14♡ Gentle Kiss

1.8K 189 8
                                    

Warning! PG 15 yaa!
---------------------------------------------------------

Kenangan saat dimana kamu memagutku

•••

"Nah, ini kamar kamu." Yerin membuka pintu kamar kakaknya yang sempat Taehyung tempati. Mereka berdua masuk ke dalam.

"Makasih, kak." Yoojung tersenyum. Ia langsung menghambur memeluk era Yerin. Yerin balas memeluk sambil mengusap lembut rambut dan punggung Yoojung.

"Kakak ada di kamar sebelah. Kalau kamu butuh apa-apa, langsung ke kamar kakak ya!" Kata Yerin.

"Iya, kak." Yerin dan Yoojung melepas pelukan mereka. Setelah menepuk kepala Yoojung dua kali, Yerin keluar dari kamar dan masuk ke kamarnya sendiri. Disana, Taehyung sudah duduk di tempat tidur sambil menatap sebuah figura. Yerin ikut duduk di samping Taehyung.

"Ini foto keluargamu?" Tanya Taehyung yang mengalihkan tatapannya pada Yerin.

"Iya. Tapi ayah dan ibuku meninggal karena kecelakaan lalu lintas dua tahun lalu." Timpal Yerin. Nada gadis itu terdengar sedih dan raut wajahnya pun berubah sendu. Taehyung merengkuh tubuh Yerin untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Maaf tidak ada di sisimu saat kau membutuhkannya." Sesal Taehyung.

"Ga masalah. Aku bisa mengatasinya." Balas Yerin. Gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu Taehyung.

"Kalau kau ingin menangis, menangislah."

"Aku bukan orang yang mudah menangis. Apalagi di depan orang lain." Jawab Yerin.

"Apa saya orang lain bagimu?" Taehyung sedikit tersinggung dengan ucapan Yerin.

"Bukan begitu. Aku ga bisa menunjukkan kelemahanku, Taehyung. Maafkan aku."

"Tidak apa-apa. Saya mengerti perasaanmu." Taehyung semakin menenggelamkan kepala Yerin di bahunya.

"Makasih, Taehyung."

Lama dalam posisi berpelukan, akhirnya mereka melepas pelukannya. Namun tidak berarti mereka memisahkan jarak.

"Kau orang yang kuat, Yerin. Orang lain mungkin tidak bisa seperti kau." Taehyung mengelus pipi Yerin berulang kali. Yerin hanya tersenyum sebagai balasannya.

"Kau merindukan orang tuamu?" Tanya Taehyung.

"Sangat. Aku mau bertemu mereka lagi. Masih banyak hal yang belum aku lakukan untuk mereka." Ujar Yerin lirih. Meskipun ia tidak menangis, namun hatinya merasa perih setiap mengingat orang tuanya. Seperti ada ribuan pedang yang menancap dengan kokoh dan membelenggu hatinya.

"Mungkin kehadiran saya tidak cukup membantumu menghilangkan rasa sedih di hatimu, tapi biarkan saya selalu ada di sisimu. Saya ingin menjadi orang pertama yang mendengar seluruh keluh kesahmu. Saya ingin menjadi orang pertama yang menghiburmu." Ucap Taehyung dengan mantap. Perasaan Yerin membaik mendengar penuturan Taehyung. Tanpa ragu Yerin mengangguk dua kali untuk mengiyakan pernyataan Taehyung. Lelaki itu spontan tersenyum tulus saat melihat jawaban Yerin.

Perlahan jarak mereka semakin menipis dan menipis sampai akhirnya bibir mereka saling menempel satu sama lain. Yerin sudah menutup matanya terlebih dulu, siap menerima apapun yang Taehyung lakukan padanya. Beberapa detik mereka saling menempelkan bibir tanpa ada gerakan lain, sampai akhirnya Taehyung melepaskan diri. Yerin pun kembali membuka matanya.

Saat melihat wajah Taehyung yang begitu dekat dengan wajahnya, Yerin merasa malu. Ia langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Kau kenapa? Apa saya melakukan kesalahan dengan menciummu?" Taehyung jadi khawatir sendiri. Namun Yerin menggeleng.

My Last Target (TaeRin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang