The Prolog Of Crisis On The Country.

325 13 4
                                    

2019 Asosiasi Penyihir. Jakarta 09.15

"sebuah krisis politik tengah terjadi di tengah Rakyat, kita tidak bisa diam saja" , meletakkan sebuah buku dengan hembusan asap rokok yang lumayan tebal. "kita tidak mungkin membiarkan ini terus terjadi kan?" suaranya begitu halus dan sangat terdengar ramah,"Pastor?"
"ya!, kita harus melakukan itu!.. hanya itu yang dapat menghentikan krisis sekarang!"
"tapi bukankah melakukan itu.. berarti?"
"tepat sekali! sebuah pertempuran untuk memperebutkan sebuah perangkat mahakuasa yang bisa mengabulkan segalanya.. bukankah itu yang selama ini kita.. bukan tapi kau cari?, Direktur Rofi?"

Kegaduhan mulai terjadi di rapat pagi itu, seorang Pastor bernama Luhut itu telah memancing terjadinya pertentangan pada pagi itu.
"Tidak!, sudah diputuskan.. bukan tetapi sudah kuputuskan sebagai kepala Asosiasi Penyihir disini, perang ini akan diadakan 1 minggu yang akan datang."

"tidak usah terburu - buru begitu Pak Pastor!, kita masih punya banyak waktu kan? Lagipula kita masih belum memilih siapa yang akan berpartisipasi dalam ritual kali ini" pria berjas merah yang diujung kanan itu mengebrak meja sambil meelotot kearah Pastor.
"sebagai satu - satunya penyihir yang menjadi anggota perwakilan rakyat disini, aku menolak hal seperti ini untuk dilakukan, aku bahkan tidak tahu apa resikonya jika ini terjadi!"

"Diamlah Gading!, kau tidak perlu setakut itu temanku wahahahahaha.." Rofi tertawa terbahak - bahak melihat temannya bertingkah bodoh dihadapannya.
"tak lain dan tak bukan, aku pernah mendengar hal seperti itu! Yah sepertinya akan ada banyak resiko yang terjadi jika hal ini diadakan, tapi apa kau tidak membayangkan apa hasil dari ritual ini?"

Pastor mengacungkan tangannya yang langsung mensenyapkan satu ruangan.
"Ada atau tidaknya salah satu dari kalian yang menghadiri rapat ini dalam ritual besok, ritual ini akan tetap terjadi dalam waktu satu minggu lagi! Hanya dibutuhkan 7 orang untuk berpartisipasi dalam perang ini, dan dalam perang ini seorang Master akan terpilih secara acak dan bukan tanggung jawabku jika seorang Master yang dipilih adalah seseorang yang tidak mengerti sama sekali tetang ritual ini!"

"Tapi?.."

"Cukup! ku anggap semua sudah mengerti, rapat ditutup"

Pria berjas merah itu tertawa terbahak - bahak sesaat kakinya telah keluar dari ruangan rapat itu "setelah sekian lama.., jerome! Siapkan peralatan yang sudah aku catat ini, kuharap kau sudah menyiapkannya semua malam ini"

Jerome seorang pelayan dari Rofi, dia sudah mengabdi padanya saat dia masih kecil dan sangat tahu seluk beluk dari majikannya tersebut.
"baik tuan! Saya akan laksanakan secepatnya"

"perangkat Mahakuasa.. perangkat Mahakuasa.. perangkat Mahakuasa.. Fuwahahahahahahahahahaha.. apapun caranya aku akan berjuang demi benda itu"

2019 Kediaman Direktur Rofi 23.33

Sebuah lingkaran sihir yang tergambar dari kapur terlihat sangat jelas mengelilingi beberapa petak lapangan di bagian rumah Rofi.

"Jerome..? ini terlalu besar kau tahu? Aku hanya butuh untuk pemanggilan seorang servant bukan pemanggilan sejenis raksasa"

"maafkan ketidaktahuan saya tuan!"

"yah, tidak apa lah siapa tahu pemanggilan dengan lingkaran sihir ini akan dipenuhi oleh roh pahlawan sejenis Rahwana"

"kalau begitu saya permisi dulu tuan"

"ya, tugaskan para penjaga agar mengawasi keadaan sekitar!, utamakan tetangga tidak mengetahui ritual ini"

Rofi menaruh benda ditengah lingkaran sihir itu yang tak lain adalah sebuah katalis untuk pemanggilan servant.
sedikit meneteskan darahnya dengan mengiris tipis kulit jarinya dia membacakan mantra

"O Roh Pahlawan Agung,
dengan darahku dan katalis pemanggilanku
ku berharap agar dikau
memenuhi panggilaku ini
jiwaku adalah kepunyaan dikau
takdirku adalah takdir dikau
demi memenangkan perangkat Mahakuasa
penuhi panggilanku!"

Bersinarlah lingkaran sihir itu membentuk tubuh manusia dari cahaya yang terkumpul menyebabkan ledakan kecil dan memunculkan asap yang lumayan tebal dihadapan Rofi.

"Servant kelas Caster, dengan katalis yang anda persembahkan saya datang memenuhi panggilan anda"

Dia menjulurkan tangannya dari balik asap yang perlahan menghilang teterpa angin dan perlahan menampakkan wujud dari servant tersebut, sebuah senjata berupa sabit dan palu tergantung di pinggangnya membuat dia sangat meyakinnkan Masternya untuk bertarung bersamanya.

"Caster? Siapa namamu? Apakah kau menjajikan bagiku?"

"aku adalah Caster! Kau bisa memanggilku Caster!, identitas seorang servant harus tetap disembunyikan sampai ke tujuh servant telah menampakkan wujud mereka"

"terserah apa katamu, tetapi akulah Master disini! Kuharap kau bisa memberikanku perangkat Mahakuasa itu.. tidak kuharap hanya kita yang memenangkan pertempuran ini!"

"Ya karena aku adalah Caster! Aku adalah Caster! Fufufu Caster sepertiku sangat mudah untuk memenangkan pertempuran ini, karna sihirku itu diatas rata - rata! Fufufu"

"sungguh konyol jika aku sangat bergantung pada seorang gadis sepertimu.. hahahahaha! Kuharap kau tidak mengecewakanku gadis manis!"

"Pujilah aku! Pujilah aku! Kecantikanku ini akan membuat para pria terpesona"

Rofi tertawa terbahak - bahak bersama servantnya sampai dia tidak sadar akan datangnya sebutir peluru yang melesat cepat kearahnya.

"Master!"

Caster yang kaget akan serangan itu segera mengaktifkan perisai sihir dan memblokade serangan mendadak itu, Dia tersenyum sinis sambil menyombongkan dirinya di hadapan Masternya "wah wah.. siapa yang menyerang orang secara pengecut seperti ini? Sangat disayangkan serangan seperti ini tidak akan bisa menembus perisai sihirku"

"woy pendek, kenapa kau tidak bilang jika ada musuh disekitar sini? Sial pertahananku berhasil kecolongan kali ini"

"tch.., Master tolong jangan panggil aku pendek aku hanya tumbuh menjadi imut! Lagipula ini kusengaja agar aku bisa menunjukkan kemampuanku malam ini! Lihatlah kemampuanku ya! Master"

Caster memasang wajah serius sembari perlahan merapalkan mantra dari dalam mulutnya dan memfokuskan energi sihirnya untuk melapisi senjata yang dipegangnya.
dia melompat ke atap rumah Rofi dan memutar - mutar sabit setengah palu itu dengan cepatnya membuat gesekannya dengan angin menghasilkan sebuah api yang cukup besar.
"Woy! Jangan sampai bakar rumahku!"

"Fufufu... tenanglah!"

"apa boleh buat"

Caster dengan sihirnya meluncurkan unit - unit burung yang dihasilkan dari api tersebut, "Wahai burung api! Bakarlah orang brengsek.. bukan! Tetapi bakarlah Assassin yang bersembunyi di kegelapan bayangan barisan rumah ini!" burung itu dengan cepatnya melesat ke arah seorang yang tak lain adalah Assassin pelaku serangan tiba - tiba itu.

Sontak Assassin itu langsung menghindar walaupun pada akhirnya juga dia tewas terbakar oleh burung api tersebut, tepat di atap gedung adalah seorang Master dari Assassin yang sedang berdiri sembari mengamati cara bertarung dari Caster itu.
"Tch.. kurasa sudah cukup jelas hari ini pengamatanku tentang cara bertarung Caster"

"Master.. kurasa kita mundur dahulu malam ini!"

"kau benar! Kurasa kita perlu strategimu untuk mengalahkannya"
...............

~.Fate/Indonesia Grail War.~Where stories live. Discover now