MUARA 28

10.9K 1.5K 464
                                    

I'm going under and this time I fear there's no one to turn to
This all or nothing way of loving got me sleeping without you
Now, I need somebody to know
Somebody to heal
Somebody to have
Just to know how it feels
It's easy to say but it's never the same
I guess...

—Someone you loved—

KAHYANG

Untuk diriku sendiri; semoga aku tetap kuat agar bisa tenang dalam menghadapi setiap cobaan yang menerpa. Dan untuk hatiku yang telah hancur berkeping-keping; semoga kamu tetap bisa utuh yah, meski kutahu menyusunmu kembali tidaklah mudah.

Pagi ini aku bertatap muka dengan Keanu saat ia keluar dari kamar. Ia memutari setiap sudut ruangan seperti orang kebingung. Ia menggaruk kepalanya yang basah sehabis keramas dan membuat rambutnya yang acak-acakan semakin terlihat berantakan.

"Yang...." ia menghampiriku yang sedang mempersiapkan sarapan. Bola matanya ke sana dan kemari. "Lihat handphone-ku nggak?"

Aku menatapnya sambil menahan napas. Tapi dia tidak menatapku dan masih seperti orang kelabakan. "Bukannya di charger ya?"

"Mmm, bukan yang itu..."

"Terus?" Jeda sejenak. "Memangnya kamu punya handphone lain selain yang di charger itu?"

Keanu berhenti mencari dan menatapku dengan mata melotot. "Ha?" Ia kembali menggaruk kepalanya. "Iya ya....," jawabnya dengan polos.

Lalu ia berbalik badan.

"Ini bukan?" Kataku.

Dia kembali membalikan badan menghadapku, lalu matanya melebar sempurna. "Loh kok...?"

Aku tersenyum. Entah kusebut sebagai apa senyumanku ini. "Loh kok?" Aku membalikkan kata-katanya. "Kamu nggak pernah bilang sama aku kalau punya dua Iphone?"

"Nanti akan aku ceritakan." Dengan entengnya dia berkata seperti itu sambil berjalan semakin dekat dan merampas Iphone-nya dari genggamanku.

Dia langsung mengotak-atik ponselnya. Aku hanya bisa berdiri di depannya dan melipat kedua tangan di dada.

Tetap tenang Yang... batinku terus memberiku nasihat agar aku tidak meledak-ledak di depannya. Aku ingin mendengarkan penjelasannya lebih dulu sebelum menghardiknya.

"Ini ponselku di laut," jelasnya dengan singkat. "Biasalah, buat kerjaan."

Aku nyengir. Dia menatapku.

"Kenapa Yang?" Tanya si bodoh di depanku ini.

Aku menggeleng. "Kerjaan penting yang bikin kamu balik ke Indonesia tanpa memberitahu aku? kerjaan penting yang bikin kamu beberapa hari ini terbang ke Makasar?"

Keanu terdiam kaku. "Ng... yang..."

Kuangkat kelimat jariku di depannya. "Kamu nggak perlu menjelaskan apapun lagi. Aku sudah tahu semuanya."

"Yang...." ia seperti orang kebingungan dan mendekatiku lagi. Aku mundur beberapa langkah.

"Please jangan mendekat, Nu. Kamu tahu...." aku menahan diri agar tidak menangis di depannya. Tuhan, kuatkan aku. Sungguh. "Kamu tahu gimana perasaan aku lihat isi chat kamu sama perempuan murahan itu? Kamu tahu gimana perasaan aku lihat foto suamiku tidur dengan perempuan lain? Bisakah kamu baca isi hati aku, Nu?"

Keanu menunduk. Laki-laki lemah di depanku hanya biaa menunduk dalam hening.

Aku menggeleng putus asa. "Kamu nggak bakalan bisa membayangkan gimana hancurnya hati aku, Nu. Gak akan."

TERBELAHNYA MUARA (segera terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang