Tiang Kembar

5K 227 9
                                    

bapak sehari2 bekerja sebagai tukang becak waktu gw kecil dulu, dan malam itu, bapak belum pulang dari narik, ibuk di rumah sendirian, menemani gw maen dauh singkong, hari sudah petang, di dalam rumah gubuk gw, tiba2 ada yg mengetuk pintu 

suaranya intens, dan itu jelas bukan bapak, tidak ada salam dan hanya ketukan pintu.

rumah gw masih menggunakan tembok bambu, sehingga ada celah ibuk buat mengintip apa yg ada di luar, rupanya kosong.

setiap ibuk kembali ke tempat gw, ada yg ngetuk lagi. hal itu terjadi terus 

sampai akhirnya ibuk membuka pintu dan benar saja, ibuk tidak melihat ada siapapun disana, di depan rumah gw ada pohon mangga, di lihatnya kesana-kemari masih tidak menemukan siapapun, pas ibuk balik, ibuk terlonjak kaget, rupanya, ada makhluk hitam besar, 

matanya menyala merah, bertaring dengan kuku jari panjang, tengah menggendong gw.

ibuk melihat gw tampak senang di gendong makhluk itu, ibuk menjerit keras namun makhluk itu menjambak ibuk dan membuatnya jatuh pingsan.

bapak pulang dan melihat ibuk sudah terkapar, 

namun anehnya, gw di temukan ada di dalam kamar, tertidur lelap di atas kasur.

malam itu sontak bapak langsung bertemu si mbah.

mbah gw ini adalah orang yg ilmunya cukup tinggi, gw biasa memanggil beliau mbah nang, yg artinya mbah lanang (mbah laki2) rupanya mbah nang baru 

saja melihat apa yg terjadi dari sebilah kerisnya, dan dengan wajah bingung mbah Nang mengatakan, makhluk itu di suruh oleh mas Didik.

hari itu juga, semua keluarga di panggil dan di kumpulkan untuk membahas hal ini, konon, de No membela mas Didik, sampai2 membuat bapak 

sangat marah.

karena nyawa gw rupanya dalam bahaya. bukan karena mas Didik, namun makhluk yg mengikutinya, ada hal yg membuat bapak khawatir, bahkan ibuk sampe mengusulkan untuk membawa gw jauh dari rumah itu, pulang ke rumah orang tuanya. 

disini, akhirnya di ambil jalan tengah.

de No, akan pergi sebentar, untuk bertanya pada Trah Tumerah.

sekembalinya de No, ternyata memang makhluk itu tidak ada sangkut pautnya sama mas Didik, karena rupanya kedatangan makhluk itu bukan atas perintah, melainkan keinginan sndiri 

sejak gw dan mas Didik di pisahkan, mas Didik seringkali kangen dengan gw, dan nganggap gw adik kandungnya sendiri, dan makhluk itu tidak tega melihat mas Didik tersiksa seperti itu, sehingga akhirnya makhluk itu seringkali mengunjungi gw 

masalahnya, stiap gw dekat sama mas Didik, gw pasti jatuh sakit dan sakitnya itu lama sembuhnya, bahkan gw sering sawan, disini, dukun beranak keluarga gw datang, beliau marah, kenapa dulu yg membantu persalinan bukan dia pada saat kelahiran gw, gara2 ini, gak ada yg tau siapa gw 

"MBAREP TUNGGAL iku yo tunggal, gak isok nok loro, isok nekakno balak" (seorang mbarep tunggal itu ya seharusnya cuma satu, gak boleh ada dua, bisa mendatangkan musibah)

dilain hal, gw gak bisa di apa2kan karena masih sangat kecil dan beresiko, setelah mencari2 jalan keluar, 

de No akhirnya, melakukan perwalian, jadi, perwalian itu semacam mengikat satu sama lain.

MBAREP TUNGGAL (KELUARGA JAWA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang