Duniaku 15

32.4K 662 4
                                    

Steven melajukan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata, panik itulah yang dirasakannya saat ini.
Bagaimana tidak bila saat pulang kerumah ia mendapati lembaran foto dan video syur dirinya dengan wanita jalang yang sialnya pernah menjadi penghangat malam-malamnya di atas ranjang bahkan ia sempat begitu memujanya karena kelihaiannya dalam memuaskan dirinya dan kini wanita itu jugalah yang membangkitkan sisi gelap dari seorang Steven Williams Alexander II.

Ponselnya berdering disela-sela ia mengendarai mobil dengan kesetanan. Tangisan pilu putrinya semakin membuat kepalanya sakit belum lagi dengan dunianya yang masih setia memejamkan matanya.

Disana, dikursi belakang masih terbaring lemah istrinya dengan kepala berada dipangkuan bik Asih sementara putrinya berada di sudut dengan memangku kaki sang bunda dengan derai airmata dan suaranya yang membuat Steven semakin merasa marah sedih juga bersalah diwaktu bersamaan.

"Catherine tolong berhenti menangis kepala Daddy sakit!" serunya dengan nada tinggi dan berhasil membuat tangisan sang putri berhenti meski sesekali masih terdengar sesegukannya.

Ponsel sialan itu masih berbunyi dan dengan satu tangannya ia memasang earphone ditelinganya dan menjawabnya dengan bentakan tanpa melihat siapa penelepon itu.

"Apa!!?" bentaknya namun ia kembali melihat ponselnya saat melihat nama sang Ayah disana.

"...."

"Aku belum tahu Pa, kami masih dalam perjalanan." jawabnya terdengar ketakutan dan lelah dari suaranya.

"...."

"Ya segeralah menyusul, katakan pada Mama jangan khawatir semoga semuanya baik-baik saja." jawabnya meminta sang Ayah menenangkan ibunya yang terdengar menangis diseberang sana.

"...."

"Hem, akan kukabari secepatnya. Aku tutup dulu." Klik. Steven memutuskan sambungannya dan kini mobilnya telah memasuki area lobby UGD sebuah rumah sakit ibu dan anak.

Dengan segera ia keluar memanggil perawat untuk membawakan brankar atau ranjang rumah sakit lalu perlahan menggendong Rania dan meletakkannya perlahan disana. Para perawat itu segera membawa Rania menuju ruangan UGD disambut beberapa tenaga medis lainnya. Tak lama seorang wanita berpakaian putih berlari kearahnya menanyakan perihal kejadian terjadinya Rania pingsan.

"Gimana sih kejadiannya kok bisa sampai pingsan Rania..??" tanya dokter itu yang tak lain adalah Shakira lalu teman sejawatnya menyusul sepertinya seorang dokter umum karena ia langsung menangani Rania.

"Gue gak tahu gimana persisnya. Gue pulang karena denger dia nangis pas telepon gue sampai dirumah bik Asih bilang kalau Rania pingsan." ujar Steven menjelaskan kronologi kejadian meski tak semuanya.

"Dr. Shakira..!!" panggil dokter yang tadi menangani Rania.

Segera saja Shakira berlari diikuti oleh Steven dibelakangnya.
Saat ingin mengikuti Shakira masuk ruangan seorang suster menahannya.

"Maaf Pak dilarang masuk." ujar suster tersebut.

"Saya mau lihat keadaan istri Saya." desisnya namun tetap dirinya tertahan diluar dan tak ingin mengganggu ketenangan akhirnya ia mengalah dan menanti diluar dengan cemas.

"Steven bagaimana!?" sebuah suara berat memanggilnya dan itu adalah William beserta istrinya dengan Cathy digendongannya yang masih menangis.

"Mommy wake up..." tangis lirih Cathy terdengar ditelinga Steven segera ia meraihnya dan menenangkan putrinya.

"Ssh.. Mommy will be alright Sweetheart. She'll wake up soon." ucap Steven mencium lembut kepala gadis kecilnya.

"I'm scare Daddy.. hiks hiks.."  masih melirih ia memeluk sang Ayah dengan isakan kecilnya.

Dialah DuniakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang