"Ah tidak apa-apa. Kau dan Jimin adalah temanku. Jadi bagaimana bisa aku disebut temanmu jika aku tidak menjengukmu saat ini. Bagaimana keadaanmu saat ini?"
"Aku sudah merasa baikan sekarang."Jawab Dahyun.
"Seulgi-yya? aku kira kau tidak akan kesini."Kata Jimin yang baru saja datang membawa jinjingan makanan.
"Aku kan temannya juga."Jelas Seulgi. "Kenapa kau tidak memberitahuku jika Dahyun masuk rumah sakit?"
"Aku bahkan tidak peduli pada ponselku."
"Sepertinya kau benar-benar mengkhawatirkan Dahyun."
"Tentu saja."Jawab Jimin. "Kau harus istirahat sekarang."
"Baiklah. Aku akan tidur sekarang. Tapi janji jangan pernah meninggalkanku."Kata Dahyun.
"Tenang saja, aku akan tetap disini."
Dahyun akhirnya memejamkan matanya saat ini. Meski matanya tertutup, telinganya masih bisa mendengar saat ini. Terutama pembicaraan antara Seulgi dan Jimin.
"Aku akan mengakhiri semua kepura-puraan ini. Aku sudah lelah."Perkataan Jimin itu benar-benar membuat Dahyun sangat terluka. Bagaimana tidak? jika Jimin lelah dengan semua hubungan pura-puranya, lalu kenapa dia terus mengatakan kata-kata cinta padanya?
"Lalu?"
"Aku ingin bersamamu."Kata Jimin yang membuat Dahyun semakin ingin menangis saja saat ini.
"Apa ini adalah balasan untuk semua yang telah aku lakukan untukmu?"Gumam Dahyun dalam hatinya. Setelah itu dia memaksakan dirinya untuk terlelap tidur sehingga dia tak mendengar lagi percakapan apa yang ada diantara Jimin dan Seulgi saat itu.
Flashback off
"Dahyun-ah, kenapa kau bersikap seperti ini padaku?"Tanya Jimin. "Setidaknya katakan padaku jika memang aku melakukan kesalahan."
"Aku ingin mengakhiri hubungan pura-pura yang ada diantara kita berdua. Aku lelah terus berpura-pura sebagai nyonya Park Jimin. Aku hanya Kim Dahyun. Kim Dahyun."Jelas Dahyun yang membuat Jimin terkejut. Sebenarmya apa yang terjadi pada Dahyunnya itu saat ini. Seingatnya, Dahyun tampak baik-baik saja selama dirumah sakit.
Dahyun berjalan meninggalkan Jimin saat ini sambil menangis. Rasa sakitnya benar-benar sudah tidak bisa tertahan lagi saat ini. Dia pikir Jimin memang mencintainya. Ternyata tidak. Jimin malah ingin bersama Seulgi.
"Kenapa ini harus terjadi padaku? aku mencintainya."Gumam Dahyun dalam hatinya. Dia terus berjalan tanpa mempedulikan Jimin yang terus menerus memanggil dirinya. Dahyun merasa kalau mengakhiri semuanya dengan cepat akan lebih baik saat ini.
Sementara saat ini, Tzuyu dan Jungkook benar-benar bertengkar hebat. Sebenarnya hanya permasalahan yang sepele yaitu Mingyu. Tzuyu memang sengaja mengangkat Mingyu sebagai karyawan di cafe nya karena tidak mungkin dia menjalankan cafe miliknya itu sendirian.
"Aku sudah mencintaimu selama ini. Tapi apa balasan oppa padaku? tidak ada. Kau hanya sibuk dengan duniamu. Bahkan kau hanya pulang satu kali seminggu. Lalu kenapa kau mempermasalahkan soal Mingyu?"Tanya Tzuyu.
"Aku bukan keluyuran saat tidak pulang. Aku bekerja."
"Memangnya aku tidak tahu? kau berjalan dengan wanita lain bahkan menggunakan ATM milikku. Apa itu pantas?"Tanya Tzuyu.
"Oh jadi kau tidak ingin membagi kartu ATM mu? baiklah, kita berpisah saja."Kata Jungkook. Tzuyu hanya mendongakkan kepalanya berusaha menahan tangisnya.
"Baiklah, mulai detik ini. Kau dan aku bukan lagi suami istri. Satu hal yang perlu kau ingat, Jeongsan akan terus bersamaku."Kata Tzuyu.
"Aku ayahnya. Lalu kenapa aku tidak bisa bersamanya?"
"Apa seorang ayah membiarkan anaknya tumbuh besar hanya bersama ibunya? Lebih baik kau pergi saja."Kata Tzuyu.
"Baiklah."Kata Jungkook dengan penuh emosi. Mungkin inilah yang menjadi permasalahan utama Tzuyu dan juga Jungkook. Kesalahan itu. Jika kesalahan itu tidak terjadi, mungkin mereka tidak akan mengalami semua ini di usia mereka yang masih sama-sama muda.
*
*
*
Dahyun saat ini hanya diam didekat pintu sambil menggenggam sekaleng bir ditangannya. Dia tak peduli meski saat ini dia baru saja sembuh sakit. Memutuskan hubungan pura-pura ini benar-benar membuatnya merasa kalau dia saat ini memutuskan hubungan aslinya.
"Dahyun?"Hanbin yang baru datang itu terkejut dengan keadaan Dahyun saat ini. Dia kemudian menuntun Dahyun untuk duduk di sofa.
"Kau baik-baik saja?"
"Aku merasa sakit Hanbin-ah. Benar-benar sakit."Kata Dahyun.
"Berhenti minum."
"Bagaimana aku bisa berhenti? jika aku berhenti, aku hanya akan mengingat rasa sakit itu."
cklek
Hanbin menoleh ke arah pintu. Kali ini Tzuyu datang dengan keadaan yang sama mengkhawatirkannya dengan Dahyun.
"Aish, apa kalian berdua janjian untuk seperti ini di waktu yang bersamaan?"Tanya Hanbin.
"Aku dan Jungkook oppa akan berpisah."Katanya dengan tatapan lurusnya. Dia kemudian merebut kaleng bir yang ada ditangan Dahyun kemudian meminumnya.
"Kau serius?"Tanya Dahyun tak percaya.
"Dia yang mengajakku berpisah."
"Aku juga berpisah dengannya."
"Jimin?"
"Iya. Ah, kenapa nasib kita berdua malah serupa seperti ini?"Tanya Dahyun.
*
*
*
Dahyun dan Tzuyu sudah tertidur saat ini. Setelah mereka curhat dan minum selama semalaman, kini akhirnya mereka berdua tertidur dengan lelap. Hanbin melirik ke arah ponsel Dahyun dan juga Tzuyu yang ada diatas meja. Kedua ponsel itu terus bergetar dengan nama Jimin dan juga Jungkook yang terpampang dikedua ponsel itu. Hanbin memutuskan untuk tidak mengangkatnya karena dia tidak ingin menambah masalah kedua wanita yang sudah lama menjadi sahabatnya itu.
"Dahyun-ah, tolong angkat telponnya."Gumam Jimin sambil terus berusaha menghubungi Dahyun.
TBC♡
2 Nov 2019
YOU ARE READING
안녕 [DahMin]✔
Fanfiction"Aku tidak tahu kau menyapaku atau mengucapkan selamat tinggal padaku."~안녕-2019 terinspirasi dari drakor 'Her Private Life(2019)'
Misunderstanding
Start from the beginning
![안녕 [DahMin]✔](https://img.wattpad.com/cover/202337405-64-k202454.jpg)