Duniaku 7

49.5K 824 4
                                    

Mobil Steven melaju membelah jalanan dikegelapan malam, meski waktu masih menunjukkan pukul 7 malam namun jalanan terlihat sepi setelah hujan mengguyur bumi.

Tak lama mobilnya berhenti di lobby sebuah rumah sakit khusus ibu dan anak, dengan cekatan ia menuntun Rania keluar dan memintanya menunggu sementara ia memarkirkan mobilnya.

Sepuluh menit kemudian ia telah bergabung dengan Rania yang sudah lebih dulu mendaftarkan diri.
Rasa kantuk tiba-tiba menyerangnya membuatnya menguap berkali-kali. Lelah itu yang dirasakannya sekarang hingga kepalanya terkulai lemah dibahu Steven. Dengan lembut jemari Steven mengusap lengan Rania hingga sebuah suara menggema memanggil namanya.

"Ny. Rania Kirana" panggil seorang suster, segera Steven menggamit jemarinya dan berjalan bersama memasuki sebuah ruangan poli kandungan.

"Selamat malam silahkan du.. Steven!?" sapa dokter dalam ruangan itu namun terkaget setelah melihat siapa pendamping calon pasiennya.

"Shakira??" ujar Steven menatap wanita didepannya tak percaya bahwa itu adalah sahabat lamanya Shakira Anindita atau tepatnya dr.Shakira A. Sp.O.G

Shakira bangkit dari duduk menghampiri mereka dan memeluk erat Steven membuat mata Rania membola tak percaya.

"Apa kabar kamu, makin ganteng aja sih Ven." tanya Shakira yang masih menggenggam erat tangan Steven dengan wajah berseri.

"Aku baik Ra, kamu sekarang jadi dokter kandungan? Impian kamu tercapai ya." jawabnya terkekeh tak percaya bahwa wanita didepannya ini berhasil menggapai mimpinya menjadi dokter kandungan. Alasan dibalik impian itulah yang membuat Shakira berjuang mati-matian hingga ia berhasil seperti sekarang.

"Eh gimana masih suka ketemu atau kontak anak-anak yang lain gak?" tanya lagi Shakira padanya hingga sebuah deheman keras terdengar menginterupsi acara reunian dadakan mereka.

"Sayang kenalin ini Shakira teman SMA ku dulu, gak nyangka ketemu disini." ucap Steven mengenalkan mereka, Rania tersenyum mengulurkan tangannya sementara tangan satunya menggenggam erat lengan atas Steven.

"Hai aku Shakira. Eh iya silahkan duduk. Btw ini istri kamu Ven?" seru Shakira mempersilahkan mereka duduk.

"Iya Ra, kita kesini mau periksa nih soalnya tadi sore Rania muntah-muntah." jawab Steven yang mengiyakan pertanyaan Shakira perihal status Rania.

"Oh gitu, udah berapa kali muntahnya dan udah dites?" tanya Shakira pada Rania yang kembali bersikap profesional.

"Baru sekali tapi lumayan menguras isi perut dan udah dites minggu lalu hasilnya positif." jawab Rania membeberkan kejadian mual muntahnya.

"Kapan terakhir kamu mens tanggal selesainya, bla bla..." setelah menanyakan perihal tanda-tanda kehamilannya Shakira meminta Rania berbaring di ranjang pasien.

"Kita periksa dulu yuk. Kamu juga kalau mau lihat boleh kok." Shakira meminta Rania berbaring dan menuangkan gel di atas perutnya setelah menyingkap bajunya ke atas.

Nampaklah sebuah bulatan kecil dilayar monitor menandakan keberadaan janinnya. Hasil USG menunjukkan bahwa usia kandungan Rania memasuki dua minggu.

Setelah memberikan nasihat dan wejangan apa-apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan & dimakan oleh ibu hamil Shakira pun menutup sesi periksanya yang mana kebetulan Rania adalah pasien terakhirnya.

"Jadi kami masih boleh melakukan itu kan Ra?" tanya Steven ambigu namun semua paham maksudnya.

Rania mencubit paha Steven membuat pria itu meringis kesakitan.

"Auh Sayang sakit." keluhnya mengusap pahanya akibat cubitan maut Rania.

"Masih boleh kok Ven tapi di atur frekuensi dan jaraknya ya, kasian dedeknya kalau keseringan dijenguk
Ayahnya takut kontraksi dini." jawab Shakira.

Dialah DuniakuWhere stories live. Discover now