Sexy Teacher -- 11

20.8K 257 3
                                    

Selamat membaca....

Danny mengusap punggungku dengan mesra.

"Te amo", saat ia mencium kedua mataku.

"Te amo", Danny mencium keningku.

"Te amo", ciuman basah ia layangkan dileherku. Aku menggeliat dengan cumbuannya.

"Jangan bergerak, rasakan saja", perintahnya. Aku memandangnya dengan senyuman.

"Kau terlihat lelah, ada apa?", tanya Danny khawatir.

"Aku membersihkan seluruh apartemen", ujarku tertawa ringan.

"Jadi kau lelah sekarang, nah berbaliklah aku akan memijatmu", Danny memutar tubuhku pelan aku rasa dia akan memijatku tapi aku malah mendapatkan ciuman panas.

Bibir Danny menjelajah seluruh punggungku, tangannya tak berhenti mengusap pahaku. Aku terengah-engah tak berdaya dalam dekapannya. Aku menggumam tak jelas menikmati sentuhan tangan yang sedikit kasar.

Danny memutar tubuhku dan menciumku dengan kasar dan menuntut. Kepalaku tersentak kebelakang. Kejantanan Danny mengeras saat ini ia mendekatkan pada kewanitaanku.

"Aku menginginkanmu, Sayang", ujarnya memelas aku terkekeh mendengarnya.

"Apa perlu ijin untuk bercinta denganku?", tanpa aba aba Danny mengangkat tubuhku dan menempatkan diatasnya. Ia memompa dengan cepat, tubuhku bergerak seirama dengan ritmenya.

Ah...Ah...Ah...tenaganya benar-benar kuat, Danny menciumi kedua payudaraku, mengigit bergantian semuanya membuatku terangsang.

"Aku datang Sayang!!!!", ia menyandarkan kepalaku di pinggiran bathtub dengan kedua tangannya di kepalaku. Kurasakan kedutan dari kejantanannya.

"Kau hebat Mi amor. Ayo kita keluar dari sinj kulitmu mulai mengering", Danny mengangkatku dan menurunkan serta memakaikan kimono padaku. Kami hanya berbaring di tempat tidur saling berpelukan dan berciuman lagi.

"Kau banyak tersenyum minggu-minggu ini Sandra", sapa Drew saat kami membuka toko.

"Kurasa aku sedang bahagia saja Drew. Belum pernah aku senyaman sekarang", jawabku.

"Berpacaran dengan laki-laki muda memang membuat kita bahagia", goda Drew. Aku tersenyum kecil. Ya mungkin seperti itu tapi bukan cuma usia yang membuatku mencintai Danny, karena dia bisa menerima diriku apa adanya. Aku memang belum bertemu keluarganya secara langsung, Danny hanya berkata kalau ayahnya meninggal dunia sejak adik bungsunya lahir. Kurasa aku dapat diterima ditengah keluarga besarnya.

Aku tersenyum lagi, sebuah tepukan mendarat di tanganku. Aku mendongak dan memandang Ruby.

Mau apalagi gadis keras kepala itu.

"Ada yang bisa dibantu?",'tanyaku seramah mungkin.

Ruby sepertinya sengaja memancing emosiku saat dia berkata akan tampil bersama Danny di acara penggalangan dana.

"Acaranya lusa depan, kau bisa datang kalau kau mau. Aku ingin tiramisu dua potong", aku segera melayani keinginannya dan menyerahkan kue.

"Terima kasih, selamat tinggal", ia berjalan seraya melambaikan tangan kirinya. Hatiku seakan diremas melihat senyuman menggoda dari bibirnya. Bisakah aku percaya pada Danny.

**

Maaf lama banget up nya, kebetulan anak2 saya lagi rewel....he he jadi curhat. Untuk kedepannya mungkin agak lama up ya soalnya saya harus bagi perhatian sama keluarga .... Terima kasih untuk yang sudah baca dan vote. Tanpa pembaca apalah arti penulis. Saya minta maaf mungkin pembaca bosan dan bingung dengan alur novel saya tak apa, pembaca bisa memilih.

Ya sudah yang terpenting saya terima kasih....

Sexy Teacher (Complete)Where stories live. Discover now