6. Di jodohkan

120 32 0
                                    

Aku benar-benar tidak ingin mengenal lelaki dan ingin menjalani kehidupan ku sendiri
Tapi...
.

.

.

.

.

.
Ibuku menjodohkan ku dengan lelaki pilihanya.

©Xeasyy

Di ujung sudut kota, aku berdiri di sebuah lantai tingkat 2 kamar ku sambil melihati bintang yang ada di langit.

"Aku takut seperti kebayakan orang lainnya! Lebih baik aku mati dari pada terus merasakan kesedihan di hidup ku" batin ku.

Keesokan harinya, aku sudah bersiap-siap mengenakan gaun yang ibu telah siapkan untuk ku.

Tibalah keluarga lelaki itu datang, lelaki dengan postur bandan tinggi dan wajah yang tampan membuat ku semakin takut dengannya. Bukan kah lelaki seperti dia menyukai orang yang cantik dan body yang bagus? Kalau bukan karena permintaan ibu mungkin aku tak akan bertemu dengannya.

2 minggu waktu yang terasa sangat cepat untuk ku. Sekarang aku telah mengenakan gaun pengantin berdiri bersampingan dengan lelaki itu. Selama aku dengannya, aku tak perna mendengar suaranya sedikit pun berbicara pada ku. APAKAH DIA JUGA SAMA SEPERTI KU? APAKAH IA RELA MELAKUKAN INI KARENA PERJODOHAN? YA TUHAN...

Sesampainya di rumah lelaki, aku yang baru saja ingin membuka gaun pengantin ku pun berhenti sesaat ia baru saja keluar dari kamar mandi menggenakan handuk setengah badan. Mata ku terbelak lebar. Segera aku memutar kepala ku. Ia hanya dingin tanpa menghiraukan aku yang hampir saja mati terkejut melihatnya.

Pukul 00.00 AM, mata ku terus terbuka dan ku lirik sedikit ke samping ku. Lelaki itu sudah tertidur.

Keesokan harinya, aku bangun menyiapakan sarapan dan melihat jadwal baju kerja yang akan gunakan hari ini. Tak lama ia bangun dan segera bersiap-siap. Setelah sarapan,

"Aku pergi!" Ucapnya dan segera pergi. Tepat di depan pintu, ia berhenti dan berbalik. "Gomawo," lalu pergi.

Aku menganga setelah mendengarkannya ia berbicara pertama kali. Suara lembut dan merdu membuat hati ku berdegub.

"Ah!" Aku mencoba menyadarkan diriku.

Malamnya, pukul 09.00. Ia belum juga pulang. Aku masih menunggu di ruang tamu. Tak lama aku pergi menuju dapur mencuci beberapa piring yang aku kenakan memasak makan malam. Makan malam masih utuh dan mulai mendingin menunggu kehadirannya. Perasaan ku mulai tak karuan. Perasaan apa ini?

Krek~ suara pintu terbuka

Aku masih sibuk mencuci piring, seketika seseorang datang memeluk. Spontan aku memutar badan ku.

"Lee Eunsang," ucap ku pelan.

Apa? Kenapa begini? Ah... ya tuhan. Apakah dia mabuk? Kenapa sedekat ini? Apa karena malam kemarin? Apa benar aku akan menjadi seorang istrinya sekarang?

Ia mendekat ke arah wajah ku dan,

"Sudah lama menuggu?"

Di meja makan,

Aku masih tak mampu melihatnya,

"Kau tak makan?"

Aku hanya mengelengkan kepala ku pelan. Ia pun memberhentikan tangannya dan,

"Maaf, tentang yang tadi,"

"Hehehe, tidak apa-apa,"

Semakin lama kami semakin dekat. Banyak hal yang ia lakukan untuk ku. Mulai dari perkerjaan rumah dan lainnya. Satu lagi, dia masih menjaga martabat ku.

Hingga pada akhirnya, seseroang datang. Ku lihat seorang perempuan dengan perut buntingnya.

Aku benar-benar terluka
namun,
.
.
.
.
.

Eunsang datang ke rumah dan terkejut melihat perempuan itu.

"Apa yang kau mau?!"

Aku terkejut setengah mati mendengar ucapnya.

5 tahun yang lalu, Eunsang di sukai oleh seorang ibu yang lain untuk di jadikan menantu. Eunsang menerima dan mulai perlahan memperlajari perempuan itu dan ternyata ia sudah mempunyai pacar. Eunsnang pun memutuskan hubungan itu baik-baik dengan ibunya.

"Maaf bu, mungkin aku bukan orang yang baik untuknya. Semoga ia bisa mendapatkan orang yang lebih baik dari ku.

5 tahun kemudian, Eunsang bertemu dengan ku di suatu tempat. Aku bisa di bilang orang yang dingin ke semua lelaki karena takut akan bernasib seperti perempuan lainnya, aku tidak menjaga image di depan kebanyakan laki-laki. Aku melakukan apa yang nyaman untuk ku dan satu lagi aku perna menghantam lelaki yang berani mencabuli ku.

"Maaf kan aku Eunsang, aku menyesal!" Kata perempuan itu.

"Aku sudah memaaf kan sebelum kau meminta maaf. Untuk cinta aku tidak sembarang mengutarakan hati ku. Pulang lah! Semoga kau bisa menemukan ayah yang baik untuk anak yang kau kandung.

Ternyata selama ini aku telah eunsang. Hingga ia mulai jatuh hati pada dan mencoba melamar ku.
Ternyata Eunsang adalah lelaki dingin dan melakukan hal yang baik ke semua orang. Awalnya aku kira dia bukan orang yang seperti itu.
Apakah benar ini persaan ku? Apakah aku tidak akan terluka lagi?

Aku dan Eusnang memulai lembaran baru dan benar-benar menjadi seorang suami-istri sekarang.




Selesai

CERPEN "ALL ABOUT PRIKI" || LEE EUNSANG Where stories live. Discover now