Part 32

15 2 0
                                    

Sepagian itu sambil menunggu Tommy datang, Aya memanggang chocolate cookies yang akan ia suguhkan untuk Dion sore nanti. Ia ingin pamer ke Dion chocolate cookies buatannya yang resepnya ia dapatkan dari buku resep peninggalan mamanya.

"Jangan lupa sisain untuk Papa dan teman-teman Papa yang mau main catur di sini nanti malam ya," kata papanya sambil melongok ke dapur tempat Aya memanggang kuenya.

"Tenang aja Pa, Aya bikin 2 resep adonan kok."

Papanya mengacungkan jempolnya sebelum kembali menghilang ke ruang kerjanya untuk melakukan conference call dengan rekan bsinisnya di Tokyo. Papanya memang selalu sibuk, walaupun akhir minggu seperti ini, kadang papanya harus tetap melakukan beberapa pekerjaan dari rumah.

Aya mendesah kesal, sudah selesai ia membuat 2 resep chocolate cookies tapi Tommy belum menunjukkan batang hidungnya juga, padahal jam sudah menunjukkan hampir tengah hari. Baru saja Aya bermaksud menelpon, tiba-tiba ada pesan masuk di ponselnya. Tommy.

"Sori Ya, gue kayaknya baru bisa agak sorean datangnya. Ada urusan sedikit. Nggak apa-apa kan?"

"Sorean jam berapa? Kalau terlalu sore mending besok aja deh, gue udah ada janji."

"Nggak sore banget kok, paling jam 4 an."

"Ya udah, Cuma ngembaliin kamera aja kan? Gue nggak bisa lama-lama."

"Iya, nggak lama kok."

"Oke."

Aya melempar ponselnya ke atas kasurnya dengan kesal. Awas aja jangan sampai dia ngaret lagi, Aya nggak mau saat Dion datang sore nanti Tommy masih ada di rumahnya. Bikin suasana nggak asik.

Aya sedang merapihkan koleksi CDnya di lemari kamarnya sewaktu pesan dari Dion masuk. Wajah Aya yang sedari tadi mendung sejak menerima pesan dari Tommy berubah cerah seketika.

"Aya, jangan lupa ya, gue sore ini ke rumah."

"Tenang aja. Udah gue buatin chocolate cookies untuk elo."

"Asiiiik. Beneran elo yang bikin?"

"Ya masak sih Bang Udin."

"Hehehe, pasti enak nih. Tapi gue harus antar Oma arisan dulu nih, nggak apa-apa ya?"

"iya nggak apa-apa. Kira-kira jam berapa sampai rumah gue?"

"Jam 5 an deh."

Aya tersenyum lega, berarti Dion tidak akan bertemu dengan Tommy, nanti biar Tommy ia suruh buru-buru pulang setelah mengembalikan kamera Aya. "Oke."

"Aya...."

"Apa?"

"Ternyata elo bisa bikin orang kangen juga ya."

Aya merasa pipinya memanas, untuk sesaat dia tidak tahu harus menjawab apa, tapi kemudian sifat jahilnya muncul.

"Iya gue tahu. Elo pasti ngimpiin gue terus kan?"

"Hahaha..., tau aja. Sampai nanti sore ya."

"Oke."

"Aya...."

"Apa lagi?"

"Elo utang jawaban ke gue.Gue tagih ya nanti."

Aya nyengir.

"Hmmm, yang mana ya?"

"#$%##%^&"

"Gue nggak ngerti bahasa planet."

"Ya udah nanti gue ajarin."

"Hahaha, oke deh."

Playboy Versus TomboyWhere stories live. Discover now