8. Some

48 14 1
                                    

Bolehkah aku jujur, bahwa aku mencintaimu?

Aku berjalan keluar dari pagar dan menoleh saat merasakan seperti ada seseorang yang memperhatikanku. Sesaat aku menoleh, ternyata aku salah paham. Ku lihat lelaki yang asyik melihat ke arah pohon yang mulai menggugurkan daunnya.
Ternyata aku yang terlalu percaya diri di lihatinya. Mana mungkin lelaki populer dan pintar seperti dia melihatiku. Aku pun pergi beranjak dari pagar sekolahku.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
©Xeasyy

Keesokan harinya, guru killer masuk ke dalam kelasku. Sehabis menjelaskan, kini ia siap melemparkan pertanyaan. Aku langsung menunduk agar terhindar dari pertanyaan itu. Namun, tetap saja pertanyaan itu telempar padaku. Aku pun di suruh berdiri di tempat untuk menjelaskan pertanyaan guruku. Hampir 5 menit lamanya aku berdiri, jawaban yang aku ingin jelaskan tiba-tiba begitu hilang di kepalaku.

Seseorang menaikkan sebelah tangannya tepat di belakang kursiku dan "Saya bisa bantu bu?" Tanyanya yang membuat guru killer itu mengehembuskan nafasnya dan akhirnya di izinkan untuk membantu menjawab pertanyaan itu. Perasaan ku lega setelah di bantu lelaki itu. Namanya Eunsang, si murid populer akan kecerdasannya. Aku pun duduk kembali dengan perasan yang malu. Bagaimana tidak, kalau yang menjawab adalah seseorang yang aku taksir.

Benar-benar memalukan, bagaimana bisa aku menujukkan ketidakmampuan ku di depan lelaki itu

Sepulang sekolah, aku terhenti saat melihat seorang perempuan menyatakan cintanya pada Eunsang. Namun, Eunsang menolak perempuan itu.
Aku pun mengurungkan niat ku untuk menyatakan cinta padanya. Kalau di lihat-lihat, perempuan itu sangat cantik, bagaimana denganku?

Bagaimanapun mencintai dalam diam mungkin sangat aman walau suatu saat nanti aku harus siap kehilangannya

Sebulan kemudian, kini hari penggambilan nilai penaikkan kelas pelajaran olahraga. Mau tidak mau aku harus menggambil nilai di materi lari kali ini. Aku sangat membenci materi olaharaga itu. Kalau bukan karena nilai, mungkin aku akan berpura-pura sakit di UKS. Akhirnya, tiba giliran namaku di panggil. Aku pun bersiap-siap dengan perasaan gugup. Kini aku pun melangkahkan kaki ku melaju lari dari garis star, tanpa sadar seseorang memperhatkan ku. Tiba-tiba, kakiku tergelincir dan

Mengingatkan ku pada kejadian di mana aku yang sedang asyik bermain dengan teman sebayaku tiba-tiba kehadiran seeokir anjing datang berlari ke arah kami sambil mengongong. Betapa terkejut kami, segera kami semua berpencar berlari mencari tempat. Tapi, entah mengapa kakiku menabrak sebuah batu. Anjing itu semakin mendekat dan sudah siap untuk mengigitku. Seseorang dari belakangku melemparkan batu ke arah anjing itu dan membuat anjing itu berlari ketakutan. Akhirnya aku selamat

Aku pun terjatuh dan membuat kedua lutuku terluka. Itulah hal yang paling sangat aku takutkan saat berlari. Kejadian ini kembali terulang. Segera guru dan semua temanku berlari. Bergegas cepat Eunsang mengendongku dan membawaku pergi dari lapangan. Seketika aku terdiam melihat tingkah lelaki itu.

Entahlah ini sebuah perasaanku sendiri atau rasa kasihan padaku. Aku sudah merasa cintaku terbalas dengan kebaikkanya


AUTHOR,

Saat kau baru saja berbalik ke arahnya di depan pintu pagar, bergegas cepat ia memutarkan bola matanya ke arah pohon.
Di sekitar kawasan rumahmu, Eunsang menunggumu sambil memberikan makanan kucing liar di situ. Saat kau lewat kau kira itu hanya kebiasan baik dari lelaki itu. Kau pergi sambil terseyum dan sesaat kau sudah pergi ia menunggumu yang tak kunjung datang.
Saat melihatmu lama berdiri karena pertanyaan yang kau tak tahu, ia memperhatikanmu dari belakang dan ingin membantumu. Akhirnya pembelaan itu dapat diterima guru killer itu.
Saat kecil, ia lelaki yang membantumu saat hampir di terkam anjing liar dan Kini ia sukarela membantumu dan mengendongmu untuk pergi ke ruang UKS. Mungkin kau tidak perna tahu perasannya, sama halnya denganmu. Seiring berjalannya waktu, suatu hari nanti, kalian pasti akan saling memahami satu sama lain.

.
.
.
.
.
.
.
.

Selesai

CERPEN "ALL ABOUT PRIKI" || LEE EUNSANG Where stories live. Discover now