Duniaku 17 (End)

40.6K 692 6
                                    

Tak terasa kandungan Rania memasuki bulan ke 7 perutnya semakin membuncit dan gerakannya semakin lamban. Setiap kali ia bergerak nafasnya selalu terengah hingga membuatnya lebih cepat lelah.

"Sayang kamu lagi apa?" tanya Steven padanya yang terduduk disofa dengan terengah.

Ya, hubungan mereka sudah membaik bahkan kini Steven semakin protektif dan posesif padanya. Jengah kadang dirasa Rania akibat rasa cemburu berlebihan suaminya.

Mana ada yang mau melirik wanita hamil besar seperti dirinya hingga harus membuat Steven siaga satu tiap kali mereka menghabiskan waktu bersama seperti makan malam berdua diluar. Tak ingin bertengkar karena hal sepele ia mengiyakan saja setiap keluhan suaminya.

"Aku mau kedapur tapi rasanya capek banget." jawab Rania dengan peluh dipelipisnya.

"Kamu mau apa biar aku ambilin ya. Mau makan minum apa mau ambil cemilan?" tanya Steven padanya.

Satu lagi, suaminya itu juga begitu memanjakannya dengan melakukan semua yang istrinya inginkan.

"Aku gak mau apa-apa Sayang tapi mau buatin kamu sarapan." jawabnya dan dalam hitungan detik Steven akan merepet seperti ibu-ibu arisan yang bawelnya melebihi nenek-nenek.

"Gak!! Apaan sih kamu? Udah dibilangin kamu jangan kerja berat kandungan kamu udah berat masih aja mau kesana kesini. Aku udah bilang ka..." Cup. Steven terdiam saat bibir Rania mengecupnya cepat.

Cara efektif untuk membungkam kebawelan suaminya itu dan benar saja, suaminya langsung terdiam seribu bahasa dengan senyum mengembang diwajah tampannya.

"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri gitu? Bikin serem tau gak." ujar Rania menatap suaminya ngeri.

"Lagi dong, masa cuma kecup sih?" pintanya manja.

Oh jangan lupakan tingkat kemesumannya juga bertambah. Rania memejamkan matanya menahan kesal, anaknya udah mau brojol masih aja mesum.

"Sayaaang..." panggil Steven padanya sambil merebahkan kepalanya dibahu Rania.

"Hem." istrinya hanya berdehem. Ia sudah tahu pasti kemana arahnya bila sang suami sudah bersikap manja seperti ini. Bahkan melebihi putri mereka. Duh!!

"Mumpung lagi sepi Sayang. Bik Asih lagi pulang kampung terus Cathy juga nginep dirumah Mama. Tinggal kita berdua aja." ucapnya menaik turunkan alisnya.

Kode keras saudara-saudara!!

"Stev aku capek banget semalam kamu gak inget udah berapa kali??" keluh Rania memprotes mengingatkan suaminya dengan tingkat kemesuman akut itu soal percintaan mereka semalam.

"Tahu kok tiga ronde kan?" jawabnya memperlihatkan 3 jarinya.

"Terus masih kurang???" tanya Rania mengusap lembut kepala Steven yang kini telah berada dalam pangkuannya.

"Gak kok udah puas tapi bukan itu." ujarnya memainkan kancing baju babydoll Rania tanpa sadar malah membukanya.

"Terus apalagi...??"

"Aku... Eem, Aku hauuuss Mommy." ucap lelaki itu memasang puppy eyes memasukkan tangannya kedalam baju istrinya dan meremas lembut bongkahan daging yang semakin membesar sejak kehamilan istrinya bertambah.

"Mau minum susu.." lanjutnya sambil mengeluarkan bongkahan itu dari sarangnya mengusap pucuknya yang menegang sempurna karena rangsangannya.

Menghela nafas lelah lalu ia mengiyakan keinginan suaminya itu yang akan segera menjelma menjadi bayi besarnya.
Menuruti perintah suami itu wajib hukumnya kan???

Senang, Steven menaruh bantal kecil di atas paha Rania lalu memposisikan dirinya agar tepat berhadapan dengan benda bulat kenyal kesukaannya itu lalu melahapnya rakus, menghisap dengan kuat bagaikan bayi yang kehausan.

"Pelan-pelan aja Sayang gak ada yang rebut kok, aaah..." desahnya lalu meringis saat putingnya digigit pelan oleh bayi besarnya itu.

Rania meringis setiap kali lelaki itu menggigit serta menarik pucuknya gemas, namun juga nikmat hingga ia mendesah menikmatinya.

"Enak Sayang, beneran ada susunya sekarang." ujar Steven kemudian melanjutkan lagi kegiatannya.

"Sayang pindah kamar aja yuk, aku ngantuk biar sekalian tidur." pinta Rania yang sudah menguap berkali-kali. Meski tak rela karena kegiatannya terganggu namun ia segera bangkit dan menggendong tubuh ibu hamil itu menuju kamar sementara mereka di lantai satu dekat dengan ruang keluarga.

"Jangan di tutupin aku masih mau." seru Steven saat Rania ingin memasukkan kembali gundukannya kedalam sarangnya.

###

Waktu melahirkan semakin dekat kini hanya menghitung hari saja. Rania semakin susah bergerak dengan leluasa, ia merasa dirinya adalah siput karena lambannya dalam bergerak. Terkadang ia menangis bila melihat bentuk tubuhnya dalam cermin, takut bila Steven akan berpaling setelah ia melahirkan nanti. Namun pemikirannya segera ditepis oleh Steven yang mengatakan meskipun tubuhnya tak kembali langsing seperti dulu dirinya tetaplah Ratu dalam hati juga hidup Steven.

"Mommy kapan dedek bayinya lahir?" tanya Catherine padanya.

"Segera Sayang, kamu udah gak sabar ya?" ujar Rania padanya.

Tiba-tiba ia merasakan perutnya mulas tak tertahankan ia juga merasakan air merembes melalui sela kakinya membuatnya menjerit memanggil bik Asih.

"Bik Asiiiihhh!!" jerit Rania, bik Asih yang mendengar jeritan Nyonya mudanya tergopoh-gopoh menghampiri.

"Ada apa Nyonya kenapa teriak?" tanya bik Asih khawatir.

"Bibik Mommy ngompol." jawab Catherine dengan polosnya sambil menunjuk arah kaki Rania yang basah.

"Duh Gusti itu bukan ngompol tapi air ketubannya pecah." seru bik Asih melihat air yang membasahi baju Rania.

"Aaarghh sakit biik..!! Huh hah huh hah.. Aargh!!!" jerit Rania kesakitan.

"Sa-sayang kamu telpon Dad-daddy ya, bilang kalau Mommy mau melahirkan. Huh hah huh hah." pinta Rania pada putrinya agar segera menghubungin suaminya.

"Ayo Nyonya kita ke rumah sakit mobil sudah siap." ajak bik Asih membantu Rania bangkit dari duduknya berjalan perlahan menuju mobil dengan rintihan.

###

William Sarah Catherine juga bik Asih cemas menunggu di depan ruang bersalin, sementara Steven didalam sana menemani istrinya melahirkan.

"Aah sakit Sayaaang.."'rintihnya mencengkram erat tangan suaminya, tak tega ia melihat istrinya merintih kesakitan seperti itu meminta Shakira untuk melakukan operasi caesar pada Rania.

"Ra operasi aja ya gue takut mereka kenapa-kenapa." ucap Steven bergetar. Ia sebenarnya trauma dan menolak Rania untuk melahirkan normal tapi Rania kekeh melahirkan normal ditambah lagi catatan kesehatan bagus Shakira juga memilih opsi normal.

"Kamu kuat Sayang sedikit lagi anak kita lahir, jagoan kita akan lahir." bisik Steven pada Rania memberikan kata semangatnya.

Teriakan juga rintihan terdengar hingga akhirnya...

Oek.. Oek.. Oek..

Suara tangisan bayi nyaring terdengar menandakan jagoan mereka telah lahir.

"Selamat ya Stev, Nia. Anak kalian laki-laki lengkap dan juga sehat." ucap haru Shakira saat ia menyambut kelahiran bayi itu.

Keanu Raven Alexander.

Di ambil dari nama aktor Hollywood kesukaan Rania, Keanu Reeves Raven dari nama mereka berdua Rania Steven dan Alexander nama keluarga Steven.

Lengkap sudah kebahagiaan Steven. Kini ia memiliki dua anak Catherine juga Keanu jangan lupakan istri hebatnya.

Semua keluarga bahagia mendengar kelahiran putra bungsu mereka. Meski ini adalah putra pertama Rania tapi baginya Keanu adalah putra bungsunya karena putri sulungnya tentu saja Catherine.

###

tbc.

tamat.

Dialah DuniakuTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon