Part 8

23 2 0
                                    


Esok harinya, Dion cepat-cepat menyebrang ke lapangan volley begitu selesai latihan basket dan mandi kilat. Tak digubrisnya protes teman-temannya yang ditinggalkannya. Ia tidak sabar ingin segera menonton Aya latihan. Aya yang melihatnya mengambil duduk di pinggir lapangan menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan sewaktu Dion lihat Aya tidak cemberut, ia pun nyengir girang dan melambaikan tangan ke arah teman-teman Aya yang langsung dibalas oleh sorakan dan suitan.

"Perlu ya heboh begitu?" tanya Aya sambil menghampiri Dion seselesainya ia dan teman-temannya latihan.

"Hehehe, temen-temen elo kan yang heboh? Bukan gue," jawab Dion sambil menyodorkan sebotol air mineral dingin yang memang sudah ia siapkan untuk Aya.

"Apa nih? Sogokan?"

"Yaelah Ya, emang nggak bisa ya nerima sesuatu dari gue tanpa curiga?"

Aya tergelak dan menerima air mineral tersebut.

"Ya udah, gue mandi dulu ya. Thanks airnya. Besok-besok kalau mau nonton kita latihan lagi elo kudu bawa pizza ya, jangan cuma air doang."

"Berapa orang yang daftar ikut kelas gue Ya?" tanya Dion saat mereka berjalan bersama menuju lapangan parkir. Seperti biasa Aya terlihat segar setelah mandi, dan bau shampoo serta sabunnya yang lembut menggoda hidung Dion. Dion jadi pengin tahu, apa sih merek sabun yang ia gunakan. Coba besok ia cek ke mini market terdekat. Apa-apa tentang Aya benar-benar membuat Dion penasaran!

"Sampai kemarin sih yang daftar ada 10 orang. Lumayanlah," jawab Aya sambil menuju mobilnya, "perlengkapan yang elo beli kemarin cukup kan?"

"Cukup."

"Oke, sampai ketemu di rumah singgah ya."

Dion mengangguk dan masuk ke mobilnya. Mobil mereka lalu berjalan beriringan. Aya mendahului sementara Dion mengekor di belakang. Tiba-tiba di tengah jalan Aya melipirkan mobilnya. Penasaran Dion pun mengikuti.

"Koplingnya bermasalah nih, keras banget," kata Aya begitu Dion menghampiri.

"Coba gue liat."

Dion masuk ke mobil Aya dan mencoba mengoper gigi beberapa kali. Dalam keadaan mesin mati gigi transmisi dengan mudah dioper, tapi pada saat mesin hidup dan mobil dijalankan, gigi transmisi bermasalah lagi dan tidak bisa dioper. Dion hapal dengan penyakit mobil transmisi manual seperti ini. Biasanya ada yang tidak benar pada setelan koplingnya, entah itu kuas koplingnya atau pedal koplingnya, dan harus dibawa ke bengkel untuk disetel ulang.

Dion mematikan mesin dan keluar menghampiri Aya yang menunggu sambil berdiri menyender di mobil Dion.

"Koplingnya harus disetel ulang Ya. Kalau mesin mati giginya gampang dioper, tapi kalau mesin hidup dia stuck lagi. Harus dibawa ke bengkel nih."

"Diderek maksud elo?"

"Nggak perlu, mobil elo masih bisa jalan tapi nggak bisa oper gigi dalam keadaan mesin nyala. Barusan udah langsung gue masukin gigi tiga, kita tinggal cari bengkel terdekat. Kalau nggak salah ada bengkel dekat-dekat sini."

"Oke, kita ke sana."

Mereka lalu beriringan lagi menuju bengkel terdekat. Untung bengkelnya tidak tutup di hari Sabtu. Setelah menjelaskan permasalahan mobilnya, Aya pun harus merelakan mobilnya menginap di bengkel tersebut dan baru bisa diambil hari Senin. Dion sih senang-senang saja, dengan begitu Aya akan menebeng mobilnya seharian ini.

Playboy Versus TomboyWhere stories live. Discover now