16. Something Different

Start from the beginning
                                    

Demi Tuhan, baru pertama kali ini Jerome pergi ke supermarket untuk berbelanja bahan makanan, apalagi ia kini juga mendorong troli seperti ini. Tapi apa boleh buat, daripada ia dicap sebagai suami kurang ajar dengan membiarkan istrinya mendorong troli belanjaan sendiri sementara dirinya berjalan santai di sebelahnya.

"Menurut lo mendingan yang ini, atau ini?"

Chelsea menunjukkan dua bungkus minyak goreng kepada Jerome. Tentu saja Jerome langsung mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Bedanya apa?"

"Gue biasanya beli yang ini, tapi di sini lebih mahal. Nah kalau yang kiri ini ada promo jadi murah."

"Ngapain beli yang murah-murah?" 

Jerome merebut minyak goreng dengan harga lebih mahal yang dimaksud Chelsea dan memasukkannya ke troli.

"Eh, tapi yang murah itu juga sama-sama bagus loh."

"Lo bisa cepet gak sih belanjanya gak usah lihat harga?"

"Loh kenapa? Selisih seribu dua ribu, itu juga uang loh, Jer. Kalau ada yang lebih murah dan sama-sama bagus, kenapa enggak?"

"Kelamaan."

Entah apa saja yang telah dimasukkan Chelsea ke troli belanjaan hingga kini hampir penuh. Yang jelas ini sudah setengah jam mereka berada di sini, dan masih belum selesai. Jerome hanya mengikuti kemana Chelsea pergi dan melihat wajah wanita itu saat memilih-milih sayuran.

"Gue suka bayam." Ujar Jerome secara tiba-tiba dan membuat Chelsea terkekeh mendengarnya.

"Lo Popeye?"

"Ya pokoknya gue suka bayam. Masakin gue bayam."

"Dimasak apa? Sup? Tumis?"

"Udah lama gue gak makan sup bayam. Terakhir waktu SD."

"Lo hidup di hutan sampai gak pernah makan sup bayam?"

"Gak ada yang masakin."

Chelsea akhirnya memperlihatkan Jerome seikat sayur bayam. Dan Jerome hanya mengangguk lalu menyuruhnya untuk membeli dua ikat sayur bayam lagi.

Saat di kasir, Jerome sempat protes karena antrian lumayan banyak. Tapi akhirnya ia mengeluarkan ponselnya dan mulai bermain game sebentar untuk mengusir rasa bosannya. Tapi tiba-tiba ia terganggu oleh obrolan sepasang suami istri di sebelahnya yang berisik. Tampaknya sama-sama pengantin baru, dan si wanita tengah berbadan dua.

Telinga Jerome tiba-tiba mencuri dengar saat mereka membicarakan sekardus susu ibu hamil yang akan dibeli mereka.

"Ini bagus loh sayang buat anak kita. Ada DHA dan kolin buat tumbuh kembang dan anak kita jadi pinter."

Jerome kemudian meliriknya. Sekardus susu ibu hamil itu berwarna merah muda, tapi mereknya tidak terlihat. Jerome memasukkan ponselnya ke kantung celana, lalu menoleh ke samping untuk melihat dengan jelas apa merek susu ibu hamil itu. Mungkin saja Chelsea butuh.

Ah tidak, yang butuh itu anaknya. Kan kalau anaknya jadi pintar, ia juga akan bangga? Iya, kan?

"Heh."

Jerome menepuk pundak Chelsea yang masih dengan sabar antri di depannya.

Chelsea menoleh dengan kesal, "Apa? Tinggal dua orang lagi. Sabar kenapa sih? Lo keluar aja deh lewat sana kalau gak mau ikut antri. Gue aja yang antri. Tungguin gue di mobil aja."

Padahal Jerome hanya ingin menawari Chelsea susu ibu hamil, tapi malah istrinya itu mengomel panjang.

Akhirnya Jerome tidak jadi berbicara, dan langsung mundur ke belakang meninggalkan Chelsea mengantri di kasir. Tapi bukan untuk pergi kabur, lelaki itu berjalan cepat mencari dimana tempat susu ibu hamil.

Perfect Strangers (✔)Where stories live. Discover now