Muara 29

10.3K 1.3K 396
                                    

Ralat sedikit yaa: Di Bab pertama aku sempat ungkit "anak-anak" Keanu ada 2. Terus di bab-bab selanjutnya aku hanya nyebutin satu anak saja. So, udah aku rombak dan edit di bab pertama. Karena Keanu cuma punya satu anak. Maafkan atas kesalahan emak-emak rempong ini.

Daaaaan, cerita sedikit... tentang perselingkuhan. Kenapa sih aku angkat tema seperti ini? Selain ini emang kisah nyata, dan kisah seperti ini emang sering terjadi di dunia nyata juga. Namun ada dua tipe perempuan. Memaafkan, dan menerima kembali. Atau memilih untuk meninggalkan.

Yass!! Karena aku pernah bertemu dengan tipe wanita yang pertama. Temanku sendiri, semoga dia nggak baca ini wkwk. Herannya, wanita ini udah perfect banget. Cantik, pinter masak lagi. Yah si suami tetap aja kepincut sama wanita2 murahan lain. Tapi istrinya tetap maafin.

Garis bawahin, laki-laki selingkuh itu adalah bawaan, penyakit, emang sifat dasarnya. Mau gimana pun dia taubat, yang namanya selingkuh tetap jadi kebiasaan dan gak akan bisa dirubah. Ketika sudah ketahuan, dia akan tetap lakukan diam-diam. Pasti! *kipas-kipas*

Keanu asli, pernah bertanya sama aku setelah berhasil menceritakan semua kisahnya. "Menurut Mba gimana? Apa Kahyang (asli) bakalan balik sama aku, atau ninggalin?"

Jujur, aku sendiri rasanya pengen sunat Keanu di saat itu juga.

Eitttsss, masalah pertemuan aku dan Keanu bakal aku ceritain nanti di cerita ini yah. Tapi jangan anggap aku malah jadi selingkuhannya. Kwkwkwkkw.

So, menurut kalian gimana nih? Enaknya Kahyang maafin atau engga yah?

Jreng-jreng........

*****

KEANU

Aku menatap pintu kamarku yang masih tertutup rapat dengan pandangan samar-samar. Kepalaku terasa berat sekali, sepintas aku berusaha mengingat apa yang terjadi tadi malam.

Aku minum di bar, dan dijemput oleh Arsen. Lalu.... aku berusaha mengingat-ingat lagi. Dan tadi malam, aku seperti merasakan sentuhan dari Kahyang.

"Maaf Nu, aku pikir aku kuat, ternyata nggak sama sekali. Karena aku cuma bersandar pada kaca yang kapan saja bisa pecah akibat tak tahan menanggung beban. Mungkin ini keputusan yang tepat buat kisa berdua, Nu. Walaupun sebenarnya, mengikhlaskan sesuatu yang sudah tergenggam itu bukan hal yang mudah. Karena muara tempatmu berlabu kini sudah terbelah."

Kalimat yang dia ucapkan tadi malam masih terngiang jelas di telingaku. Apakah benar Kahyang yang menyentuhku tadi malan?

Aku menggeleng. Tidak mungkin, kamar Kahyang jelas masih tertutup rapat. Dia masih tidak ingin berbicara denganku, entah sampai kapan.

Kenapa kamu siksa aku seperti ini, Yang?

Aku kembali menatap pintur kamar Kahyang dengan nanar. Ini Sudah hampir dua hari, menjelang sore, dan Kahyang masih mengurung dirinya di kamar.

Dan apa yang dilakukan si bodoh ini? Tidur di sofa dengan sisa bau alkohol tadi malam,   ditemani dengan beberapa kaleng soda dan pizza kemarin.  

Aku berusaha bangkit, badanku sakit-sakitan, hatiku dibuat tidak tenang. Kuseret langkahku menuju pintu dengan berat, lalu kuketuk pintu kamar Kahyang lagi.

"Yang... dari kemarin kamu belum makan. Makan dulu yah, nanti kalau mau masuk kamar lagi nggak apa-apa."

Bodoh. Kenapa aku berbicara begitu? Aku menepuk jidat.

Menarik napas dengan berat, aku kembali duduk di sofa. Aku mengambil ponsel dan menghubungi Viara.

Nomornya masih tidak aktif dari kemarin. Mungkin dia juga marah karena aku ketahuan berbohong.

TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang