-serta keistimewaan seorang anak yg baru lahir, beliau juga lah yg dulu 12 tahun sebelum gw lahir telah menetapkan anak yg akan melanjutkan tradisi keluarga sudah lahir. hal ini, menjadi suka cita di keluarga gw, dia adalah "mas Didik" 

sebelum mas Didik, MBAREP TUNGGAL di sandang oleh pak de No yg merupakan generasi dari bapak.

pak de No adalah kakak kandung dari bapak, dan sejak kecil beliau memang paling berbeda, bisa di katakan, dewasa sebelum waktunya.

seperti de No, mas Didik juga memiliki perbedaan- 

-mencolok bahkan lebih condong ke megerikan, bahkan beberapa warga desa gw menganggap mas Didik itu anak yg aneh, gemar bermain sendiri dan tidak suka berkumpul dengan anak seusianya, namun yg membuat semua orang takut adalah ketika mas Didik meramalkan bahwa akan- 

-sebuah keluarga yg meninggal dengan cara ganjil. disini, kemampuan mas Didik sudah di akui oleh keluarga besar gw, padahal saat itu, usianya gak lebih dari 7 tahun. 

selama 3 hari berturut-turut, mas Didik duduk dan meamandang sebuah rumah, setiap di tegur si pemilik rumah. mas Didik akan mengatakan "onok geni mumbul" (ada api melayang2)

namun si pemilik rumah tidak mengerti apa maksud ucapan anak kecil itu. 

hal ini menjadi perbincangan banyak orang, sampai de No datang dan melihat, rupanya, ada banaspati di atas rumah itu.

Banaspati adalah bola api yg konon di miliki oleh mereka yg memiliki ilmu tinggi, masalahnya, banaspati sering di kaitkan dengan sebuah bencana, yg berujung- 

-kematian. 

de No menjelaskan pada mas Didik bahwa apa yg di lihatnya merupakan hal yg istimewa, tidak banyak bahkan oleh mereka yg bisa melihat untuk dapat menyaksikan Banaspati terbang kecuali mereka yg sudah di pilih langsung oleh nenek moyang kami. 

benar saja. keesokan harinya, salah satu dari orang yg tinggal di dalam rumah itu meninggal dengan cara yg ganjil, kulitnya melepuh di akhiri dengan borok dan nanah yg bau, de No menjelaskan segalanya, bahwa itu adalah kiriman dari seseorang yg tidak suka. 

sejak saat itu, keluarga besar kami, menganggap mas Didik lah penerus dari pak de No di keluarga kami, dan pada usianya ke 9, ada makhluk Hitam yg di percaya sebagai jelmaan Genderuwo yg mengasuh mas Didik, bahkan hingga sampai saat ini. 

Genderuwo yg mengasuh mas Didik kabarnya bukan genderuwo sembarangan yg biasa ada di bawah pohon pisang, namun Genderuwo ini berasal dari gunung yg jauh, yg tertarik dengan Getih anget mas Didik. sehingga akhirnya ia mengikuti mas Didik, menjaganya, dan juga mengikutinya. 

pak de No mengatakan, Genderuwo ini bukan Tiang kembarnya, karena kakek sy sempat takut, bilamana Tiang kembar mas Didik adalah makhluk ini.

GETIH ANGET, tidak dapat di kuasai sembarangan makhluk lelembut kecuali TIANG KEMBARNYA, hal itu berlaku pada mas Didik ini. 

namun semenjak adanya makhluk itu, mas Didik sangat di takuti terutama oleh anak2 desa sy, karena konon, bila mas Didik sakit hati atau marah, dapat menyebabkan bencana penyakit bagi yg menyakiti. 

selama 12 tahun itu semenjak kelahiran mas Didik tidak ada yg terjadi dengan keluarga sy, namun semua berubah setelah Bapak dan Ibuk bertemu, menikah dan kemudian sy lahir di dunia ini.

karena kata mas Akhiyat, saat sy masih bayi, yg selalu mengasuh dan tidak mau jauh2 dari saya 

-adalah mas Didik.

padahal, sebelumnya, mas Didik selalu menghindari kontak dengan anak2 lain ataupun orang lain, beliau juga di jauhi oleh warga desa sy, lalu, kenapa mas Didik selalu ada di samping sy yang masih bayi?

hal ini belum terjawab sampai saat ini. 

sejak kecil, gw terlahir dengan kondisi tubuh yg pesakitan.

sedikit2 badan gampang sekali panas, dan setiap malam gw selalu suka tertawa sendirian di samping bapak dan ibu yg tidur bersama2 dalam satu bayang (kasur), hal ini membuat bapak kadang penasaran 

pernah sesekali Ibuk, yg notabenya lebih sensitif dari bapak, suka mendengar suara tertawa yg menyerupai suara kuntilanak, apapun itu, setiap malam selalu saja ada yg datang dan membuat gw yg masih bayik tertawa 

hal ini segera di ceritakan kepada de No, dan ketika di terawang, de No begitu kaget, hampir di setiap sudut rumah gw, ada penghuni tak di undang, menunggu saat gw sendirian.

awalnya de No masih belum curiga dan menganggap hal itu biasa saja, karena umumnya, makhluk seperti itu- 

-memang gemar sekali menggoda bayi karena indera mereka masih sangat sensitif. inilah alasan kenapa bayi bisa melihat hal2 yg tidak dapat di saksikan oleh orang dewasa sekalipun, karena mereka masih di anugerahi dengan mata batin terbuka, seiring bertambahnya usia, mata batinya- 

-akan tertutup dengan sendirinya.

namun rupanya, de No tidak tahu menahu, bahwa gw berbeda dengan anak2 lain, semua di ketahui setelah kejadian yg menimpa gw di suatu tempat yg jauh. 

tradisi yg masih di lakukan keluarga besar gw adalah Arisan keluarga.

biasanya di adakan di setiap rumah anggota keluarga secara bergantian, dan pada hari2 khusus, acara ini di adakan di tempat2 yg jauh.

saat itu, katanya, gw sempat menghilang selama satu hari satu malam. 

berawal dari Arisan keluarga di rumah bu lek Sri, gw yg awalnya di asuh oleh sepupu perempuan gw, tiba2 menghilang begitu saja. disini, mas Akhiyat mengingatkan, "coba iling2 en, biyen awakmu sik umur 4 tahun, aku onok gok kunu yoan" (coba ingat2, dulu usiamu sudah 4 tahun- 

-dan kebetulan aku ada disana juga)

ketika mendengar itu, akhirnya pertanyaan gw selama ini terjawab. dulu gw sering memikirkan sesuatu, tentang sebuah pohon Keres (leci jawa) yg tumbuh subur, dimana dahan dan daunya sampai menempel di tanah, disana gw sedang bermain. 

"Mas, nggone onok wit keres e mboten?" (mas, apa tempatnya ada pohon keresnya?)

mas Akhiyat hanya menatap gw nanar, lalu berujar "yo nggok kunu awakmu di temokno ambek de No, sak durunge wes di goleki sedino bleng" (ya disitu kamu di temukan oleh de No, sebelumnya sudah di cari- 

-seharian penuh)

disitulah de No baru tau, bahwa gw sama seperti mas Didik, dan darisana juga, de No akhirnya paham, kenapa gw gampang sakit, rupanya, gw dan mas Didik tidak boleh di dekatkan satu sama lain, terutama gw, dimana mas Didik akan banyak mengambil yg di sebut jiwo 

sejak saat itu, gw gak boleh lagi dekat dengan mas Didik, namun, kabarnya, Genderuwo hitam itu, jadi lebih sering datang ke rumah gw, dan Ibuk lah yg menjadi saksi makhluk itu selalu datang menemui gw. 

MBAREP TUNGGAL (KELUARGA JAWA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang