08. Decision

3.4K 452 82
                                    

Jerome menutup mulutnya rapat selama ia melajukan mobilnya menembus jalanan ibukota, meskipun ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Setelah membuat pengumuman yang mengejutkan semua orang, kini ia harus bertanggung jawab mengantarkan 'calon istrinya' untuk pulang ke rumah dengan selamat. 

Tak ada yang memulai pembicaraan sejak awal. Mereka sama-sama diam dengan pikiran masing-masing.

Sebenarnya, Jerome juga tidak menyangka bahwa mulutnya kelewat batas mengatakan bahwa dirinya dan Chelsea berpacaran. Dan lebih parah lagi ia mengatakan tentang pernikahan. Itu semua di luar kendalinya, ia termakan emosi oleh Bara. Jerome hanya benci jika ia harus kalah 'lagi' dari manusia setengah buaya itu. Pada akhirnya, keluarlah pernyataan yang membuat terkejut semua orang yang ada di sana, termasuk Chelsea.

"Ada yang mau lo katakan sebelum gue turun?" ucap Chelsea seraya melepas sabuk pengamannya setelah mobil berhenti tepat di depan pagar rumahnya.

Jerome menghela napasnya dalam. Selama perjalanan tadi ia terus bergelut dengan pikirannya sendiri. Tidak  mungkin ia mundur atas perkataannya tadi di cafe. Ia harus bertanggung jawab menikahi wanita itu, seperti apa katanya tadi. Toh, selama beberapa hari ini ia sudah menyelidiki latar belakang keluarga Chelsea, kegiatan Chelsea dan juga ia sudah mendapat info terpercaya dari Julian dan Edo bahwa wanita di sebelahnya itu adalah wanita baik-baik.

Tidak ada alasan bagi wanita itu untuk membohongi Jerome soal kehamilannya. Chelsea sangat menyukai Bara, dan sangat tidak mungkin ia menginginkan pernikahan dengan Jerome. Jika soal harta, Jerome rasa tidak, karena Chelsea termasuk berkecukupan dan dia mempunyai bisnis sendiri. Ditambah wanita itu juga anak seorang pensiunan Jendral yang pastinya juga sangat menjaga nama baik keluarga.

Jadi, Jerome sudah tidak bisa mengelak lagi.

"Gue bakal tanggung jawab." ujar Jerome dan membuat Chelsea terhenyak beberapa saat.

Kini Chelsea yang malah dibuat membisu oleh perkataan Jerome. 

"Kita selesaiin ini secepatnya, sebelum perut lo makin membesar."

Chelsea kemudian menoleh pada Jerome dengan mata memerah. Jerome tahu, bukan dirinya saja yang terluka karena masalah ini, tapi juga Chelsea.

"Lo harus ketemu Ayah gue untuk minta ijin."

Jerome mengangguk menyutujui Chelsea. "Besok gue juga akan bilang ke keluarga gue."

Hening beberapa saat. Chelsea memainkan kukunya sambil menunduk. Kemudian wanita itu menoleh pada Jerome dengan tatapan sendu.

"Jer, gue minta tolong. Gimanapun caranya, lo harus bisa yakinin Ayah gue. Sekalipun lo harus berbohong dengan bilang lo cinta sama gue dan kita udah pacaran lama. Dan satu hal, jangan bilang tentang,ㅡ"

Perkataan Chelsea terpotong, ia tiba-tiba menunduk memandangi perutnya dan mengelusnya pelan. "Jangan bilang tentang dia."

Jerome mengerti. Orang tua mana yang tidak sedih jika mengetahui anaknya hamil di luar nikah. Chelsea pasti sangat takut ayahnya akan marah dan kecewa.

"Oke gue gak akan bilang ke Ayah lo."

"Ayah gue galak, Jer."

"Segalak apa? Bokapnya Reva di sinetron Anak Jalanan?"

"Lebih galak lagi. Asal lo tahu, Ayah gue pensiunan Jendral."

Jerome baru ingat bahwa Ayah Chelsea pensiunan Jendral. Sial.

Chelsea terkekeh, melihat Jerome yang langsung menutup mulutnya rapat. "Takut?" tanyanya.

"Ayah lo suka makanan apa?"

Perfect Strangers (✔)Where stories live. Discover now