Sexy Teacher -- 5

47.5K 416 3
                                    

Met baca ya,,,,

"Sudah selesai mengagumiku?", tanya Danny percaya diri. Aku tersenyum miring. "Seperti kau tampan saja", jawabku acuh dan segera menuju mobil. Ia berlari dan memelukku dari belakang sesekali menyurukkan kepalaknya pada rambutku.

"Kau terlihat seksi, kurasa kita tidak jadi pergi saja", ia menghentikan langkah kami. Aku menyikut perutnya pelan, ia mengaduh dan tersenyum menyeringai. Aku berjalan mendahului dirinya.

"Kita selesaikan dulu dansa kita baru kau bisa mengajakku berdansa di tempat tidur!", ucapku lantang. Dan beruntung keadaan sudah sepi di tempat parkir. Danny tertawa lebar dan memasuki mobilku dengan berlari.

"Mana kuncinya akan kubuat mobil ini cepat sampai", ujarnya berapi-api.

"Tenangkan dirimu, Tuan Seksi, aku masih ingin menikmati hidupku", ujarku seraya mengangsurkan kunci padanya.

Sesampainya kami di studio milik teman Danny, aku sedikit tercengang dengan suasananya. Begitu ramai dan sesak karena terlalu banyak pengunjung. Beruntung Danny menggandeng erat tanganku hingga kami mencapai tempat yang diinginkan.

Kami bertemu David Hayes, seorang dancer berkulit hitam. Ia tampak macho dengan kaos ketat warna putih dan bercelana kargo warna khaki. Dan ia memakai baret mungkin semacam ciri khas darinya. Aku berkenalan dengannya dan David mengatakan bahwa Danny belum pernah membawa seorang wanita bersamanya.

Pernyataan itu membuat pipiku bersemu apakah itu benar. Aku melirik Danny yang mengalihkan matanya ke lantai dansa berpura-pura tak mendengar David. Aku hanya mengulum senyum.

Aku tak mengenal lagu yang mengalun di lantai dansa, siapa penyanyinya. Aku mendesah kecewa karena hampir tak punya waktu untuk memutar radio dirumah. Jason selalu mendominasi dan memutar lagu-lagu kesukaannya.

Danny menarik lenganku, kini kami berdiri berhadapan. Tidak ada jarak diantara kami, deru napas masing-masing keluar dengan terburu. Jantungku berdetak sedikit cepat. Ia mengangkat sebelah tanganku dan mengajakku berdansa.

"Apa kau selalu mengajak pasanganmu untuk berdansa disini?", tanyaku ragu.

"Kau adalah wanita kedua", jawabnya dengan tatapan menggoda. Aku merasa tercekik dengan jawabannya, ternyata ia pernah berhubungan selain denganku. Hei, Sandra. Danny juga bukan kekasih pertamamu, otakku kembali mengingatkan akan kecemburuanku.

"Oke, aku rasa semuanya adil. Karena kau juga bukan teman dekatku yang pertama", ujarku sinis. Danny memalingkan wajahku untuk menghadap kearahnya.

"Maksudku wanita selain dirimu adalah ibuku, strawberry manisku", Danny menggosok hidung mancungnya pada hidungku. Mataku terbuka lebar dan mulutku menganga.

"Ah aku minta maaf!", sesalku.

"Danny Cortez!", suara dari kejauhan membuatku menoleh dan terbersit rasa kagum di dalam hatiku. Rambut pirang berwarna madu dan riasan natural tampak pas melekat di wajahnya. Siapa dia?. Perempuan itu memeluk punggung Danny dengan mesra. Timbul rasa tak nyaman dalam hatiku.

"Aku menunggu selama tiga puluh menit dan kau malah muncul dengan wanita itu", ia mengedikkan dagunya padaku.
"Ruby sayang, aku sudah bukan partnermu lagi. Kau tahu jika ibumu melarang kita bertemu. Bahkan kau tidak diperbolehkan disini kan?", Danny memperingatkan gadis itu. Tetapi gadis yang bernama Ruby itu malah menyentak tangan Danny dan melipat tangannya dengan cemberut. Meski suasana hatinya kacau wajahnya masih saja cantik, ah aku berpikir yang tidak-tidak.

"Kenalkan dia Sandra, temanku", mata Danny mengarah padaku dan tersenyum lembut.

"Ruby Alvarez, sahabat baik Danny", aku merasakan tangannya meremas kuat. Aku mencoba untuk tetap ramah dengan tersenyum.

"Jadi apakah kau akan menari malam ini?", Ruby memainkan rambutnya dengan seksi. Danny menggelengkan kepala dan menyelipkan tangannya pada pinggangku, tubuhku menegang. Ya Tuhan ini hanya pelukan tapi kenapa aku sedikit bergairah.

"Sayang, aku sudah punya pasangan, dan tampaknya kau bisa berpasangan dengan emm...nah ada Santiago disana", tangan Danny melambai pada seorang laki-laki berambut gelap dna sama-sama bertubuh tinggi dengan Danny. Ruby mencibirkan dan tersenyum sinis padaku. Apa itu tadi? Kecemburuan kah? Padaku?. Kisah asmaraku benar-benar berliku.

**

Tbc

Wahhhh....saya nggak nyangka banyak yang baca terima kasih ya...meski nggak ngevote nggak apa-apa kok....tapi tolong jangan plagiat ya...karena susah bikin ide. Hehe....saya juga mengapresiasi karena sudah sudi baca novel ini...meski cerita hampir mirip telenovela :))....ya sudahlah pokoknya terimakasih....

Sexy Teacher (Complete)Where stories live. Discover now