Sexy Teacher -- 3

69K 448 5
                                    

Aku menatap wajah Danny lekat-lekat. Dia menggeliat saat sinar matahari dengan lantang menerobos kamarnya. Kami lupa menutup tirai apartement, karena terlalu sibuk dengan aktifitas kami. Aku tersenyum membayangkan sesi bercinta kami kemarin malam. Danny benar-benar membuatku tidak bisa bangun.

Aku membelai rambutnya yang berantakan tapi tetap wajah tampannya masih terlihat. Dia menggeliat dan mengetatkan pelukannya pada pinggangku.

"Hai selamat pagi kau tidak bekerja hari ini?", aku tahu sapaan itu tidaklah romantis tapi hei kami belum tentu terus bersama.

"Kau mengusirku dari apartement-ku sendiri", Danny terkekeh dan mencium singkat bibirku. Lalu ia menatapku dengan seringai nakal dan memainkan pola aneh di dadaku koreksi di payudaraku. Aku meliriknya dan menyeringai.

"Bagaimana jika akhir pekan ini kita habiskan di sini?", tanyaku menggoda. Danny memutar matanya dan langsung menerjangku, mencium seluruh tubuhku dengan kasar aku terkejut tetapi aku menyukai ciumannya.

Peluh menguasai kening kami, saat percintaan kami yang kedua selesai kami lakukan. Danny jatuh ke sampingku dengan tersenyum dan meraih kepalaku mengusapnya dan kamipun tertidur.

Bau masakan menghampiri dan mendesak masuk ke dalam lubang hidungku. Semerbak bawang putih dan merica mengumpul di penciumanku aku terkesiap tatkala Danny tak berada disampingku. Kusibakkan selimut dan memakai kemejaku dan boxer Danny lalu mengendap-endap mencari pria latinku. Dia berdiri dengan seksi sambil memegang spatula di tangan kiri dan wajan datar di tangan kanan. Sesekali menggoyang pinggul mengikuti alunan lagu dari radionya.

Aku bersedekap dan memperhatikan di belakangnya. Ya Tuhan, rasanya putingku kembali mengencang dan intiku berdenyut. Danny memasak tanpa pakaian a.k.a telanjang bulat.

"Baunya harum, sarapan terbaik yang kau buat?", candaku. Ia membalikkan tubuhnya dan menyeringai nakal. Oh tidak apron itu membuat Danny seperti seorang model celana dalam,  sial aku tidak berkedip.

"Menikmati pemandangan bagus?", godanya. Aku hanya tersenyum tipis dan mengalihkan pandangan ke meja makan.

"Maukah kau membantuku menata meja?", aku mengacungkan jempol kanan kepada Danny.

Dering ponsel membuatku menghentikan kegiatanku. Ah, Jason kupikir ia tak akan menelpon, aku sedikit menjauh dari Danny dan membuka obrolanku dengan kakakku.

"Wow, apa ini? Sepertinya spesial", seruku saat kembali ke meja makan. Danny hanya tersenyum dan mengambilkan sedikit untukku.

"Emmm....delicious!. Aku ingin menambah satu porsi lagi, bolehkah?", tanyaku dengan mengedipkan mata.

"Apapun untukmu, Sayang", Danny mengerling nakal. "Ah kau tak takut gemuk? maaf maksudku biasanya wanita sedikit ketakutan saat kami para pria menawari makanan", jelas Danny.

"Kurasa penolakan bukan sifat utamaku", sahutku sambil tersenyum.

"Apa kau ada acara sabtu depan aku ingin mengajakmu ke acara amal di tempatku mengajar. Kau mau?". Danny menatapku dengan mata berharap.

"Emm...aku belum tahu mungkin aku harus melihat kalender di tokoku", sahutku dengan tersenyum.

"Aku ingin mengajakmu berdansa, kau bisa?", tanyanya polos.

"Sekarang?wow terlalu awal untuk sebuah dansa kurasa masih jam enam pagi", ujarku dengan nada manja. Danny tertawa sampai-sampai matanya menyipit. Ah dia terlalu seksi dan imut.

"Minggu depan, Sayang", dia mencium bibirku cepat dan segera masuk kamar mandi. Dasar laki-laki, aku membereskan semua kekacauan di dapur dan meja makan. Baiklah aku mencoba belajar untuk menjadi kekasihnya. Ups, benarkah?.

**
Terima kasih untuk atensinya nggak nyangka juga cerita saya banyak juga yang baca

Maaf kalau sedikit dunia nyata masih hectic.... :)

Sexy Teacher (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang