MUARA 24

8.6K 1K 355
                                    

KAHYANG

Akhirnya.... aku melakukan aktivitas yang selalu dilakukan oleh para istri pada umumnya. Sebuah aktivitas yang kurindukan selama berbulan-bulan.

Bangun pagi, mempersiapkan sarapan dan kopi kesukaan suami, mencuci pakaian kotor suami, memasak makanan favorite suami dan menunggu suami bangun dalam keadaan wajah lelah.

"Kenzie kapan pulang, Yang?" tanya Keanu saat kami sedang sarapan bersama di ruang makan. Aku hanya menatap wajahnya nyaris tak berkedip.

Dia mengerutkan dahi. "Kenapa lihatin aku kayak begitu? Ilerku masih ada ya?" Keanu meraba wajahnya.

Aku tersenyum. "Aku kangen moment ini."

Ia balas tersenyum. "Sama..." lalu mengulurkan tangan untuk menyentuh jemariku. "Sarapan bareng keluarga."

"Kenzie mungkin akan pulang lusa." aku menjawab pertanyaan Keanu yang tadi.

"Hm... giliran aku pulang, anakku malah dibawa kabur," komentarnya kelakar. "Lama-lama anakku beneran lupa dengan ayahnya sendiri."

"Hahahaha." Aku tertawa. "Lagian kamu pulangnya mendadak sih."

"Iya, masa kontrakku di percepat agar bisa melanjutkan kontrak baru lagi."

Tiba-tiba hatiku mencelos. "Kamu masih ingin memperpanjang kontrakmu di sana, Nu?"

Keanu mengangguk mantap sambil menyantap sandwich-nya.

"Kenapa kita nggak buka usaha saja, dan fokus bikin usaha di sini."

Keanu menatapku setelah meneguk segelas kopi. "Kamu ingin aku berhenti dari pekerjaan ini?" dia menatapku serius.

"Kamu tahu betapa cintanya aku dengan pekerjaan ini?" nadanya agak tinggi, dan rahangnya mulai mengeras.

Aku diam, tidak berani menatapnya. Kulanjutkan makanku di atas meja. Kursi langsung berderit ketika Keanu beranjak pergi dari dapur tanpa sepatah katapun.

Mungkin Keanu kesal.

Aku hanya menghela napas berat. Aku tidak bermaksud untuk melarangnya kembali bekerja, tapi aku hanya merindukan suasana kumpul bersama keluarga. Dan pekerjaan Keanu membuat hubungan keluarga terasa jauh.

***

Siang ini aku dan Keanu memutuskan untuk bersantai di rumah, walaupun sebenarnya aku ingin sekali menghabiskan waktu bersamanya, tapi setelah kupikir-pikir sebaiknya kami menunggu Kenzie pulang dulu dan membawanya jalan-jalan ke taman safari atau dufan. Lagipula aku tidak tega melihat Keanu, ia pasti kelelahan setelah menempuh perjalanan jauh menuju Indonesia. Jadi kupastikan suamiku untuk istirahat dulu di rumah.

"Kamu nyimpan gundam aku dengan baik, Yang," katanya setelah melihat kumpulan gundamnya yang dulu menjadi hobby Keanu—tersusun rapi di kamar belakang yang tidak berpenghuni.

"Kamu susah payah bangunnya, jadi aku simpan rapi-rapi di kamar biar nggak diganggu Kenzie," balasku.

Keanu menyeringai. "Nanti kalau Kenzie sudah lumayan besar, mau kuajarkan cara merakit gundam." Keanu menghampiriku di sofa ruang tv. "Dan kuajak dia keliling dunia dengan kapalku."

Aku mengerutkan dahi tidak terima. "Aku belum pernah kamu bawa jalan-jalan ya, Nu. Jangan curang!"

Keanu tertawa. Dirangkulnya tubuhku ke dalam dekapannya. "Nanti ya sayang, kamu kan masih sibuk mengurus Kenzie. Nanti kalau anak kita sudah umur enam atau tujuh tahun ke atas, baru deh kalian berdua aku bawa jalan-jalan keliling dunia naik kapal pesiarku."

Dahiku mengerut lagi. "Enam atau tujuh tahun ke atas?" aku berpikir umur anakku sekarang sudah empat tahun, dan menunggu dua atau tiga tahun lagi untuk berkenalan dengan pekerjaan suamiku masih sangat lama. "Berarti kamu ingin mengabdi kepada laut seumur hidupmu?"

TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang