Ranah Jingga.

123 8 0
                                    

Gereja Kudus 14.36
Pria berbaju Hitam dengan aksesoris syal putih itu berjalan perlahan meninggalkan kursi khotbahnya.
mendekati seseorang yang sedari tadi bertamu ke gereja itu untuk meminta petunjuknya, "anakku, ada yang bisa saya bantu? berdoalah pada putra kudus agar rahmatNya selalu bersama dikau!"

"Pastor Agung, aku.."

"katakan saja apa masalahmu anakku! ku akan berusaha memberikan solusinya untuk itu.."

"tidak ada seorangpun dari keluargaku yang hadir untuk memujiku!, kau tahu? mereka semua selalu mengacuhkanku! kau tahu? hanya dia satu - satunya yang mereka banggakan!.. Aku.. Aku muak melihat semua ini! rasanya aku mulai tak bisa mengontrol emosi untuk mengakhiri hidup ini.. memang benar aku adalah anak hasil dari hubungan gelap ibuku dulu, tapi apakah layak aku mendapat perlakuan seperti itu?" remaja itu yang masih berumur 20 tahun menyeka air matanya dengan isakan yang terdengar seperti anak kecil membuatnya terlihat sangat menyedihkan.
"setiap kali aku berniat untuk mengakhiri hidup karena tidak kuat melihat perlakuan ini.. tanganku bergetar hebat.. aku.."

"berhentilah menangis anakku! sesungguhnya Dia adalah Maha Penyanyang.. dia tidak akan menyia - nyiakanmu seperti ini"
Pastor memeluknya dengan erat bersama harapan agar dia menenangkan dirinya walaupun dia adalah seorang penyihir, dia adalah seorang yang sangat baik.

"kasihNya akan selalu bersama orang yang tersakiti... tenanglah!"

"....."

"kau memiliki sesuatu yang sempurna! sebuah sesuatu yang besar ada di tubuhmu!"

"entahlah aku tidak paham.."

"sirkuit sihir ini diatas rata - rata, apakah kamu adalah seorang keturunan penyihir anakku?"

remaja itu terlihat kebingungan dengan apa yang dikatakan Pastor, melihat itu Pastor menaruh mulutnya didekat remaja tersebut dan membisikan beberapa kalimat kepadanya.
"ada suatu cara agar kamu bisa diperlakukan secara adil anakku!, mungkin aku akan memberitahukannya!"

"apakah itu adalah jalan keluar yang ditunjukkan olehNya kepadaku?"

Pastor menepuk pundaknya dan mengajaknya berbicara panjang lebar saat itu, pada akhirnya remaja itupun keluar dari gereja dan berjalan menuju ke sebuah makam yang lokasinya hanya beberapa meter dari gereja itu.

Makam Umum 17.15

dia mulai melakukan apa yang telah sang Pastor beritahukan kepadanya, dengan melaksanakan ritual pemanggilan pahlawan dibawah terik cahaya senja dia memulai dan menjompa jampi mantra pemanggilan.

"Matahari dan Bulan
sebuah garis tengah yang
memisahkan mereka
diantara siang dan malam
cahaya senja memberkatimu
datanglah penuhi panggilanku"

seorang dengan tubuh kekar lengkap dengan pakaian kerajaan tiba - tiba berdiri tepat didepan remaja itu.
"servant kelas Berserker, Jayakatwang kemari untuk memenuhi panggilan anda.. Mas-ter!.. grrrh".

~.Fate/Indonesia Grail War.~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang