu-abu. Pundaknya bergerak tatkala ia melambaikan tangannya.

Kuhampiri dan menjabat tangannya. Ia benar-benar sangat manis dengan rambut di sanggul tinggi membuatnya semakin terhormat.

"Selamat Pagi Bu Andrews, saya Sandra".

"Ya aku tahu semua dari Adrian kau seorang koki". Dahiku mengernyit apalagi sekarang, Adrian berkata asal-asalan saja.

"Koki?. Saya bahkan bukan lulusan Le Cordon Bleu. Kalau anda ingin tahu", jawabku santai.

Bu Andrews melebarkan mulutnya berbentuk "o". Aku menghela napas apa harus Adrian berbohong besar seperti ini.

"Baiklah kami akan memesan lima puluh potong kue dulu bagaimana?", tukas Bu Andrews.

Ganti aku yang terbelalak, apa dia meremehkanku. Lima puluh bahkan dua ratus potong aku sanggup.

Aku punya etika maka aku hanya mengangguk saja.

"Kapan saya mengirimkan kue-nya?", tanyaku cepat. Aku ingin pergi secepatnya dari tempat ini, sialan Adrian dia membuatku terjebak dengan wanita ini.

"Minggu depan anda bisa mengirim ke sekolah, tolong pagi-pagi sekali ya", pintanya dengan anggun.

Aku ingin sekali menampar pipinya yang lembut itu. Aku cuma bercanda dia benar-benar sinting. Aku mengangkat bokong dari kursi dan berpamitan.

Sexy Teacher (Complete)Where stories live. Discover now