Kemunculan Tangan Perak.

59 4 0
                                    

"Tarasque!!!"

suara menggelegar dari petir yang saling bersambutan membuat suasana malam bertambah mencekam. Di balik rimbunnya pohon dan lebatnya kabut, Assassin berusaha untuk menahlukkan Martha saat itu juga.
"Kabut dan lebatnya pepohonan membuat harta muliaku bekerja secara maksimal dan itu adalah sebuah keuntungan besar bagiku"

"Seorang sepertiku memang tidak bisa mengeluarkan potensi bertarung dengan maksimal, menjadikan wanita sepertiku bahan penyiksaan adalah perbuatan yang sangat tidak bermoral"

Tarasque terlihat mulai kelelahan akibat terlalu lama menahan banyaknya peluru yang berusaha mengenai Rider, seorang seperti Martha bukanlah seorang petarung yang maju kemedan perang dan menantang musuh dengan bebas didepannya. satu peluru berhasil menembus cangkang dari Tarasque dan mengenai lengan Martha kala itu juga.
"Final Death Bullet, serangan dari para penembak misteriusku ini akan memberikanmu luka fatal jika kau tidak segera diobati! sayang sekali racun yang terkandung pada ujung pelurunya hanya bisa diobati dengan penawar milikku"

Martha mencoba memberikan Self Heal pada dirinya sendiri namun, Racun milik Assassin mempunyai campuran daya sihir yang sangat tinggi. Mustahil memang baginya untuk mengobati lukanya sendiri.
"Cuman sampai disini ya?, huh.. mungkin Putri akan kecewa dengan kegagalanku ini.."

"Racunnya kupikir sudah mulai mengobrak - abrik organmu, dalam kelumpuhanmu saat ini. Mungkin adalah saat yang tepat untuk mengakhiri.."
Secara mendadak Pohon pijakan Assassin rubuh seketika saat Tarasque menubruk dengan tubuhnya.
Assassin berhasil mendarat dengan selamat tapi serangan Tarasque itu setidaknya sudah menghabisi lima personil dari penembak misterius milik Assassin.
"Tunggangan milikmu cukup tangguh ya? tapi sayang sekali dia sudah tidak bisa bertarung lagi saat ini"

"...."
Martha terdiam lumpuh dan hanya bisa pasrah ketika Tarasque mati tertembak oleh Assassin. Langkah Assassin menapaki tanah dan menuju kearah tubuh Martha yang terbaring tanpa daya untuk mempertahankan diri lagi.
"Matilah, Rider!"
Martha hanya bisa pasrah sembari berdoa kepada Tuhan agar dia mengirimkan seseorang untuk menyelamatkannya.

"Airgetlám!!"

Sinar perak tiba - tiba muncul dan memotong tangan milik Assassin yang kala itu sedang bersiap untuk menarik pelatuknya.

"Apa!!!?"

Sinar perak itu terjatuh dihadapan tubuh Martha bersama Masternya, memberikan sapaan hangat kepada Assassin dengan senyumannya yang memikat.
"maaf terlambat!"

"Servant!!!? bajingan kau dengan lancang menghilangkan satu lenganku!!"

"dalam aturan berperang.. membunuh musuh dengan keadaan tak berdaya adalah sesuatu pelanggaran! apalagi seseorang yang tak berdaya itu adalah seorang wanita!"

"Anjing sepertimu tidak pantas mengeluarkan kalimat bijak seperti itu! beraninya kau memotong lenganku disaat Aku lengah, itu artinya orang sepertimu juga adalah sampah dalam peperangan!"

"memang seperti itu!"
Assassin melesat dengan mendadak dan tertahan oleh rappier milik Servant perak itu.
"Oh.. jadi kau adalah Sabernya!"

"Master mundurlah!"

"Master? dimana Dia? Aku tak bisa merasakan energi sihirnya..."

"memang seperti itulah adanya!"
Saber melempar Assassin dengan sangat keras dan berhasil membuatnya menjauh dari Martha.
"Meow.."

"Master Kita akan mundur! naikklah kepundakku sekarang juga!"

"Meow..!"
Saber dan membawa serta tubuh Martha pergi bersamanya.

"Seekor Anjing seperti itu adalah Master dari Saber?! ini benar - benar lucu.. tidak!, mengejarnya dalam keadaanku yang sekarang adalah suatu tindakan bodoh. Yang terpenting sekarang adalah mengobati lukamu sebelum darahku habis"

Assassin mundur dengan keadaan kehilangan banyak darah karena luka potongan lengannya.

~.Fate/Indonesia Grail War.~Where stories live. Discover now